Mubadalah.id – Tampaknya tahun 2025 membentuk tonggak sejarah baru. Pasalnya, di beberapa negara rakyat memulai demonstrasi besar-besaran guna menyampaikan aspirasi suara rakyat yang telah jemu pada kebijakan pemerintah. Termasuk di Nepal, yang pada akhirnya memilih Sushila Karki sebagai Perdana Menteri baru melalui pemilihan di discord.
Nepal adalah negara di bagian Asia Selatan, berada di kawasan Pegunungan Himalaya yang menjadi perbatasan antara India selatan, timur, barat, dan Tiongkok bagian utara. Nepal kita kenal sebagai napak tilas gunung tertinggi di dunia, gunung Everest. Lalu, apa yang terjadi di Nepal selama pekan-pekan ini?
Demonstrasi Generasi Z
Pada 8 September 2025, ribuan orang di Nepal turun ke jalan, lebih banyak gen Z karena mereka yang memprakarsai tujuan demo ini. Mereka mengadakan aksi demonstrasi kepada pemerintah ialah sebagai protes atas ketidaktepatan pejabat dalam menggunakan jabatan. Serta korupsi, dan nepotisme yang berkembang secara kasat mata hingga dianggap sebagai penyalahgunaan kekayaan negara.
Sebenarnya aksi ini ialah unjuk rasa dari perasaan-perasaan gen Z Nepal yang melihat anak-anak dari pejabat politisi seringkali mengunggah suatu postingan yang berbau pamer kekayaan. Kekesalan pun menumpuk ketika dua hari sebelum demonstrasi. Terdapat salah satu influencer aktivis lingkungan mengunggah di media sosial mengenai video tambang di pegunungan paling rapuh di kawasan tersebut.
Dalam videonya pula, ia menuliskan bahwa sumber daya Nepal harus rakyat miliki, bukan perusahaan terbatas milik politisi. Seruan seperti ini pun makin sering tersebarkan oleh kekuatan media sosial gen Z yang berakibat pemerintah menetapkan larangan bermedia sosial pada 26 platform. Inilah yang menjadi percikan api pada perasaan gen Z yang semakin berang dan beramai-ramai turun ke jalan.
Kerusuhan yang Berhasil Meruntuhkan Rezim
Sayangnya, yang semula unjuk rasa terasa damai dan tentram. Ketika menjelang tengah hari semakin banyak demonstran yang datang. Menurut kesaksian salah satu gen Z yang mengikuti demo, para demonstran yang datang di siang hari tampak berperawakan lebih tua, tidak seperti gen Z, dan mereka pun bertindak lebih anarkis.
Rangkaian protes tersebut memberikan kerugian hampir setengah pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nepal. Tidak terhitung berapa gedung pemerintah, rumah politisi, serta hotel-hotel mewah yang terjarah dan dibakar. Mereka juga mengarak-arakan politisi, ditelanjangi.
Bahkan istri dari salah satu menteri menjadi salah satu korban yang meninggal dunia, terbakar di rumahnya. Terdapat juga 72 demonstran yang meninggal dunia. Demonstrasi tersebut tercatat sebagai kerusuhan paling mematikan dalam beberapa dekade.
Dalam kurun waktu 48 jam, demontrasi yang gen Z prakarsai dapat menumbangkan rezim dan menggulirkan Perdana Menteri KP Sharma Oli. Tak berselang beberapa waktu, mereka pun kembali menuai gerakan dengan memilih Sushila Karki sebagai Perdana Menteri yang baru lewat media discord, sebuah platform komunikasi.
Mengenal Sushila Karki, Perdana Menteri Nepal yang Baru
Sushila Karki ialah perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Hakim di Mahkamah Agung Nepal. Ia bukanlah politisi. Kebijakannya terkenal keras melawan kasus-kasus korupsi. Integritas yang ia dedikasikan atas upaya untuk memberantas korupsi di negaranya menarik perhatian dan menjadi favorit bagi para aktivis generasi Z.
Sushila Karki menjadi momok bagi pejabat penyeleweng aturan, ia kerap mendapatkan intimidasi yang tak menyenangkan dari berbagai pihak yang mencintai cacat hukum. Pada tahun 2016, para anggota parlmemen dari partai Nepali Congress dan CPN mengajukan mosi pemakzulan terhadap Karki.
Mosi tersebut membuat Karki mendapatkan skors dan membuat kepala lembaga antikorupsi saat itu terdiskualifikasi. Namun, tak lama kemudian kejadian tersebut memicu kemarahan publik dan mendapatkan protes demi membela independensi peradilan. Membuat Mahkamah Agung menghentikan mosi pemakzulan tersebut.
Maka, dengan terpilihnya Karki menjadi Perdana Menteri Interim Nepal yang baru. Harapan yang gen Z inginkan ialah terciptanya rezim yang berkualitas dan berpihak pada rakyat. Sebagai perempuan, Sushila Karki tentunya memberikan kualitas, identitas, dan integritas yang tak main-main dalam memainkan peran terpenting sebagai kepala negara. Membuktikan bahwa pemimpin perempuan bisa lebih baik daripada kebanyakan pemimpin laki-laki. []