Mubaadalah.id – Sudah bukan zamannya lagi santri hanya bisa mengaji atau membaca kitab kuning saja. Namun mereka dibekali juga pemahaman sekaligus mempraktikkan tentang prinsip kerja sama dalam bidang apapun di sebuah pendidikan keagamaan.
Tempatnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falah (Mifa), tepatnya di Kampung Awi Hideung, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Ponpes tersebut merupakan salah satu pesantren Salafiyah yang membekali para santrinya agar mahir mengelola prinsip kerjasama dalam bidang apapun.
“Di sini semua santri dan santriyah selalu diajarkan oleh dewan-dewan (guru) kiai kami untuk saling kerjasama, baik dalam kerja bakti, mengelola kebun sayuran, bersih-bersih dan lain-lain. Hal ini sudah ditanamkan sejak pertama di dirikannya pesantren Mifa,” tutur salah satu alumni Pondok Mifa, Fitri Nur’ajizah kepada Mubadalahnews, Selasa, 21 Mei 2019.
Pondok pesantren dalam asuhan Kang Cecep Muslih dan Lilis Mudrikah, kata Fitri, dengan pelajaran tersebut, membuat para santri sudah terbiasa untuk bekerja bersama-sama ketika membangun sesuatu.
“Kebetulan hari ini kami para santri putri di minta untuk membantu mengangkat bahan-bahan bangunan. Sedangkan santri putra melayani tukang bangunannya,” katanya.
Di samping itu, tradisi bulan ramadhan juga prinsip kerja sama dipraktikkan di pesantren, seperti bersih-bersih masjid dan bangunan pondok setelah pengajian usai.
“Di Mifa setiap hari santri membereskan masjid dan madrasah yang merupakan tempat ngaji, dan bersih-bersih itu dilakukan secara bergantian,” ucapnya.
Dengan prinsip kerja sama yang selalu dilakukan tiap hari ini, lanjut Fitri ini adalah hal yang tidak biasa di pondok pesantren salaf lainnya.
Sebab, selama ini, lanjutnya, selalu dihadapkan dengan pemahaman bahwa pekerjaan yang urusannya bersih-bersih pasti di lekatkan kepada perempuan. Sedangkan hal-hal yang lebih berat seperti mengangkat-ngangkat pasti harus dilakukan oleh laki-laki.
“Pemandangan di pondok Mifa menyajikan hal yang sebaliknya, dan hal itu baik-baik saja. Tidak ada istilah dunia terbalik. Karena pada hakikatnya Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tugas yang sama, sehingga di tuntut untuk saling bekerja sama,” tukasnya. (RUL)