Mubadalah.id – Cherbon Feminist dan Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) bekerja sama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Manarul Huda menggelar pelatihan jurnalisme pesantren di Ponpes Manarul Huda, Kampung Sangiang Kulon, Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jumat, 20 April 2019. Santri diharapkan bisa menulis.
Kontributor Mubadalah, Fitri Nur’ajizah berharap para santri tidak hanya menghafal kitab-kitab kuning atau klasik. Namun para santri bisa menuliskan kembali setiap pelajaran dan pengajian yang telah disampaikan oleh ustadz-ustadzahnya.
“Besar harapan saya sebagai alumni Ponpes Manarul Huda, para santri tidak hanya mampu menghafal hadis-hadis, nadzoman atau pun nahwu sharaf, tetapi mampu menuliskan ulang dengan baik,” kata Fitri.
Menurutnya, pengajian di pesantren yang disampaikan lewat ucapan atau omongan itu biasanya cepat lupa, berbeda jika dituliskan. Kalau ditulis, kata dia, sampai kapan pun orang bisa membaca dan mendapatkan pengetahuan lewat tulisan tersebut.
“Kita harus banyak menulis, dalam artian menulis apapun. Misal tulisan refleksi pengajian atau apapun. Maka tulisan itu akan dibaca oleh orang lain, otomatis orang yang membaca tulisan kita akan menjadi pengetahuan baru untuknya,” tuturnya.
Fitri menyampaikan, sebagian santri masih mengalami kesulitan dalam menulis, terutama soal tema apa yang mau diangkat kepada pembaca. Meski demikian, kendala tersebut tidak menyurutkan semangat para santri untuk belajar menulis.
Fitri pun berharap para santri tidak putus semangat dalam menulis. Sebab, dengan menulis seseorang bisa menyampaikan pendapat, perasaan atau pun kejadian yang dialami.
“Ada satu pepatah yang mengatakan kalau kamu bukan anak seorang raja dan bukan anak seorang ulama besar maka jadilah seorang penulis. Jadi menulislah, maka akan membawa keabadian,” tutupnya. (RUL)