• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ternyata Sahabat Nabi Juga Ada Yang Merasa Insecure Loh

Jangan sampai rasa insecure ini membuat kita menyalahkan takdir Allah. Karena boleh jadi apa yang kita anggap benar belum tentu benar di hadapan Allah. Boleh jadi apa yang kita inginkan belum tentu itu yang terbaik untuk kita

Aenuni Fatihah Aenuni Fatihah
15/10/2022
in Hikmah
0
Sahabat Nabi

Sahabat Nabi

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Merasa insecure karena kekurangan diri memang sering kali kita rasakan. Entah itu karena fisik, finansial, ataupun yang lainnya. Di mana hal ini membuat kita merasa tidak pantas mendapatkan sesuatu dalam hidup. Namun apakah hal tersebut menjadi penghalang untuk kita mendapatkan ridla Allah? Tentu tidak karena di mata Allah kita semua adalah sama. Yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya hanyalah seberapa tinggi tingkat ketakwaan kita kepada Allah swt.

Seperti salah satu kisah sahabat Nabi saw yaitu Julaibib r.a yang dia merasa serba kekurangan dalam hidup. Termasuk salah satunya dalam masalah fisik yang berbeda dengan sahabat-sahabat Nabi saw lain. Di mana justru mereka teranugerahi fisik yang tampan dan gagah serta finansial yang cukup.

Menurut catatan sejarah silsilah dari Julaibib r.a sendiri belum diketahui secara pasti. Namun ada penjelasan bahwa ia merupakan seorang yang hidup sebatang kara hingga ia beranjak dewasa. Dari segi fisik, Julaibib r.a ini memiliki ciri fisik berkulit gelap, pendek, dan sedikit bungkuk sementara kakinya pun kering dan pecah-pecah. Sebab ia tidak pernah menggunakan alas kaki.

Karena kondisi inilah yang kemudian membuatnya tidak dianggap oleh orang-orang di Madinah sehingga ia tidak pernah diperhatikan dan bahkan hanya sedikit yang mau bertegur sapa dengan Julaibib.

Mengenal Sahabat Nabi Julaibib

Dan pernah suatu ketika, seorang kepala suku berkata bahwa “Orang yang bernama Julaibib jangan pernah diperbolehkan masuk ke wilayah kita, usir dia!” ucapnya, yang mana hal ini tidak lain karena penampilan Julaibib sendiri yang dianggap tidak bisa mengurus dan menjaga diri. Bahkan sampai-sampai dijuluki si buruk rupa.

Baca Juga:

Kisah Salim dan Debat Agama

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Namun, di balik itu semua ia merupakan salah satu sahabat Nabi saw yang begitu di Rasulullah sayangi. Sebab ia salah satu sahabat yang sangat menjaga ibadahnya kepada Allah swt, dan bahkan setiap kali ada peperangan Julaibib selalu siap siaga berada di barisan paling depan untuk turut serta jihad di jalan Allah.

Sampailah di suatu ketika, Julaibib r.a pergi ke mesjid untuk berdoa kepada Allah swt agar  segera mempertemukan dengan pasangannya. Meskipun pada dasarnya ia sangat sadar bahwa tidak ada sedikit pun hal yang menarik dari dia untuk mendapatkan seorang pasangan dalam hidupnya.

Pada saat itu ia bertemu dengan Rasulullah kemudian dia berkata,.“Ya Rasulullah, jika di dunia ini aku tidak mendapatkan pasangan apakah aku tidak akan mendapatkannya juga di akhirat?”. Mendengar perkataan Julaibib, Rasulullah pun menjawab. “Tenang saja Julaibib, Allah akan memberimu istri di dunia maupun di akhirat yang sangat cantik, kaya, salehah dan juga baik di dunia dan di akhiratnya.”

Nah, mendengar jawaban tersebut Julaibib sontak terheran-heran. Karena bagaimana mungkin dengan melihat kondisinya yang seperti ini ia akan mendapatkan wanita pilihan yang sangat sempurna.

Pernikahan Sahabat Nabi

Kemudian pada hari-hari berikut, Rasulullah menemuinya dan bertanya perihal kesiapan Julaibib tentang menikah. Bak gayung bersambut pada saat itu juga Julaibib menjawab dengan pasti bahwa dia sudah sangat siap untuk menikah.

Kemudian mendengar jawaban tersebut Rasulullah mengajak Julaibib ke suatu tempat yang mana Julaibib sendiri tidak mengenali tempat tersebut. Sampai ketika ia tiba di suatu rumah petinggi kaum Anshor dengan maksud untuk melamar putri dari petinggi Anshor tersebut untuk Julaibib.

Namun ternyata niat baik Rasulullah sempat mendapat penolakan dari istri petinggi Anshor. Karena menurutnya selain dari kurangnya fisik, hidupnya serba kekurangan, juga asal usul Julaibib sendiri memang tidaklah jelas. Tetapi di samping itu, puteri dari petinggi Anshor ini memberikan jawaban yang berbeda. Dia menerimanya sebab dia yakin itu merupakan perintah dari Allah dan Rasulullah. Di mana ia percaya bahwa Allah dan Rasulullah tidak akan menyia-nyiakannya.

Mendengar pernyataan tersebut, maka upacara pernikahan pun mereka gelar dan secara langsung Rasulullah saksikan. Sungguh bahwa tidak ada ketetapan yang sia-sia di hadapan Allah semua telah memiliki garis takdirnya masing-masing.

Merasa Insecure itu Wajar

Keadaan sahabat Nabi Julaibib bukan lagi menjadi penghalang untuknya mendapatkan seorang pasangan yang cantik dan salehah. Merasa insecure adalah hal yang wajar dirasakan setiap orang karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas.

Akan tetapi jangan sampai rasa insecure ini membuat kita menyalahkan takdir Allah. Karena boleh jadi apa yang kita anggap benar belum tentu benar di hadapan Allah. Boleh jadi apa yang kita inginkan belum tentu itu yang terbaik untuk kita.

Pada malam sesat setelah upacara pernikahan itu tergelar, di mana seharusnya Julaibib dapat menikmati indahnya malam pertama dengan sang istri. Namun ketika mendengar Rasulullah akan berangkat untuk berperang, tanpa pikir panjang ia langsung meminta izin kepada sang istri untuk pergi ke perang uhud,. Dan ini menjadi perang terakhir bagi Julaibib. Sebab ia gugur dalam perang uhud.

Menariknya walaupun kehidupan dunia Julaibib kurang beruntung banyak terhina dan bahkan dicela. Namun kedatangan Julaibib sedang ditunggu bidadari di surga, yang menantikan kedatangannya. Maa syaa Allah. []

Tags: Akhlak NabiHikmahInsecureKisah InspiratifKisah Sahabat NabiKisah teladanSunah Nbai
Aenuni Fatihah

Aenuni Fatihah

puan pegiat nulis

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Poligami atas

    Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID