Mubadalah.id – Dilema klasik bagi banyak wanita: mengabdikan diri sepenuhnya pada keluarga dan rumah tangga, atau mengejar karier sambil menjadi seorang ibu. Dua pilihan yang sama-sama menantang, menuntut pengorbanan, dan memberikan kepuasan tersendiri. Apa pilihanmu?
Seringkali, kita mendengar perdebatan tentang mana yang benar atau mana yang lebih baik: menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Ada yang memuji ibu yang tetap berada di rumah sebagai pahlawan tak kenal lelah, yang mengurus rumah tangga dan anak-anak dengan penuh kasih sayang.
Ada pula yang mengagumi ibu bekerja sebagai wanita tangguh yang berjuang untuk keluarga dan meraih mimpi. Namun, menurutku, keduanya sama-sama indah dan sama-sama berpahala, lho.
Sebagai seorang perempuan, aku merasakan dilema ini dengan sangat nyata. Waktu kecil, aku pernah bermimpi untuk menjadi ibu rumah tangga yang ideal, menciptakan rumah yang hangat dan penuh kasih sayang untuk keluarga.
Sebagaimana ibu dan kebanyakan perempuan di keluargaku. Namun, beranjak dewasa, sekarang mimpi itu sudah tidak utuh lagi. Karena saat ini, aku juga memiliki visi dalam berkarir dan mimpi untuk mencapai kesuksesan.
“Jadi, apa yang lebih baik aku pilih?”
Pertanyaan itu bergema dalam batin, sebuah pergulatan panjang antara dua jalan yang sama-sama menjanjikan. Lama aku merenung, hingga akhirnya menyadari: tak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Keduanya menawarkan tantangan dan kebahagiaan yang unik, keduanya sama berharganya, sama pentingnya dalam tatanan kehidupan.
Ibu rumah tangga adalah pilar utama keluarga. Mereka adalah pengatur rumah tangga, pengasuh anak, dan pendidik pertama bagi anak. Selain itu, mereka memberikan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan yang tak ternilai harganya. Mereka juga seringkali menjadi penyeimbang dalam keluarga, menciptakan suasana yang harmonis dan penuh cinta.
Sama halnya dengan ibu bekerja. Mereka adalah pahlawan yang gigih. Berjuang untuk keluarga dengan bekerja keras dan menghasilkan penghasilan. Mereka menunjukkan kepada anak-anak bahwa perempuan juga bisa berprestasi dan meraih mimpi. Selain itu, mereka juga memberikan contoh bahwa perempuan bisa menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Namun, tentu saja keduanya memiliki tantangan yang tidak mudah. Ibu rumah tangga misalnya, seringkali merasa terbebani dengan pekerjaan rumah tangga yang tak kunjung selesai. Mereka juga mungkin merasa stress dengan aktivitas yang monoton, sehingga kehilangan identitas diri dan merasa terkurung di dalam rumah.
Ibu bekerja juga menghadapi tantangan yang tidak kalah berat. Mereka harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Mereka juga mungkin merasa sulit untuk memberikan perhatian penuh kepada anak-anak karena kesibukan mereka. Dan, harus berdiskusi dengan pasangan agar mau menyelesaikan serta berbagi pekerjaan rumah bersama-sama.
Bagaimana? Kira-kira sudah siap memilih?
Tetapi, di balik semua tantangan itu, tentunya terdapat pahala yang luar biasa bagi keduanya. Ibu rumah tangga mendapatkan pahala karena mengurus rumah tangga dan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Ibu bekerja mendapatkan pahala karena berjuang untuk keluarga dan meraih mimpinya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. An-Nisa: 32)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menghargai usaha dan kerja keras baik dari laki-laki maupun perempuan. Baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja, keduanya sama-sama mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Pada akhirnya, pilihan menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja adalah pilihan pribadi. Keep in mind: tidak ada yang salah atau benar. Yang penting adalah seorang perempuan itu menjalankan peran sebagai ibu dengan penuh kasih sayang, tanggung jawab, dan dedikasi. Dan, menurutku, yang tidak kalah penting, keputusan itu lahir dari hasil pilihannya sendiri. Tidak karena tekanan atau paksaan dari siapapun.
Peran Seorang Ibu
Jadi, kesimpulannya, salah besar menurutku jika kita hanya mengukur peran seorang ibu berdasarkan statusnya: ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Keduanya sama-sama berharga, sama-sama berkontribusi besar bagi keluarga, dan sama-sama produktif.
Sekali lagi, tidak ada jawaban yang benar atau salah dengan pertanyaan: “lebih baik ibu rumah tangga atau ibu bekerja?”. Karena itu hanya tentang pilihan yang paling sesuai dengan prioritas dan kemampuan, Catet!
Sebagai seorang ibu dan juga perempuan (yang akan menjadi ibu), kita harus bangga dengan apa yang kita lakukan. Kita harus saling mendukung dan menghargai. Kita juga harus ingat bahwa baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja, keduanya sama-sama indah dan sama-sama berpahala. Mari berhenti membandingkan. Stop menghakimi salah satu dari mereka. Listen, don’t judge!
Terakhir, semoga Allah SWT meridlai setiap langkah seorang ibu. Baik itu kalian yang sedang membaca tulisan ini, ibu yang melahirkan dan membesarkan kita, dan juga setiap ibu di luar sana. Amiin. []