Mubadalah.id – Saya tak habis pikir masih banyak orang yang mengampanyekan poligami. Bahkan minggu-minggu kemarin di medsos ramai seminar poligami syar’i. Dalam promosinya dikatakan bahwa perempuan yang berani untuk dipoligami adalah sebaik-baiknya perempuan muslimah.
Bahasa promosi, seperti yang sudah diketahui semua orang, selalu mengandung kebohongan. Orang jualan pasti akan mengatakan apapun, sekalipun hal itu tidak benar, dengan satu tujuan: barang dagangannya laku.
Di salah satu portal berita nasional disebutkan peminat acara seminar seperti itu cukup banyak. Meski acara tersebut tidak gratis alias berbayar. Untuk bisa ikut seminar poligami buat-buatan para pebisnis berkedok syar’i itu, calon peserta harus membayar 3,5 juta hingga 26 juta rupiah.
Di sini saya melihat, poligami tidak lagi menjadi sekadar anjuran dan praktik mengikuti sunah nabi, tapi sudah menjadi komoditas, menjadi ajang bisnis berkedok sunah Nabi.
Baca juga: Monogami Yes, Poligami No
Kelas poligami tersebut katanya akan diadakan secara nasional hampir di seluruh kota termasuk Cirebon. Di situlah timbul keprihatinan, kenapa orang-orang banyak yang memilihnya.
Padahal tahukah kalian, poligami itu tak sesuai dengan semangat dan prinsip Islam. Justru yang memiliki semangat dan cita-cita Islam yang rahmatan lil ‘alamin adalah monogami.
Gak percaya? Yuk kita simak perbandingan monogami dan poligami jika dikaitkan dengan prinsip-prinsip Islam menurut KH Abdul Kodir.
Baca juga: 9 Alasan Poligami Tidak Islami, Alasan Terakhir Bikin Kamu Baper
1- Islam adalah agama kejujuran dan amanah. Itu artinya Islam bukan agama yang penuh dengan kebohongan dan khianat. Dalam perkawinan poligami sering kali terjadi kebohongan dengan alasan tidak mau menyakiti istri-istri yang lain. Sementara dalam monogami lebih memungkinkan untuk bersikap jujur.
2- Pernikahan diperintahkan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang harmonis, bahagia, tenang, penuh cinta dan kasih sayang. Dalam pernikahan monogami memungkinkan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
3- Menghormati, menyayangi dan tidak menyakiti istri dan anak-anak adalah bentuk ketakwaan yang selalu diwasiatkan Nabi Muhammad SAW. Pastinya dalam pernikahan monogami hal ini lebih sesuai dibandingkan dengan poligami.
Baca juga: Poligami Terbatas Menuju ke Arah Monogami
4- Pernikahan dianggap sebagai ikatan kokoh tentang ketulusan dan kesetiaan. Praktik poligami merusak nilai ini. Maka lebih baik monogami saja.
5- Dalam pernikahan monogami, seperti dalam al-Qur’an, lebih mudah bagi seseorang untuk tidak menyakiti istri dan anak-anaknya.
6- Seperti pada kasus Fatimah, putri Nabi SAW, Rasulullah menolak poligami. Nabi menolak sesuatu yang akan menyakiti hati, perasaan, dan merusak kehidupan seseorang.
Baca juga: Poligami Bukan Tradisi Islam
Seperti halnya Siti Fatimah, setiap perempuan pasti tidak rela untuk berbagi cinta suaminya dengan siapapun. Untuk para lelaki, bukankah ketika kau mengucapkan akad dalam pernikahanmu ada janji akan tulus menerima segala kondisi istrimu dan juga janji untuk selalu setia?
Kesimpulannya, Islam lebih dekat dengan monogami karena dalam pernikahan monogamilah keluarga sakinah, mawadah wa rahmah bisa terwujud.[]
Baca juga: Alasan di Balik Larangan Poligami Ali bin Abi Thalib