Mubadalah.id – Hingga kini, membicarakan tentang kesehatan mental masih banyak masyarakat yang menganggap remeh dan bahkan masih banyak juga masyarakat yang menganggap pembahasan tersebut merupakan pembahasan yang tabu. “Gangguan kesehatan mental” dianggap gila, konsultasi ke psikolog dianggap buang-buang uang. Itulah mengapa, indikasi anak yang mengalami gangguan mental cukup banyak dan tidak ditangani.
Berbagai statistik menunjukkan maraknya gangguan kesehatan mental anak, khususnya saat usia remaja. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan bahwa prevalensi gangguan mental emosional remaja usia di atas 15 tahun meningkat menjadi 9,8 persen dari yang sebelumnya 6 persen pada 2013 Kenaikan yang cukup besar.
Untuk itu keluarga sangat memberikan pengaruh atas perkembangan dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta membangkitkan semangat hidup dan ketenangan jiwanya. Orang tua mempunyai peran yang istimewa untuk menemukan informasi tentang diri seorang anak. Keluarga juga berperan untuk menggambarkan perilaku seseorang, terutama orang tua terhadap anaknya. Pendidikan keluarga sebagai dasar, lalu pendidikan selanjutnya, baik di sekolah maupun masyarakat.
Gangguan mental pada usia anak hingga remaja dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka termasuk menyebabkan masalah pada perilaku, gangguan emosional dan sosial, gangguan perkembangan dan belajar, gangguan perilaku makan dan kesehatan, hingga gangguan relasi dengan orang tua. Tidak seperti gangguan kesehatan lainnya, tanda-tanda gangguan kesehatan mental, terlebih pada anak, cenderung sulit untuk dilihat. Sehingga, penting bagi orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan memberikan penanganan sejak dini, guna meminimalisir risiko jangka panjang saat anak tumbuh dewasa.
Sayangnya, masih banyak stigma negatif yang kerap diterima oleh penderita gangguan mental di Indonesia. Itu lah sebabnya, banyak anak – anak yang memilih bungkam dan bahkan mereka tidak menyadari dan memahami bahwa kesehatan mental mereka sedang terganggu, dan yang paling sering ditemui adalah anak-anak merasa malu dan bingung. Malu mengakui bahwa memiliki gejala-gejala gangguan mental serta tidak memahami solusi alternatif yang di miliki. Sehingga, dengan membuka komunikasi dua arah secara lebih intensif dengan orang tua, maka penanganan gangguan kesehatan mental dapat dilakukan sejak dini.
Perkembangan psikologi yang positif penting dalam perkembangan psikologi anak. Perkembangan psikologi yang baik diamati dalam pemikiran dan mental yang sehat. Pengukuhan egoisme, harga diri, kepekaan terhadap mengadaptasikan diri dengan lingkungannya. Sebaliknya, perkembangan psikologi yang kurang baik dilihat pada harga diri yang rendah dan pada kemunculan berbagai masalah tingkah laku dan mental.
Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran, manusia menyadari adanya problem yang mengganggu kejiwaannya, oleh karena itu sejarah manusia juga mencatat adanya upaya mengatasi problema tersebut. Upaya tersebut ada yang bersifat irasional, ada juga yang bersifat rasional. Masyarakat yang mengikuti peradaban barat, mengatasi problema kejiwaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi dalam hal kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa serta mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal. Psikis seseorang jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun ketika dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya.
Untuk itu, ada baiknya sebelum kita memilih untuk menikah kita harus memahami tentang kesehatan mental ini. Ada banyak yang harus dipersiapkan, menikah bukan hanya untuk menyalurkan kebutuhan biologis saja melainkan, pernikahan adalah langkah awal seseorang dalam membentuk kesejahteraan dirinya. Apabila dalam sebuah rumah tangga memiliki pondasi yang kuat dalam menciptakan keharmonisan keluarga maka inilah sumbangan awal keluarga dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.
Pernikahan mengajarkan seseorang dapat bertangung jawab yang menimbulkan sebuah keinginan untuk mengubah keadaan lebih baik dan hanya terkonstruk dalam pikiran-pikiran yang kreatif, serta mengikat dirinya dengan orang lain dalam ikatan yang sah menurut ritual yang ada di dalam agama dan negara.
Memahami kesehatan mental pada anak dan remaja artinya perlu mengetahui juga faktor-faktor apa saja yang dapat membahayakan kesehatan mental dan yang bisa melindungi kesehatan mental pada anak. Membahayakan kesehatan mental menimbulkan kemungkinan kerentanan dalam diri anak, sedangkan melindungi kesehatan mental menimbulkan kemungkinan kekuatan dalam diri anak.
Semakin banyak kerentanan tersebut, maka semakin besar tekanan pada anak. Di sisi lain, semakin banyak dukungan yang diperoleh anak, maka besar kemungkinan anak untuk dapat terhindar dari gangguan. Karena gangguan kesehatan mental merupakan faktor yang dapat memunculkan kerentanan terhadap stres. Artinya, ketidakmampuan menyesuaikan diri dapat dikarenakan adanya kondisi-kondisi yang menekan, seperti anak yang tumbuh pada keluarga yang memiliki status ekonomi rendah, tumbuh di lingkungan penuh kekerasan dan adanya pengalaman trauma.
Masalah kesehatan mental anak dan remaja dapat diamati dari adanya permasalahan pada tahapan perkembangan yaitu area emosi, perilaku dan perkembangan. Anak yang selalu merasa sedih, mudah murung dan merasa kurang bahagia memiliki kemungkinan mengalami permasalahan kesehatan mental. Mereka akan memiliki banyak kekhawatiran dan kecemasan yang membuat anak tidak berani melakukan eksplorasi. Anak perlu diperkenalkan dan dibimbing untuk dapat memahami serta mengekspresikan emosinya dengan cara yang sesuai.
Kualitas kesehatan mental individu pada masa anak-anak memengaruhi kesehatan mental mereka di masa dewasa. Melakukan promosi terhadap kesehatan mental anak dan remaja artinya meningkatkan kesehatan mental masyarakat di masa depan secara keseluruhan. Upaya pemberian dukungan pada kesehatan mental dapat dilakukan melalui promosi, prevensi, dan intervensi (kurasi). Merancang upaya dukungan terhadap kesehatan mental pun perlu dilakukan secara sistemik dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari orang tua (keluarga), guru atau pihak sekolah, komunitas, serta pemerintah.
Promosi kesehatan mental dapat dilakukan dengan mengumpulkan data terkait insidensi gangguan tersebut supaya kesadaran masyarakat meningkat, dan mendapat pengetahuan terkait permasalahan yang dihadapi. Prevensi kesehatan mental fokus terhadap pengurangan gangguan kesehatan mental dan meningkatkan perlindungan yang terkait dengan kesehatan mental, Intervensi umum digunakan dalam menjelaskan berbagai macam tindakan yang dimaksudkan untuk memberikan kesembuhan atau meningkatkan penyesuaian diri.
Dalam merancang rencana kesehatan mental anak dan remaja, penting untuk memperhatikan tahapan perkembangan anak serta mempertimbangkan faktor perbedaan budaya yang dapat memengaruhi tumbuh kembang tersebut. []