Mubadalahnews.com,- Jaringan Cirebon untuk kemanusiaan menggelar pendidikan publik yang dihadiri puluhan jamaah dan santriwati Majelis Taklim Al-Khoiriyah di Desa Jatimerta, Gunungjati, Senin, 18 Maret 2019.
Kegiatan pendidikan publik bertajuk urgensi pendidikan demokrasi dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu perwakilan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Cirebon, Nurlaeli dan perwakilan Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan, Turisih Widiyowati.
Pimpinan Majelis Taklim Al-Khoiriyah, Nyai Muthiah mengaku senang karena acara pendidikan publik bisa digelar ditempatnya. Sebab, kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan kesehatan kepada jamaah dan santriwati.
“Karena kesehatan reproduksi itu penting sekali untuk kita. Kanker serviks juga bukan hanya kalangan muda ya, kadang sudah tua baru ketahuan, baru terasa,” kata Umi Mut, sapaan akrabnya saat ditemui Mubadalahnews usai kegiatan.
Jadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoiriyah merasa bersyukur. Karena, kata dia, melalui kegiatan ini tentu bisa bersama-sama menjaga akan pentingnya rahim. Selain itu, pendidikan mengenai pernikahan dini itu penting. Sebab, melihat di lapangan masih ada yang melakukan pernikahan dini.
“Sekarang kan tau. Oh gitu ya kalau pernikahan dini. Walaupun mereka tidak tahu dari saya, tapi mereka kan lebih mantap,” kata Umi Mut.
Untuk itu, Umi Mut berpesan kepada jamaahnya agar tidak ada menikahkan anaknya dibawah usia 20 tahun. “Jangan menikahkan anak, karena mereka belum siap. Jangan takut dibilang tidak laku, karena jodoh sudah diatur,” tutup Umi Mut. (FIF)