• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Benarkah Perempuan yang Mengubur Bayi, dan Bayi yang Dikubur, Keduanya di Neraka?

Seorang ibu tidak akan tega ketika diberi tahu bahwa anaknya yang tidak berdosa akan masuk neraka. Dan secara tegas dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa anak perempuan yang dikubur hidup-hidup akan masuk surga

Isti'anah Isti'anah
14/03/2022
in Hadits, Rekomendasi
0
Hadits tentang Zakat

Bayi

725
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

الوائدة والموءودة في النار

Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayi perempuannya dan si bayi yang terkubur hidup-hidup, kedua-duanya di neraka (HR Abu Daud)

Mubadalah.id – Ketika membaca hadits ini, Syaikh Yusuf Qardawi seorang Ahli Hadits menyatakan bahwa dadanya merasa sempit dan berfikir  bahwa bisa saja hadits ini dla’if. Sebab sekalipun hadits ini dirawikan oleh Abu Daud, namun tidak semua Hadits yang ada dalam kitab Sunan Abu Daud adalah Hadits Shahih. Akan tetapi Hadits ini memiliki penguat dari hadits lain :

الوائدة والموءودة في النار الا ان تدرك الوا ئدة الاسلام فَتَسْلِم

Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayinya yang perempuan, kedua-duanya berada di neraka. Kecuali jika si perempuan (yang melakukan hal itu) mendapati agama Islam lalu ia memeluknya. (HR Imam Ahmad dan An Nasai)

Menanggapi hadits ini, Syaikh Yusuf Qardlawi menyatakan bahwa perempuan (pelaku) yang mengubur bayinya punya peluang selamat dari azab neraka jika ia masuk Islam, sedangkan korban (bayi perempuan) tidak ada peluang selamat dari adzab. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan. Dalam sebuah Hadits dinyatakan bahwa bayi yang lahir itu suci :

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

Tetapi hadits tentang perempuan yang mengubur dan bayi yang dikubur akan masuk neraka ini ada yang memberikan status sebagai hadits shahih dan ada yang memberikan status sebagai hadits hasan.

Dalam  al-Qur’an dijelaskan tentang penguburan bayi perempuan surat An-Nahl ayat 58-59 :

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Untuk memahami hadits ini syaikh Yusuf Qardlawi berusaha mencari model hadits yang mirip dengan hadits perempuan yang mengubur hidup bayinya ini :

اذا التقي المسلمان بسيفيهما , فالقا تل والمقتول في النار .قالوا : هذا القاتل ,فما بال المقتول ؟ قال : انه كان حريصا علي قتل صاحبه

Apabila ada dua orang muslim saling berhadapan dengan kedua pedang mereka masing-masing, maka yang membunuh dan yang terbunuh, kedua-duanya di neraka. Mereka bertanya  : Yaa Rasulullah, si pembunuh memang berhak memperoleh hukuman seperti itu, tetapi mengapa yang terbunuh (dimasukkan pula ke neraka), maka beliau menjawab : sebab ia (si terbunuh) juga bertekad untuk membunuh kawannya.

Inilah yang membuat Yusuf Qardlawi bertanya (ini juga yang harus kita lakukan, teliti dan cermati pada sebuah hadits yang menimbulkan kegelisahan dan meragukan). Pertanyaan Yusuf Qardlawi : jika perempuan yang mengubur bayinya memperoleh hukuman neraka, mengapa anak yang jadi korban dengan dikubur juga mendapatkan hukuman neraka. Bayi perempuan yang dikubur tidak ada niat untuk membunuh karena belum memiliki pemikiran seperti orang dewasa.

Hal ini berlawanan dengan  surat at Takwir ayat 8-9 :

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَت

بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

karena dosa apakah dia dibunuh,

Langkah-langkah dalam memahami hadits ini adalah dengan melihat petunjuk dari al-Qur’an mengenai ayat yang berbicara tentang pembunuhan pada bayi perempuan. Juga melihat hadits lain yang memiliki muatan yang sama (membandingkan dengan hadits lain). Selain itu juga melihat petunjuk dari hadits-hadits lain yang shahih. Dalam ilmu Hadits dikenal sebuah ilmu yaitu ilmu mukhtalif al hadits, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara memahami hadits-hadits yang nampak bertentangan.

Metode-metode tersebut adalah : 1) Penyelesaian dengan Metode kompromi Al-Jam’u wa al-Taufiq, 2) Penyelesaian dengan Metode Nasakh, 3) Penyelesaian dengan Metode Tarjih (mengunggulkan hadits yang lebih kuat dari  sisi sanad, matan), 4) Penyelesaian dengan Metode Takwil.

Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, maka ditemukan ada hadits lain yang lebih rasional dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal :

Nabi pernah ditanya oleh paman Khansa’(anak perempuan al-Sharimiyyah : Ya Rasul, siapa yang akan masuk Surga? Beliau menjawab: Nabi Muhammad SAW akan masuk Surga, orang yang mati syahid juga akan masuk Surga, anak kecil juga akan masuk Surga, anak perempuan yang dikubur hidup-hidup juga akan masuk surga. (HR. Ahmad).

Dahulu bahkan yang mengubur bayi atau anak perempuan adalah ayah-ayahnya, namun yang diancam dalam hadits tersebut adalah perempuan (ibunya). Memahami hadits perempuan yang mengubur dan bayi yang dikubur sama sama masuk neraka, bisa saja Nabi sedang memberikan ancaman untuk pencegahan, menggugah naluri keibuan agar peristiwa yang pernah terjadi di masa jahiiliyah tidak terulang lagi.

Seorang ibu tidak akan tega ketika diberi tahu bahwa anaknya yang tidak berdosa akan masuk neraka. Dan secara tegas dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa anak perempuan yang dikubur hidup-hidup akan masuk surga. Wallahu A’lam bis Shawab. []

 

Tags: BayiHaditsJahiliyahMengubur Bayi HidupperempuanTradisi
Isti'anah

Isti'anah

Dosen IAIC Tasikmalaya

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Perempuan Fitnah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

15 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version