Mubadalah.id – Jika merujuk pada teks fiqh tentang hukum niat kurban, mungkin dapat disimpulkan hukumnya wajib.
Pasalnya, kurban dinilai tidak sah jika orang yang berkurban tidak melakukan niat atau tidak membaca niat.
Berikut tata cara niat kurban menurut fiqh, seperti dikutip di website Bincangsyariah.com.
Pertama, niat dilakukan pada saat menyembelih hewan kurban. Cara ini sama dengan melakukan niat ketika shalat atau wudhu, yaitu berniat di awal melakukan ibadah yang dikerjakan.
Kedua, niat dilakukan sebelum menyembelih hewan kurban, yaitu ketika menentukan hewan yang hendak dijadikan kurban.
Menurut pendapat ulama yang shahih, niat ini tidak harus dilakukan pada saat menyembelih, namun boleh dilakukan sebelumnya pada saat menentukan hewan yang hendak dijadikan kurban.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in.
يُشْتَرَطُ فِيْهَا اَلنِّيَّةُ عِنْدَ الذَّبْحِ أَوْ قَبْلَهُ عِنْدَ التَّعْيِيْنِ لِمَا يُضَحِّيْ بِهِ وَمَعْلُوْمٌ أَنَّهَا بِالْقَلْبِ وَتُسَنُّ بِاللِّسَانِ فَيَقُوْلُ نَوَيْتُ الْأُضْحِيَّةَ الْمَسْنُوْنَةَ أَوْ أَدَاءَ سُنَّةِ التَّضْحِيَةِ فَإِنِ اقْتَصَرَ عَلَى نَحْوِ الْأُضْحِيَّةِ صَارَتْ وَاجِبَةً يَحْرُمُ الْأَكْلُ مِنْهَا
Artinya : Disyaratkan niat dalam kurban saat menyembelih atau sebelumnya ketika menentukan hewan yang hendak dijadikan kurban. Sudah diketahui bahwa niat dilakukan dalam hati dan sunnah diucapkan dengan lisan.
Niatnya adalah; Nawaitut tadh-hiyatal masnuunata atau adaa-a sunnatit tadh-hiyati. Jika seseorang hanya menyebut ‘udh-hiyah’, maka menjadi kurban wajib yang haram memakannya.
Juga sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu berikut;
وهل يجوز تقديمها على حالة الذبح ام يشترط قرنها به فيه وجهان اصحها جواز التقديم كما في الصوم والزكاة على الصح
Artinya : Bolehkah mendahulukan niat sebelum menyembelih hewan kurban ataukah disyaratkan harus bersamaan dengan penyembelihan hewan kurban. Dalam hal ini ada dua pendapat; pendapat yang paling sahih, boleh mendahulukan niat sebelum menyembelih sebagaimana untuk puasa dan zakat, menurut pendapat yang paling shahih.
Bahkan disebutkan dalam kitab Al-Mufashshal fi Ahkam Al-Udh-hiyah, bahwa ketika seseorang membeli hewan dengan niat untuk dijadikan kurban, maka hal tersebut sudah dinilai cukup sebagai niat dan tidak harus berniat kembali saat menyembelih hewan kurban.
ان ينوي عند شراء البهيمة انها اضحية وهذه النية تكفي ان شاء الله
Artinya : Berniat ketika membeli hewan bahwa hewan tersebut adalah kurban, maka niat tersebut sudah cukup insya Allah.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa cara niat kurban boleh dilakukan saat menyembelih hewan kurban atau sebelum menyembelih hewan kurban. Kedua cara sama-sama sah menurut para ulama. (Rul)