Mubadalah.id – Pada umumnya berumur panjang adalah cita-cita setiap manusia. Bukan hal yang rahasia jika kehidupan di dunia ini hanyalah sementara yang seringkali terasa begitu cepat berlalu, tahu-tahu dewasa, tahu-tahu menua. Konon salah satu cara untuk memperpanjang umur adalah dengan rajin silaturahmi.
Meskipun demikian, umur yang panjang akan terasa sia-sia jika hidup tak kita liputi keberkahan dan kebermanfaatan. Oleh sebab itu setiap manusia berlomba-lomba berikhtiar agar mendapat umur panjang dan barokah, salah satunya adalah melalui silaturahmi. Sebagian besar masyarakat khususnya umat muslim meyakini bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur, namun benarkah demikian?
Silaturahmi atau biasa kita sebut pula silaturahim secara sederhana adalah hubungan kekeluargaan, maka menyambung tali silaturahmi dapat diartikan sebagai menyambung tali kekeluargaan. Kata ‘silaturahim’ dan ‘silaturahmi’ dianggap memiliki makna yang sama.
Hanya saja silaturahim lebih banyak kita gunakan oleh orang berketurunan Arab dan terucapkan dalam acara keagamaan formal. Sedangkan silaturahmi lebih banyak orang umum yang menggunakan, dan dalam acara informal. Silaturahmi pun kini telah menjadi bahasa Indonesia resmi dari silaturahim sebagaimana terakui oleh Majelis Tarjih.
Silaturahmi Menjadi Asing
Belakangan ini, khususnya di kalangan generasi muda, kegiatan bersilaturahmi semakin menjadi sesuatu yang dianggap asing. Dunia maya dalam genggaman menjadikan generasi muda menjadi dekat dengan yang jauh tapi jauh dengan yang dekat. Seolah kehidupan utama yang mereka jalani adalah kehidupan dunia maya.
Belum lagi, berbagai game online yang menjadikan generasi muda seperti anti sosial yang bahan tak mengenal lingkungan sekitarnya. Silaturahmi seakan hanya perayaan sesaat di hari raya idul fitri, selebihnya tak pernah kita agendakan. Padahal tanpa kita sadari banyak manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan silaturahmi, salah satunya adalah dapat memperpanjang umur. Hal ini ternyata dapat dijelaskan secara medis loh.
Secara agama, umat muslim meyakini bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur adalah berdasarkan hadist dari Abu Hurairoh r.a. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Penelitian Medis
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, hadist tersebut dapat kita jelaskan secara medis. Myriam Hosten, seorang dokter jantung melakukan penelitian mengenai ‘variabilitas detak jantung’, dan hasilnya sangat mengejutkan. Menurutnya, orang yang sehat dan berjantung kuat justru adalah mereka yang memiliki rentang variabilitas detak jantung yang tinggi, yakni detak jantung yang sangat variatif.
Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang aktif dan banyak terhubung dengan sesama manusia, sehingga dalam sehari mereka dapat mengalami berbagai guncangan emosi, seperti: tertawa, bersemangat, bergairah, tapi juga marah. Ke semua hal yang sangat emosional dapat terpicu dari hubungan dengan sesama dan hal ini mempengaruhi berbagai hormon, utamanya adrenalin yang turut serta mengatur ritme kerja jantung.
Jantung yang bekerja keras adalah jantung yang berolahraga, sehingga menjadi terlatih, kuat, dan sangat sehat. Sebaliknya, jantung orang yang kehidupannya datar-datar saja, tenteram-tenteram saja dan lebih-lebih sangat kurang interaksi sosialnya memiliki variabilitas detak yang sangat kecil.
Akibatnya, jantung mereka menjadi jantung yang lemah terhadap suatu serangan. Memperbanyak hubungan dengan sesama akan memperkaya getar-getar emosi manusia dan hal tersebut dapat menyehatkan jantung, begitulah menurut Myriam Hosten.
Hasil Studi
Demikian pula hasil studi yang dilakukan University of California, San Francisco, ada kesimpulan bahwa orang tua dapat memiliki harapan hidup yang lebih besar apabila tidak kesepian. Jika kita kaitkan dengan silaturahmi, maka orang tua yang sering kita kunjungi tidak lagi merasa kesepian.
Hal ini berlaku pula bagi yang mengunjungi (bersilaturahmi) juga akan mendapatkan kebahagiaan karena bisa membahagiakan orang yang kita kunjungi. Pada intinya, silaturahmi memperpanjang umur karena memberikan kesehatan pada yang berkunjung maupun yang kita kunjungi.
Pada dasarnya, manusia memanglah makhluk sosial yang jelas membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Hasil penelitian di atas yang menyebutkan bahwa kesepian cenderung membuat seseorang tidak berumur panjang.
Kenyataannya memang sesuai dengan beberapa fenomena yang kerap kali terjadi belakangan ini di kalangan generasi muda. Di mana mereka gampang depresi menghadapi tekanan hidup dan berujung bunuh diri karena merasa tak ada satupun orang di sekitarnya yang peduli. Ataupun sekedar mendengarkan masalahnya.
Memahami lagi makna dan hikmah silaturahmi dalam berbagai sisi perlu kita pupuk. Terlebih di kalangan generasi muda. Tujuannya agar mereka tak melupakan kerabat dan orang-orang di sekitarnya di tengah gempuran teknologi yang semakin meningkatkan egoisme diri. []