Jumat, 19 September 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Tempat Ibadah Ramah Disabilitas

    Rektor ISIF Dorong Gerakan Tempat Ibadah Ramah Disabilitas dalam MISI ke-10

    Amal Maulid KUPI

    Amal Maulid KUPI dan Majelis Taklim di Yogyakarta Gelar Santunan untuk 120 Perempuan

    Pengaburan Femisida

    Di Balik Topeng Penyesalan: Narasi Tunggal Pelaku dan Pengaburan Femisida

    Bincang Syariah Goes to Campus

    Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Takut Bicara

    Taklukkan Takut Bicara di Depan Umum: Dari Ketakutan Menjadi Kekuatan

    Saling Pengertian

    Gus Dur, Gereja, dan Kearifan Saling Pengertian Antarumat Beragama

    Tafsir Kesetaraan

    Menilik Tafsir Kesetaraan dan Fakta Kepemimpinan Perempuan

    Bahasa Isyarat

    Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

    Kerudung Pink

    Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

    Seminari dan Pesantren

    Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

    Genosida Palestina

    Genosida Palestina: Luka Perempuan di Balik Kekerasan Seksual

    Menteri Lingkungan Hidup

    Menteri Lingkungan Hidup Janji Bangun Sekolah Inklusif Ramah Lingkungan: Beneran?

    Lintas Iman

    Merawat Perdamaian Lewat Nada-nada Lintas Iman

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Seksualitas Perempuan dalam

    Aurat dan Fitnah: Pergulatan Tafsir Seksualitas Perempuan dalam Islam

    Perempuan di Ruang Publik

    Perempuan di Ruang Publik Menurut Islam

    Menjaga Bumi

    Maulid Nabi dan Kewajiban Menjaga Bumi

    Perempuan dan Perang

    Sejak Awal Islam, Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Terlibat di Politik dan Perang

    Karakter

    Pendidikan Karakter

    konservatif

    Bahaya Konservatif di Tengah Arus Perubahan Zaman

    Ibn Arabi

    Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

    Imam Syafi'i

    Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah

    Ibn Hazm

    Ibn Hazm Mengaji Kepada Perempuan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Tempat Ibadah Ramah Disabilitas

    Rektor ISIF Dorong Gerakan Tempat Ibadah Ramah Disabilitas dalam MISI ke-10

    Amal Maulid KUPI

    Amal Maulid KUPI dan Majelis Taklim di Yogyakarta Gelar Santunan untuk 120 Perempuan

    Pengaburan Femisida

    Di Balik Topeng Penyesalan: Narasi Tunggal Pelaku dan Pengaburan Femisida

    Bincang Syariah Goes to Campus

    Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

    Ulama Perempuan KUPI

    Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

    Ulama Perempuan KUPI yang

    Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

    Ekoteologi

    Forum Rektor Bersama Gusdurian Dorong Ekoteologi Kampus

    Tuntutan 17+8

    Kamala Chandrakirana: Demokrasi Indonesia Hadapi “Krisis dalam Krisis”

    Keselamatan Bangsa

    Jaringan KUPI Akan Gelar Doa Bersama dan Maklumat Ulama Perempuan Indonesia

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Takut Bicara

    Taklukkan Takut Bicara di Depan Umum: Dari Ketakutan Menjadi Kekuatan

    Saling Pengertian

    Gus Dur, Gereja, dan Kearifan Saling Pengertian Antarumat Beragama

    Tafsir Kesetaraan

    Menilik Tafsir Kesetaraan dan Fakta Kepemimpinan Perempuan

    Bahasa Isyarat

    Membuka Ruang Inklusi: Perlunya Kurikulum Bahasa Isyarat untuk Semua Siswa

    Kerudung Pink

    Kerudung Pink Bu Ana: Antara Simbol Perlawanan dan Standar Ganda terhadap Perempuan

    Seminari dan Pesantren

    Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

    Genosida Palestina

    Genosida Palestina: Luka Perempuan di Balik Kekerasan Seksual

    Menteri Lingkungan Hidup

    Menteri Lingkungan Hidup Janji Bangun Sekolah Inklusif Ramah Lingkungan: Beneran?

    Lintas Iman

    Merawat Perdamaian Lewat Nada-nada Lintas Iman

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Seksualitas Perempuan dalam

    Aurat dan Fitnah: Pergulatan Tafsir Seksualitas Perempuan dalam Islam

    Perempuan di Ruang Publik

    Perempuan di Ruang Publik Menurut Islam

    Menjaga Bumi

    Maulid Nabi dan Kewajiban Menjaga Bumi

    Perempuan dan Perang

    Sejak Awal Islam, Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Terlibat di Politik dan Perang

    Karakter

    Pendidikan Karakter

    konservatif

    Bahaya Konservatif di Tengah Arus Perubahan Zaman

    Ibn Arabi

    Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

    Imam Syafi'i

    Imam Syafi’i Mengaji Kepada Sayyidah Nafisah

    Ibn Hazm

    Ibn Hazm Mengaji Kepada Perempuan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Gaya Dialektika Gus Dur Rengkuh Palestina

Apa yang Gus Dur lakukan akan jauh lebih mengikuti sanad hingga kepada Baginda Nabi Muhammad. Ketimbang apa yang diupayakan gerakan radikal, atau mungkin yang lainnya

Hafidzoh Almawaliy Ruslan Hafidzoh Almawaliy Ruslan
1 Maret 2023
in Publik, Rekomendasi
0
Dialektika Gus Dur

Dialektika Gus Dur

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tulisan “gaya dialektika Gus Rur rengkuh Palestina” ini sebetulnya saya submit kepada “Gusdurian” pekan lalu. Ini sebagai pra-syarat lolos masuk “Kelas Pemikiran Gus Dur” yang akan berlangsung sebulan ke depan, mulai Rabu, 1 Maret 2023.

Tak ada keinginan apapun, kecuali untuk mencintai dan mencari ilmu pengetahuan untuk mendidik diri sendiri. Bersyukur bila dapat berkontribusi, beri dampak bagi lingkungan, agama, bangsa atau Negara. Karena peroleh ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan keteladaan dari para ulama seperti Gus Dur. Sesungguhnya adalah obat, makanan bagi tumbuh kembang jiwa, yang terus-menerus butuh pengajaran hingga kembali kepada Tuhan, kelak.

***

Debar Rindu Gus Dur

Membaca debar rindu Gus Dur kepada kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsa Indonesia, atau bahkan bagi seluruh umat dunia; Adalah membaca pula debar rindu Baginda Nabi Muhammad saw., akan cita-cita tertingginya membangun jalan keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Ini adalah sebagaimana kedudukan, maqamat Nabi Muhammad yang sesungguhnya bagi alam semesta (Al Abil Akbar, Mubadalah.Id, 19 Februari 2023). Bila Nabi setiap hari akan bisa merasakan batin yang teriris karena melihat umatnya terluka, tak bisa makan, atau menderita, terpuruk dalam kemaksiatan, dan sebagainya. Rasanya bisa kita pastikan, Gus Dur juga akan demikian halnya.

Perasaan Gus Dur kepada umat hari ini saya kira sama dengan perasaan Baginda Nabi yang telah Allah swt. bentangkan seluas-seluasnya. Tuhan telah buka dada Sang Baginda dan seluruh pewarisnya agar mampu merespon dan menampung setiap penderitaan apapun yang umat manusia alami. Agar segera turut berupaya keras menyelesaikannya. Serta terus-menerus mendoakan, dan memohonkan ampunan serta keselamatan.

Bila Tuhan menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. sesungguhnya adalah insan yang meninggalkan jasadnya (QS. 3: 144). Namun rahmat dan kasih sayangnya akan tetap terus hidup, mengalir untuk umat hingga akhir masa. Maka pribadi seperti Gus Dur juga akan demikian pula.

Sesungguhnya wafatnya Para Kekasih Allah swt. tidak benar-benar wafat. Mereka akan terus menyaksikan serta menaungi seluruh kerja-kerja kemanusiaan yang terus kita upayakan agar alam raya ini berjalan baik, penuh kemaslahatan.

Teladani Nabi dan Para Ulama

Gus Dur menurut saya adalah pribadi yang terus berusaha menyambungkan sanad berbagai pemikiran dan tindakannya kepada para Ulama pendahulu, hingga sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Ini tampak dari berbagai pemikiran dan langkahnya yang terang, menunjukkan keteladanan bagi umat hari ini.

Pemikiran dan langkah-langkah yang ia ambil sangat visioner. Meski kerap kali mungkin tak kita mengerti, disalahpahami banyak orang saat gagasan tersebut terlontarkan. Termasuk oleh para pecintanya, barangkali.

Ini sebagaimana pada Baginda Nabi Muhammad saw. sendiri. Salah satu contoh langkah visioner yang Nabi ambil meski sahabat banyak memprotesnya, adalah diterimanya Perjanjian Hudaibiyah pada 628 M/ 6 H. Di mana bagi umat Islam saat itu perjanjian ini amat menyakiti dan merugikan.

Merujuk KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha’, di antara isi perjanjian Hudaibiyah yang menyakitkan umat tersebut adalah, Nabi dilarang keras untuk gunakan gelar “Rasulullah” dalam menandatangani suratnya. Nabi hanya boleh menyebut diri sebagai “Muhammad bin Abdullah.”

Bagi para sahabat hal tersebut merupakan penghinaan pada Baginda. Tapi Nabi sendiri tak ambil pusing karenanya. Toh tanpa tertulis, bagi Allah swt. Nabi tetap Kekasih dan utusan-Nya. “Gitu aja kok repot,” begitu kira-kira.

Belajar dari Perjanjian Hudaibiyah

Selain itu apabila ada salah seorang kuffar Quraisy yang masuk ke wilayah Islam untuk ‘menyerah’ dan berIslam kepada Nabi; Maka Nabi dan kaum muslimin harus menolak, dan kembalikan mereka pada kaum Quraisy lagi. Namun sebaliknya bila ada muslim yang masuk ke wilayah kuffar untuk bergabung, maka tidak ada kewajiban bagi mereka kembalikan muslim tersebut kepada Baginda Nabi dan kaum muslimin lainnya.

Dengan semua isi perjanjian itu para sahabat sangat geram. Namun Nabi Muhammad saw. terus fokus pada satu isi perjanjian yang mengatakan bahwa selama 10 tahun ke depan kaum muslimin dan kuffar Makkah sepakat untuk lakukan gencatan, tak ada perang (QS. 48: 24). Mereka hanya boleh “mendiskusikan, mendialogkan” Islam sebagai agama ‘baru’ di antara mereka.

Tapi justru dengan diskusi, dialog timbal balik, dialektika inilah, Nabi Muhammad berharap besar timbulnya kesadaran rasional tentang kebenaran agama Islam yang akan diakui dengan sendirinya oleh kaum Quraisy. Benar saja, “barakahnya diskusi, mengurai akal sehat dan pikiran”, kata Gus Baha’, untuk selanjutnya kuffar Makkah akhirnya benar-benar menarik dan membatalkan perjanjian Hudaibiyah tersebut dengan sendirinya. Umat Islam betul-betul raih kemenangannya dengan diplomasi akhlakul karimah dalam dialektika kebenaran. Faqad faza fauzan ‘adzima.., (QS. 33: 71).

Dialektika Gus Dur

Demikian pula Gus Dur, dalam bacaan saya, salah satu pemikiran dan langkah besarnya yang disalahpahami banyak muslim Indonesia, juga luar negeri saat itu adalah keputusannya membangun diplomasi ala “karier diplomatik” Nabi Muhammad. Yakni dengan menerima dialog dan ‘relasi terbuka’ bersama Israel.

“Tak ada jalan lain kecuali dialog”. Jawab Abuya KH. Husein Muhammad saat saya mengonfirmasi kepada beliau. Bahwa dengan dialektika semua kemungkinan-kemungkinan hal baik akan bisa terjadi segera. Termasuk kemerdekaan bagi Negara Palestina. Dan barangkali inilah salah satu tujuan utama dialog yang Gus Dur jalankan saat itu.

Saya tentunya tidak ingin klaim bahwa bacaan terbatas saya atas langkah Gus Dur ini adalah satu-satunya upaya yang tetap relevan untuk kita jalankan hari ini. Karena bagaimanapun situasi politik, terutama Palestina-Israel kini, mungkin kian banyak bergeser atmoster, dari saat Gus Dur menjalankan diplomasi.

Tapi satu hal yang pasti, saya kira ini akan tetap sah atau mungkin malah mendesak untuk kita kaji lagi. Mengingat “Dialog Fiqih Peradaban” telah dimulai bersamaan satu abad Nahdhatul Ulama. Karenanya memikirkan, mencari jalan bagi kemerdekaan Palestina juga butuh terus kita upayakan bersama seluruh jaringan Timur Tengah dan global lainnya.

Kegelisahan Utama

Memang cara-cara dialektika Gus Dur dalam berpikir dan mengambil tindakan, kadang berbeda dengan kebanyakan kita. Apalagi jika itu terkait pula dengan Islam fundamental. Karena isu-isu luar negeri seperti Palestina, Suriah atau lainnya, akan terus saja dijadikan legitimasi gerakan-gerakan ekstremisme bagi mereka.

Namun dalam keyakinan saya, dari dulu hingga sekarang, Gus Dur akan selalu mengambil sikap antitesis atas langkah-langkah yang mereka ambil. Termasuk dalam selesaikan konflik Palestina dan Israel.

Selama kajian saya saat pandemi 2020 – 2021, bersama sebuah komunitas peneliti independen, Jakarta; Islam garis keras sesungguhnya masih terus memproduksi ceramah-ceramah agama hingga hari ini dengan muatan dakwah yang terindikasi berseberangan dengan upaya-upaya moderasi yang terus Negara kembangkan. Mereka lebih memilih “mendidik” anak-anaknya, katanya untuk menjadi tentara-tentara yang akan memanggul senjata; Jihad dalam versi radikal, dan akan segera merebut kembali Al Quds di masa depan.

Misi ini mereka jalankan dengan mengharuskan anak-anak menghafal Al Qur’an, dan terus doktrin dengan ajaran-ajaran seperti milik Sayyed Quthb tentang ideologi radikal. Bagaimana mungkin Al Qur’an yang suci, mengutamakan ajaran kasih sayang itu didatangi dengan niat hati penuh kebencian, kemarahan, atau kehendak untuk mengalahkan, memusuhi liyan?

Nabi Muhammad saw. sekalipun tak akan demikian, mendasarkan pemikiran dan tindakan atas rasa kebencian. Perang yang beliau lakukan selama Kerasulan, adalah semata untuk “membela diri”, mempertahankan hidup yang terus dipersekusi.

Apalagi kini telah terindikasi kuat, adanya upaya keras pula untuk ‘mendorong’ (encourage) perempuan dan anak-anak di kalangan fundamentalis, agar terlibat secara aktif sebagai pelaku-pelaku utama ekstremisme yang mengarah pada kekerasan. Perempuan dan anak didoktrin dengan tafsir-tafsir tunggal, zakelijk, dan sempit dari ayat-ayat Al Quran yang seharusnya mampu memberi petunjuk pada jalan kebenaran.

Gus Dur Selesaikan dengan Belaskasih, dan Kebijaksanaan

Inilah mungkin, yang juga akan jadi keprihatinan besar Gus Dur, andai beliau masih ada di antara kita. Saya yakin, Gus Dur akan merengkuh, terutama perempuan dan anak-anak mereka, dengan cara-cara yang bijaksana, jauh dari menghakimi; Mencarikan jalan keadilan, untuk mendapatkan pengajaran yang lebih inklusif tentang tafsir-tafsir agama; Mendudukkan mereka kembali pada harkat dan martabat kemanusiaan seutuhnya; Menuntunnya pada jalan kebenaran, kedamaian, kasih sayang sesama, dan penghargaan yang tinggi pada perbedaan.

Apa yang Gus Dur lakukan akan jauh lebih mengikuti sanad hingga kepada Baginda Nabi Muhammad. Ketimbang apa yang diupayakan gerakan radikal, atau mungkin yang lainnya. Langkah-langkahnya nyata, selesaikan konflik Palestina. Penuh tekad dan keyakinan tinggi meski hadapi berbagai tuduhan bertubi-tubi.

Semua itu saya yakin, tidak lain adalah karena kecintaan Gus Dur sebagaimana rindu Baginda Nabi beserta para pewarisnya untuk membimbing, menyelamatkan seluruh alam. Kini bagaimana dengan kita hari ini? Tentu saja harapannya, semoga akan dapat terus meneladani. Wallahu yuwaffiquna fi ma yuhibbuh wa yardhah. Wallahu a’lam bisshawab. []

Tags: DialektikaFiqih Peradabangus durPalestinaPemikiran Gus DurSatu Abad NU
Hafidzoh Almawaliy Ruslan

Hafidzoh Almawaliy Ruslan

Ibu dua putri, menyukai isu perempuan dan anak, sosial, politik, tasawuf juga teologi agama-agama

Terkait Posts

Saling Pengertian
Publik

Gus Dur, Gereja, dan Kearifan Saling Pengertian Antarumat Beragama

18 September 2025
Gus Dur dengan Rakyat Papua
Publik

Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua

12 September 2025
Nyai Badriyah
Aktual

Nyai Badriyah Fayumi: Gus Dur Selalu Letakkan Kemanusiaan di Atas Politik

3 September 2025
Mahfud MD
Aktual

Mahfud MD Ungkap Masalah Utama Bangsa, Beberkan Cara Gus Dur Tangani Krisis dan Demo

2 September 2025
Gus Dur yang
Aktual

Saat Para Pemikir dan Tokoh Agama Bicara Warisan Besar Gus Dur, Membumikan Nilai Kemanusiaan

30 Agustus 2025
Pendukung Genosida
Publik

Dear Universitas Indonesia, Mendatangkan Narasumber Zionis Pendukung Genosida itu Mencoreng Nilai Kemanusiaan

26 Agustus 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjaga Bumi

    Maulid Nabi dan Kewajiban Menjaga Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gus Dur, Gereja, dan Kearifan Saling Pengertian Antarumat Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Karakter

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminari dan Pesantren: Menilik Pendidikan Calon Tokoh Agama yang Berjiwa Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Tafsir Kesetaraan dan Fakta Kepemimpinan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Aurat dan Fitnah: Pergulatan Tafsir Seksualitas Perempuan dalam Islam
  • Taklukkan Takut Bicara di Depan Umum: Dari Ketakutan Menjadi Kekuatan
  • Perempuan di Ruang Publik Menurut Islam
  • Maulid Nabi dan Kewajiban Menjaga Bumi
  • Sejak Awal Islam, Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Terlibat di Politik dan Perang

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID