Mubadalah.id – Zubaidah binti Abu Ja’far al-Manshur merupakan salah satu perempuan yang tidak hanya terkenal sebagai permaisuri khalifah yang agung, Harun ar-Rasyid, tetapi juga seorang ulama.
Zubaidah, terkenal sebagai ahli fiqh, ahli ibadah. Konon, ia memiliki seratus pelayan perempuan yang hafal al-Qur’an. Mereka setiap hari secara bergiliran melakukan “sema’an” al-Qur’an di istana.
Zubaidah mengusulkan dan mendorong suaminya untuk membangun sarana-sarana dan fasilitas-fasilitas pendidikan, gedung kesenian. Serta mendirikan perpustakaan yang kemudian mereka beri nama “Baitul Hikmah” atau Rumah Kebijaksanaan.
Perpustakaan ini berfungsi sebagai tempat menghimpun buku-buku dan karya-karya ilmu pengetahuan dari penjuru dunia, juga sebagai lembaga penelitian dan penerjemahan.
Selain itu, ia juga meminta suaminya untuk mendirikan Majelis al-Mudzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang ia selenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana kerajaannya.
Zubaidah juga merupakan pribadi yang amat dermawan. Ia menggunakan kekayaan dan kedudukannya di Dinasti Abbasiyah untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan, yang konon tak tertandingi oleh kaum laki-laki.
Ia juga membiayai ratusan orang yang beribadah haji. Pada suatu hari, ia pergi berhaji ke Baitullah bersama mereka dan mendapati orang-orang sulit mendapatkan air minum.
Zubaidah memanggil bendahara dan memerintahkan untuk menyediakan insinyur dan arsitek bangunan. Mereka, Zubaidah perintahkan membuat saluran air sepanjang sepuluh kilometer dari Makkah hingga Hunain.
Disebutkan, untuk keperluan pembangunan saluran air ini, Zubaidah menghabiskan sekitar 1.500.000 dinar. Sumber lain menyebutkan nilainya 1.700.000 dinar. []