Mubadalah.id – Ummu Muhammad Fakhr an-Nisa atau bernama asli Syuhdah binti Ahmad al-Ibri ad-Dinawary al-Baghadiyah lahir 484 H/1091 M dan wafat 574 H/1112 M.
Fakhr an-Nisa adalah seorang perempuan ulama, “muhadditsah”, ahli hadits, penulis produktif, dan “khathathah” (kaligraf). Ia lahir di Baghdad dari keluarga Dinawar, Kurdistan, kemudian pindah ke Baghdad dan wafat di kota itu.
Kakek Fakhr an-Nisa ialah seorang pedagang yang senang belajar hadits. Sementara, ayahnya sangat mencintai para ahli hadits. Sang ayah sering mengikuti pengajian hadits para ahli hadits pada zamannya.
Syuhdah, anaknya, juga selalu diajak belajar hadits kepada para ahli hadits tersebut, antara lain Tiryad bin Muhammad az-Zainabi, Wabin Thalhah an-Na’li, Ahmad Abdul Qadir bin Yusuf, dan lain-lain.
Di samping hadits, Syuhdah Fakhr an-Nisa juga belajar fiqh kepada para ahli fiqh besar, antara lain Abu Abdullah Hasan Ahmad an-Nu mani dan Abu Bakar Muhammad bin Ahmad Kayasyi.
Selain itu, ia juga belajar kaligrafi, dan tulisannya sangat indah. Karena kehebatannya dalam ilmu kaligrafi, ia bahkan digelari “Fakhr an-Nisa”, perempuan yang dibanggakan.
Suami Syuhdah meninggal dunia sesudah mengarungi kehidupan bersama selama empat puluh tahun. Ini menjadi cobaan berat baginya.
Namun, ia menerima hal itu dengan sabar dan tabah. Ia mengisi hari-harinya dengan belajar dan mengajar. Khalifah al-Muqtadi bi Amrillah dari Dinasti Abbasiyah lantas memberinya tanah yang cukup luas.
Di atas tanah itu kemudian mereka bangun madrasah dan pondok pesantren. Pesantren atau lebih tepatnya pusat pendidikan Islam itu berada di tepi Sungai Tigris.
Mereka yang belajar berjumlah lebih dari seribu, dan mereka mendapatkan beasiswa dari Syuhdah.
Syuhdah wafat pada tahun 574 Hijriah dalam usia 90 tahun. Jenazahnya orang-orang shalatkan di istana Baghdad dan ribuan orang yang terdiri atas para ulama, mahasiswa, santri, dan para pejabat pemerintah/kerajaan ikut menghadirinya. []