Mubadalah.id – Menjadi penghafal Al-Qur’an merupakan impian bagi seluruh manusia yang beragama Islam. Begitupula dengan Rawan Dweik, seorang wanita berkebutuhan khusus yang memiliki impian yang sama. Di tengah keterbatasannya, ia mampu menjadi penghafal Al-Quran pertama yang mengidap down syndrom. Lantas, seperti apakah sosok Rawan Dweik ?
Latar Belakang Rawan Dweik
Rawan Dweik, yang saat ini berusia 26 tahun merupakan seorang Muslimah asal Yordania. Rawan merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Kakak pertama sampai keempat Perempuan, sedangkan kakak terakhirnya laki-laki. Rawan dirawat oleh ibunya tanpa sosok ayah di sampingnya. Karena ayahnya telah meninggal dunia. Di antara saudaranya, hanya Rawan yang mengidap penyakit down syndrome.
Mengenal Penyakit Down Syndrome
Dilansir dari halodoc, down syndrome atau sindrom down adalah kondisi yang menyebabkan anak dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21. Pada umumnya sel tubuh manusia terdiri dari 23 pasang kromosom, dimana satu kromosom pada setiap pasang berasal dari ayah dan lainnya pada ibu.
Gangguan ini disebut juga dengan trisomy 21 dan dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental, bahkan kecacatan.
Namun, kondisi ini tidak menyurutkan tekad Rawan Dweik dalam mewujudkan impiannya sebagai seorang penghafal Al-Qur’an. Orang lain mungkin akan mengatakan hal itu tidak mungkin terwujud, namun tekad dan keyakinan Rawan Dweik dapat mengalahkan ketidak mungkinan tersebut.
Sosok yang Berperan dalam Kesuksesan Rawan Dweik
Di balik suksesnya seorang anak, akan ada seorang ibu hebat yang menjadi inspirator, motivator dan untaian doa yang terus terucap. Begitu pula dengan Ibu Rawan Dweik, Awatef Jaber (single mother) yang berada di balik kisah suksesnya Rawan Dweik sebagai pengahafal Al-Quran.
Melansir dari laman Bolojawan, Awatef Jaber mengungkapn rasa bangganya terhadap Rawan. Bahkan ia mengatakan bahwa Rawan merupakan anugerah terindah yang Allah berikan kepadanya.
Setelah mengetahui bahwa Rawan memiliki kondisi khusus, Awatef sama terpukulnya dengan ibu lainnya yang mendapati anaknya lahir tidak normal. Namun, Awatef sangat mencintai Rawan dan berjanji untuk mengajarinya Al-Quran dan membantunya untuk menghafal seluruh isi Al-Quran.
Walau dengan kondisi tidak normal, Awatef mengetahui bahwa Rawan adalah anak yang cerdas. Sehingga ia memulai dengan mengajarkan surah-surah terpendek dalam Al-Qur’an. Menurutnya, Rawan bisa cepat mempelajari dan menghafal Al-Qur’an. Ia pun mendaftarkan Rawan ke sekolah dasar saat berusia 6 tahun dan berhenti sekolah pada saat tamat kelas 7 atas kemauannya sendiri.
Metode Menghafal Al-Quran Rawan Dweik
Metode yang digunakan untuk menghafal Al-Qur’an yaitu dengan menulis ayat dan menghafalkan ayat demi ayat, ujar Awatef. Rawan membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menghafal surah Al-Baqarah dan berhasil dalam ujiannya. Setelah itu, ia bersujud syukur atas pencapaiannya.
Rawan terus menghafal Al-Qur’an dengan kecepatan teratur selama 7 tahun dan berhasil menyelesaikan hafalannya pada 29 Ramadan 2021. Ketika Rawan menghafal satu atau dua bagian, dia akan diuji oleh gurunya.
Dalam video yang beredar, Rawan menceritakan bagaimana ia bisa menghafal seluruh Al-Qur’an dengan bantuan ibu dan gurunya. Ia mengatakan bahwa ibunyalah yang akan membacakan satu ayat pada satu waktu dan ia biasa mengulangi setelahnya. Ia melakukan itu pada setiap halaman sampai bisa menghafalnya.
Rawan mempelajari dan menghafal Al-Qur’an di Bayan Center. Sang guru menuntut Rawan untuk tindak beranjak ke ayat berikutnya sebelum Rawan menghafal ayat tersebut. Rawan juga mengungkapkan bahwa ia mengulangi setiap ayat setidaknya 10 kali dan kemudian akan membacanya di dalam hati. Allah lah yang membuat semua itu mudah baginya.
Semoga keberhasilan Rawan di balik kondisinya dalam menghafal Al-Qur’an menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. []