• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Urgensi Travelling dalam Islam, Bolehkah?

Islam tidak melarang pemeluknya untuk melakukan travelling, Bahkan menganjurkan sepanjang travelling yang dilakukan memiliki tujuan yang dibenarkan

Belva Rosidea Belva Rosidea
27/02/2024
in Publik
0
Travelling dalam Islam

Travelling dalam Islam

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berbicara tentang travelling, siapa sih yang tidak suka travelling? Jalan-jalan? cuci mata? Pada dasarnya manusia memang butuh hiburan, salah satunya dengan travelling atau jalan-jalan. Istilah travelling semakin naik daun seiring perkembangan zaman dan teknologi media sosial di mana semua orang bebas membagikan aktivitas apapun.

Banyak orang yang termotivasi mengujungi suatu tempat setelah melihat postingan orang lain di media sosial yang terlihat begitu indah dan menawan. Lalu sebenarnya bagaimana urgensi travelling dalam Islam?

Secara sederhana, travelling adalah kegiatan ‘berpergian’. Ada berbagai alasan seseorang melakukan aktivitas ini, baik untuk mengisi waktu liburan bersama orang-orang terkasih, atau sekadar mencari hiburan sebentar dari penat rutinitas hariannya. Semakin ke sini, banyak yang menjadikan travelling sebagai pekerjaan.

Travelling bukan lagi sekadar hobi yang menguras tabungan, justru menguntungkan sebab menghasilkan pendapatan. Tak sedikit kita jumpai seleb media sosial yang pekerjaan hariannya memang jalan-jalan untuk membagikan informasi mengenai tempat-tempat wisata dan memberi ulasan rekomendasi untuk kita kunjungi.

Islam tidak Melarang Travelling

Masyarakat luas sebagai penikmat konten pun merasa banyak terbantu dengan info-info demikian. Dalam islam sendiri sebenarnya travelling atau ‘berpergian’ tentu tidak terlarang. Bahkan bisa menjadi anjuran. Sebagaimana dalam salah satu ayat dalam Qur’an yang memerintahkan kita berjalan atau bepergian di muka bumi. Yakni Qur’an Surat Al-An’am ayat 11, yang artinya:

Baca Juga:

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

“Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu”.

Dalam sejarah, kita menganal tokoh Ibnu Batutah, beliau adalah tokoh muslim yang menjadi pengembara hebat pada ke-14. Muslim asal Maroko ini terakui sebagai penjelajah dunia nomor satu pada masanya. Bahkan melebihi seorang Marcopolo.

Berpergian dalam islam menjadi begitu dianjurkan ketika dalam perjalanannya ada banyak hikmah yang bisa kita ambil untuk kehidupan. Dalam penjelasan Qur’an surat An-Naml ayat 69 : “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa”.

Seseorang yang melakukan perjalanan berpergian atau travelling kita harapkan akan mampu merenungkan hakikat kehidupan bahwa segala sesuatu di bumi ini diciptakan olehNya, tidak ada yang kekal kecuali Sang Pencipta.

Tiap kali melihat keindahan alam, harapannya kita mampu bertafakkur bahwa pencipta keindahan tersebut jauh lebih indah, dan begitulah Maha Besarnya kekuasaan Allah.

Hikmah Travelling

Demikian pula ketika dalam perjalanan travelling tersebut kita melihat puing-puing sisa sejarah yang sudah hancur. Harapannya kita  mampu mengambil hikmah bahwa tak ada satu pun di dunia ini yang kekal abadi, semua akan kembali kepadaNya sesuai kehendakNya.

Yakni dengan melakukan perjalanan travelling tersebut, seorang manusia akan menyadari bahwa dirinya kecil dan lemah tanpa Allah. Selain itu juga harus lebih banyak bersyukur sudah diberi waktu, tenaga, rezeki, dan kesempatan untuk melihat keindahan dan kebesaranNya yang tersebar di muka bumi ini.

Travelling menjadi begitu sarat makna ketika kita sertai tujuan untuk melihat keindahan ciptaan Allah, atau sebagai sebuah pelajaran untuk mengingat binasanya peradaban terdahulu.  Hal ini menjadi pengingat agar tidak menjadi manusia yang sombong. Karena sesungguhnya banyak peradaban yang jauh lebih kuat, namun hancur atas kehendakNya. Sebagaimana penjelasan dalam Qur’an Surat Gafir ayat 82, yang artinya:

“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka”.

Juga dalam Surat Muhammad ayat 10, “Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang-orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa itu”.

Anjuran Travelling

Islam tidak melarang pemeluknya untuk melakukan travelling, Bahkan menganjurkan sepanjang travelling yang dilakukan memiliki tujuan yang dibenarkan. Bukan sebatas melakukan travelling karena ingin pamer di media sosial, ingin mendapat pujian atas pencapaian dan kemampuan dalam melakukan perjalanan jauh dengan pesawat mahal atau ke luar negeri.

Jangan sampai niat-niat tidak baik seperti itu justru menodai rezeki perjalanan yang diberikan olehNya. Travelling bukan semata-mata liburan tanpa makna, Bukan pula momentum untuk mengistirahatkan jiwa dari meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Melainkan harus menjadi sebuah momentum untuk semakin memperkukuh keislaman. []

Tags: Ibu Batutahliterasimedia sosialTravelling dalam Islamviral
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID