Mubadalah.id – Temuan ilmu pengetahuan modern yang disebut embriologi nyaris sama seperti yang diinformasikan Rasulullah Saw kepada kita, bahwa proses awal sebuah kehamilan (pertumbuhan janin) membutuhkan waktu sekitar tujuh hari, meskipun menurut embriologi dimungkinkan terjadi implantasi pada hari ketiga.
Padahal, Nabi Muhammad Saw dalam sejumlah riwayat diberi julukan sebagai al-umm (orang yang buta huruf). Tetapi kebenaran pernyataannya melampaui temuan ilmu pengetahuan pada zamannya hingga saat ini.
Perkembangan selanjutnya, sel yang tertanam pada dinding rahim makin dalam dan makin kuat. Pada tahap paling awal, memasuki minggu kedua hingga minggu keempat, lapisan sel atau lapisan benih yang berbeda berkembang menjadi berbagai bagian organ tubuh.
Sekurangnya ada tiga lapisan benih, yaitu ekstoderm yang akan berkembang menjadi sistem saraf, termasuk otak, kulit, dan rambut, endoderm yang akan berkembang menjadi lapisan hati, pankreas, tiroid, dan lain-lain.
Dan mesoderm yang akan berkembang menjadi rangka tubuh, jaringan ikat, sistem darah, sistem urogenital, dan sebagian otot. Pada tahap ini, al-Qur’an menyebutnya sebagai ‘alaqah.
Minggu Kelima – Kedelapan
Pada minggu kelima hingga kedelapan atau embrio berusia 40-42 hari, sistem saraf pusat, saraf berbagai organ, seperti mata, telinga, hidung, pembuluh darah, limpa, dan berbagai saraf organ lain sudah terbentuk. Tahap pertumbuhan ini disebut periode embrionik, atau menurut bahasa al-Qur’an disebut tahap mudghah.
Pada minggu kesembilan hingga kesepuluh, perkembangan sistem saraf dan organ sudah mulai tampak seperti miniatur manusia. Proses ini masuk tahap organogenesis (tahap janin).
Pada tahap ini hingga kehamilan berusia 12 minggu, perkembangan janin cepat sekali, alat kelaminnya sudah tampak, detak jantung sudah bisa kita dengar dengan menggunakan alat, serta jari-jari tangan, kaki, dan lain-lain terbentuk.
Pada tahap ini terjadi peniupan ruh ke dalamnya yang al-Qur’an sebut sebagai makhluk lain (khalqan akhar). Juga merupakan tahap insaniyah sebagai makhluk berjenis manusia yang memiliki potensi yang sangat besar untuk melanjutkan proses evolusi hingga mencapai kesempurnaan makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Penciptaan manusia terdiri dari dua tahap, meliputi tahap penciptaan fisik atau jasad manusia dan nonfisik berupa peniupan ruh. Secara spiritual, ruh merupakan hakikat manusia, yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
Pada tahap penciptaan fisik, proses tersebut dapat kita deteksi perkembangannya dengan menggunakan alat-alat kedokteran modern. Akan tetapi, pada tahap nonfisik, tidak ada satu alat pun yang mampu mendeteksinya. Karena hal ini di luar jangkauan kemampuan manusia dan merupakan rahasia Tuhan.
Sebagaimana dalam al-Qur’an:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
“Dan mereka – bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS. al-Isra’ (17): 85). []