• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Rumah Tangga yang Berkah, Apa Cirinya?

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
12/12/2021
in Kolom
0
rumah tangga yang berkah

rumah tangga yang berkah

24
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Apa sih yang kita harapkan setelah menikah? Apakah setelah menikah seorang istri hanya ingin bulan madu, punya momongan, rumah megah, mobil mewah dan hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan anak? Apakah setelah menikah seorang suami menginginkan istri yang penurut, mencari uang yang banyak sebagai kewajiban menafkahi, semua keperluan dilayani istri atau apa lagi? Bagaimana ciri rumah tangga yang berkah?

Saya pikir kita harus segera memaknai ulang hakikat pernikahan dan rumah tangga agar tidak usang dimakan zaman. Hanya saja saya yakin, jika kita semua mendambakan rumah tangga yang berkah setelah menikah. Lalu pertanyaannya, apa sesungguhnya makna rumah tangga yang berkah? Apakah rumah tangga yang dihuni oleh istri dan suami yang hartanya banyak? Atau apa?

Saya ingin ikut memaknainya. Bahwa rumah tangga yang berkah adalah serangkaian ikhtiar dan doa yang diupayakan sepasang istri dan suami dalam menjalankan kehidupan rumah tangganya. Sejurus dengan makna hakiki pernikahan, bahwa ia adalah ikrar persaksian setia yang bobotnya sangat berat, kepada masing-masing pasangan, masing-masing orang tua dan mertua, masyarakat dan terutama kepada Allah SWT.

Maka ketika ada kasus seorang suami yang berselingkuh hanya karena istrinya cerewet, kurang menjaga kebugaran fisik, tidak bisa memasak, memilih bekerja di luar rumah dan atau karena alasan lainnya, tentu kenyataan itu adalah penyakit.

Begitupun sebaliknya, kalau ada kasus seorang istri kemudian berselingkuh hanya karena suaminya kurang dalam memberi uang nafkah, motif balas dendam kepada suami atau apapun alasannya, perilaku selingkuh tetap tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Pada tingkatan tertentu, istri maupun suami bisa jadi, satu sama lain saling berselingkuh, alasannya karena ketidakcocokan atau apapun itu, awalnya bisa jadi kesal, tidak terima, marah dan akan berujung percekcokan yang besar. Tetapi lambat laun, bisa terjadi, perselingkuhan istri maupun suami dilakukan atas dasar kerelaan satu sama lain. Keduanya, istri dan suami tetap dalam perilaku selingkuh, tetapi keduanya tidak bercerai karena pertimbangan anak dan keluarga besar.

Ketahuilah bahwa rumah tangga yang seperti itu, cepat atau lambat akan hancur dan pasti tidak berkah. Untuk itu, perspektif dan wawasan kita terhadap rumah tangga yang berkah perlu dipahami. Rumah tangga yang berkah bukanlah rumah tangga yang tanpa masalah. Di dalam rumah tangga yang berkah, tantangan dan ujian akan selalu ada, tetapi keduanya paham betul bahwa setelah kesusahan pasti akan ada kemudahan. Ini menjadi komitmen bahwa dalam menyikapi masalah dalam rumah tangga tidak boleh cepat-cepat ditanggapi hanya dengan emosi dan amarah.

Sebagaimana mana tanaman, ladang rumah tangga harus selalu disiram dan dipupuk agar tidak layu dan mati dimakan hama. Niat suci, komitmen, ikhtiar dan ibadah yang selama ini disepakati bersama, pelaksanaannya harus terus diperbaharui. Berpikirlah panjang jauh ke depan bahwa penyesalan selalu datang di akhir episode kehidupan. Kita juga mesti bijak bahwa rumah tangga itu bukan ajang persaingan istri dan suami.

Akhirnya, karena pernikahan dan rumah tangga bukan hanya soal mendapat momongan, memasak (dan pekerjaan rumah tangga yang lain), berhubungan badan, romantisme ucapan dan perbuatan (yang lazim ada dalam film-film Korea, misalnya), maka sudah semestinya kita, para istri dan suami, bijak memaknai lika-liku rumah tangga. Jaga komunikasi antara istri dan suami, jaga amanatnya sebagai istri/ibu dan suami/ayah, jangan berkhianat dan jaga komunikasi kita dengan Allah yakni dengan istikamah beribadah.[]

Wallaahu a’lam

Tags: BerkahistrikeluargaKeluarga BerkahperempuanRelasi Suami dan Istrirumah tanggasuami
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Kesalingan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

13 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mas Pelayaran

    Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kidung Reksabumi; Sebuah Ajakan Umat Beragama untuk Saling Jaga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID