• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menciptakan Ruang Nyaman Belajar dan Aman dari Perundungan di Pesantren

Di balik eforia pada momentum hari santri kali ini, tersimpan berbagai kisah kelam yang ada di pesantren.

Khairun Niam Khairun Niam
26/10/2024
in Publik
0
Perundungan di Pesantren

Perundungan di Pesantren

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Rasanya sudah agak terlambat jika menulis tentang hari santri sekarang. Tapi, tidak apa-apa tulisan ini berangkat dari keresahan penulis melihat fenomena yang terjadi di pesantren dua tahun terakhir.

Hari santri kali ini mengambil tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”. Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari santri disambut bahagia oleh seluruh santri di Indonesia. Baik santri yang masih berada di pesantren ataupun yang telah menjadi alumni. Terlihat beberapa pesantren mengadakan apel dan upacara serta plamflet ataupun flayer ucapan hari santri tersebar di berbagai media sosial.

Di balik eforia pada momentum hari santri kali ini, tersimpan berbagai kisah kelam yang ada di pesantren. Yaitu kasus perundungan di pesantren yang masih seringkali terjadi.

Oleh sebab itu kebahagiaan yang para santri rasakan justru menjadi momen tersedih bagi para keluarga. Di mana anak mereka ketika menjadi santri menjadi korban perundungan di pesantren oleh teman-teman sesama “santri” pula.

Potret Kasus Perundungan di Pesantren

Sebagai sebuah lembaga pendidikan islam, pesantren banyak tersebar di seluruh Indonesia. kehadirannya banyak memberikan pengaruh keilmuan islam yang luar biasa bagi para santri.

Baca Juga:

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Praktik Mubadalah dalam Kegiatan Mahasantri di Tashfiyatul Qulub

Oleh sebab itu pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang banyak menjadi sasaran para orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak mereka. Selain soal ilmu pengetahuan, pesantren juga menjadi tempat yang aman bagi anak dari pergaulan bebas dan tentunya berbagai tindak kekerasan.

Namun sayangnya, tindakan kekerasan dapat terjadi di mana saja begitupun di pesantren. Bahkan, sampai saat ini kasus perundungan di pesantren masih sering terjadi. Bintan Balqis Maulana (14 tahun) seorang santri di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh para senionya di pesantren.

Berita terbaru yang penulis kutip dari cnnindonesia.com Abdul Karim Putra Wibowo (13 tahun) seorang santri di pondok pesantren Al-Qur’aniyy Az-Zayadiyy, Sukoharjo, Jawa Tengah meninggal dunia diduga akibat mengalami kekerasan dari kakak tingkat atau seniornya. Kabar duka tersebut keluarga terima pada senin 16 september kemarin.

Dua kasus di atas merupakan gambaran bahwa masih ada tindakan kekerasan yang terjadi di pondok pesantren. Jauh sebelum ini sudah banyak kasus perundungan. Namun tidak menyebabkan korban meninggal dunia. Padahal, dengan berbekal ilmu pengetahuan Islam yang telah mereka pelajari, pesantren harapannya mampu mewujudkan lingkungan kekeluargaan yang harmonis antar sesama santri.

Namun sayangnya, sebagaimana lingkungan pendidikan lainnya, pesantren tidak bisa terlepas dari fenomena sosial yang dapat mempengaruhi kehidupan dan pengalaman para santri, yaitu perundungan.

Memaknai Tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”

Tema pada hari santri kali ini adalah “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan.” Mengutip dari dki.kemenang.go.id “Menyambung Juang” maksudnya untuk meneruskan semangat juang yang selama ini para santri lakukan.

Sementara “Merengkuh Masa Depan” artinya bergerak secara bersama-sama menuju masa depan. Secara keseluruhan, tema ini mengartikan perjuangan berkelanjutan para santri dalam merengkuh masa depan yang sejahtera.

Berkaitan dengan hal tersebut tentunya dalam proses berjuang untuk mencapai visi “merengkuh masa depan”, para santri seharusnya kita berikan keamanan dan kenyamanan dalam belajar. Namun realitanya masihkita temukan santri di beberapa pesantren yang mengganggu kenyamanan belajar dantri lain Yakni dengan melakukan perundungan sehingga menciptakan ketakutan di lingkungan sekitarnya.

Kasus perundungan di pondok pesantren sampai saat ini masih menjadi PR kita bersama. Oleh sebab itu momentum hari santri pada 22 oktober kemarin seharusnya dapat kita jadikan sebagai refleksi bahwa segenap pengurus, kiai, dan para santri. Yakni untuk memiliki tanggung jawab penuh untuk menciptakan pendidikan pesantren yang aman, nyaman dan sesuai dengan nilai-nilai moral dan keislaman.

Menciptakan Pendidikan yang Aman dan Nyaman

Sampai saat ini penulis masih meyakini bahwa kasus perundungan di pesantren masih terjadi, karena belum ada tindakan yang tegas dari pesantren. Selain itu, budaya diam dan takut untuk melaporkan kekerasan yang terjadi dari santri sendiri juga dapat menjadi hambatan dalam menangani masalah ini.

Seringkali, santri yang menjadi korban merasa takut atau malu untuk melaporkan kekerasan tersebut karena bisa jadi dengan melaporkan justru akan berdampak negatif kepada korban. Misalnya, Dijauhi oleh teman-temannya dan mendapatkan ancaman dan balasan dari para pelaku.

Berdasarkan pengalaman penulis sendiri yang pernah nyantri bahwa kasus perundungan biasanya juga karena senioritas serta budaya bulliying yang telah terjadi selama turun temurun. Di sisi lain, sistem kepengurusan yang otoriter juga dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan pelaku perundungan bebas melakukan aksinya tanpa rasa takut.

Menyoal Kasus Perundungan di Pesantren

Kasus bulliying atau perundungan yang terjadi di pesantren menjadi tantangan Kiai, Pengasuh dan jajaran pengurus pesantren. Tidak hanya itu, hal ini juga menjadi tantangan bagi santri karena mereka sendiri yang menyaksikan perundungan itu terjadi.

Oleh sebab itu ketiga unsur tersebut (Kiai, Pengurus dan santri) bertanggung jawab penuh untuk mengatasi perundungan untuk menciptakan lingkunan yang aman dan nyaman.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pihak-pihak terkait ntuk mengatasi perundungan ini. Setidaknya kita memerlukan langkah-langkah yang yang harus dilakukan oleh ketiga pihak tersebut (kiai, pengurus dan santri).

Bagi para santri cukup melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan baik fisik ataupun non fisik yang terjadi di kalangan mereka. Hal ini bertujuan untuk mencegah kasus perundungan semakin mendalam. Selain itu, pelaku perundungan dapat kita berikan sanksi secara langsung.

Namun, sebelum itu pihak pesantren harus membuat sistem ataupun mekanisme pelaporan yang aman agar para pelapor ini kita rahasiakan identitasnya. Karena seringkali para palapor ini justru yang mendapatkan dampaknya yaitu turut menjadi korban perundungan.

Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah segenap jajaran pengurus pesantren. Adapun tugas kiai dalam hal ini adalah memberikan pengawasan serta harus sering mengadakan rapat evaluasi bersama para pengurus lainnya. Wallahua’lam. []

Tags: Hari Santrinyaman belajarperundunganpesantrenPondok PesantrenSantri
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

Jam Masuk Sekolah

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

7 Juni 2025
Iduladha

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

7 Juni 2025
Masyarakat Adat

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Siti Hajar

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

7 Juni 2025
Relasi Kuasa

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

7 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID