• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kesadaran Gender: Kesadaran untuk Membedakan Laki-laki dan Perempuan secara Sosial

Menurut Lies Marcoes, aktivis dan pakar gender, relasi gender tidak hanya sebatas antara mereka yang secara biologis laki-laki dengan perempuan. Melainkan juga relasi sosial antar laki-laki dan antar perempuan

Redaksi Redaksi
10/01/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kesadaran sosial

Kesadaran sosial

575
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kesadaran gender adalah kesadaran untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan secara sosial.

Karena secara sosial, menurut Lies Marcoes, aktivis dan pakar gender, relasi gender tidak hanya sebatas antara mereka yang secara biologis laki-laki dengan perempuan. Melainkan juga relasi sosial antar laki-laki dan antar perempuan

Membincang gender dalam wacana Islam sering dituduh kebarat-baratan. Hal itu bermula dari keyakinan kesadaran adanya pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial berasal dari Barat. Dan kata gender sendiri berasal dari Barat. Namun, setelah menyadari bagaimana sistem bahasa Arab beroperasi, membuat penulis berubah pikiran.

Mari bandingkan dengan bahasa Jawa. Orang tidak mungkin bicara bahasa Jawa dengan tepat tanpa mengetahui sistem kelas sosial, sebab sistem ini melekat dalam setiap kata.

Bahasa Jawa memiliki tiga kategori kata untuk makna yang sama: ngoko (kelas bawah), madya (kelas menengah) dan inggil (kelas atas), contoh: lungo, kesah, tindak untuk kata pergi. Dari sini kita bisa simpulkan bahwa cara pandang dunia masyarakat Jawa adalah kelas sosial.

Baca Juga:

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

Nah, tahukah cara pandang dunia masyarakat Arab itu apa? Bahasa Arab tidak ditentukan oleh konsep kelas sosial, melainkan oleh konsep mudzakar dan muannats, yakni konsep laki-laki dan perempuan.

Semua kata dalam bahasa Arab kalau tidak laki-laki (mudzakar) pasti perempuan (muannats). Seperti kelas sosial dalam bahasa Jawa, mudzakar dan muannats juga melekat dalam setiap kata (benda, kerja, ganti, sambung, sifat, tunjuk).

Bahkan tidak terbatas pada makhluk biologis yang punya alat kelamin, tapi juga benda mati yang jelas-jelas tidak punya alat kelamin, seperti kursiy alias kursi itu laki-laki (mudzakar), sabburah (papan tulis) itu perempuan (muannats). Jadi, mudzakar dan muannats di sini adalah jenis kelamin sosial alias gender. []

Tags: kesadaran genderlaki-lakimembedakanperempuansosial
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Saling Mengenal

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

22 Juli 2025
sharing properti keluarga

Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

22 Juli 2025
properti keluarga

Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

22 Juli 2025
Konflik Keluarga

Manajemen Konflik Keluarga

21 Juli 2025
Ekonomi

Mengapa Istri Paling Rentan secara Ekonomi dalam Keluarga?

21 Juli 2025
Lingkungan Sosial

Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

19 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • properti keluarga

    Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perselingkuhan, Nikah Siri dan Sexually Discipline

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID