• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dunia Sayyidah Khadijah

Sayyidah Khadijah membuktikan bahwa keberanian dan kemandirian bukanlah pilihan, melainkan keharusan.

Thoah Jafar Thoah Jafar
16/03/2025
in Hikmah, Rekomendasi
0
Sayyidah Khadijah

Sayyidah Khadijah

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

سَعْدُنَا بِالدُّنْيَا

بِخَدِيْجَةَ الْكُبْرَى …

“Kebahagiaan kami di dunia, … lewat teladan Khadijah al-Kubra.”

Mubadalah.id – Hubungan lafaz “dunia” dan “Sayyidah Khadijah” dalam syair berjudul “Sa’duna fi ad-dunya” itu barangkali bukan sekadar soal rima. Namun, memang secara faktanya, Sang Ummul Mukminin, hampir di seumur hidupnya membuka banyak mata tentang makna perempuan dan harta, yang biasanya sering dituding sebagai sesuatu yang sering menyilaukan umat manusia.

Bayangkan, di tengah citra perempuan Arab kuno yang pasif dan penuh diskriminatif seperti itu, Sayyidah Khadijah hadir sebagai srikandi muda yang mampu membangun imperium bisnis terbesar di Makkah, mempekerjakan ratusan orang, dan menguasai perdagangan lintas wilayah.

Khadijah berhasil mengelola modal tinggalan ayahnya hingga menjadi pusat dagang terbesar di Jazirah Arab. Dengan menerapkan sistem mudharabah (kemitraan), ia menggandeng para pedagang andal. Saking terkenal profesionalnya, Khadijah mendapat gelar “At-Thahirah” (perempuan suci), yang menjadikannya mitra dagang paling terpercaya.

Di bawah komandonya, Sayyidah Khadijah mengelola armada lebih dari 80 ribu unta, memimpin lebih dari 40 kamar dagang besar milik kaum Quraisy, dan menciptakan jaringan bisnis yang membentang hingga Syam (Suriah), Yaman, Irak, Persia, dan Habasyah (Ethiopia).

Akan tetapi, kebesaran Sayyidah Khadijah bukan sekadar kejayaan bisnis semata. Beliau adalah simbol keberanian, kecerdasan, dan keteguhan. Di tengah budaya patriarki Makkah, ia membuktikan bahwa perempuan sejatinya mampu untuk mandiri, berani, dan berpikir strategis.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

Memilih Karena Akhlak

Keputusannya memilih Nabi Muhammad bukan soal harta atau status, melainkan karena akhlak. Ketika dunia melihat materi, Khadijah telah melihat nilai. Beliau memilih lelaki jujur, bukan bangsawan berlimpah dinar. Inilah pelajaran pertamanya, perempuan harus berani memilih yang lebih dari sekadar gemerlap.

Saat Islam mulai ditekan, Khadijah bukan cuma berperan sebagai istri. Beliau justru menjelma benteng pertama dakwah. Seluruh hartanya, yang dulu menguasai pasar Makkah, habis untuk perjuangan. Dari istana kemewahan, ia berakhir dalam kepapaan. Namun, justru di sanalah kejayaannya. Sayyidah Khadijah merasa tidak kehilangan apa-apa dan justru Islam telah memberi segalanya.

Hari ini, perempuan dihadapkan pada tantangan yang berbeda, tetapi semangatnya tetap sama. Dunia modern menawarkan kebebasan dan peluang, tetapi juga tekanan dan ekspektasi yang menyesakkan. Sayyidah Khadijah mengajarkan bahwa perempuan bukan pelengkap, melainkan penggerak perubahan. Bukan hanya berhak bermimpi, tetapi juga berjuang meraihnya.

Sayyidah Khadijah membuktikan bahwa keberanian dan kemandirian bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Beliau adalah bukti bahwa perempuan dapat berbisnis tanpa kehilangan integritas, berkuasa tanpa kehilangan kelembutan, dan berjuang tanpa kehilangan cinta.

Banyak riwayat menyebut, Sayyidah Khadijah wafat tepat di 11 Ramadan, lebih dari 1.435 tahun yang lalu. Kepergiannya menjadi tahun kesedihan bagi Rasulullah. Namun, jejaknya tetap abadi hingga kini.

Dunia bisa berubah, tetapi inspirasi dari Khadijah akan selalu hidup dalam setiap perempuan yang berani bermimpi, berani bertindak, dan berani menentukan nasibnya sendiri.

Laha al-fatihah. []

 

Tags: Ahlul BaytHikmah Ramadanislamistri nabiSayyidah Khadijahsejarah
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Narasi Pernikahan

    Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID