Mubadalah.id – Dalam istilah kedokteran, aborsi adalah pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi (kehamilan) 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram.
Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran UI mendefinisikan aborsi sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Sedangkan Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum UI mendefinisikan aborsi dengan pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dengan memperbandingkan definisi para fuqaha dan ahli kedokteran dan hukum. Maka dapat kita simpulkan bahwa ada titik persamaan di antara mereka dalam dua hal yakni:
Pertama, ada upaya tertentu mengeluarkan janin atau mengakhiri kehamilan. Kedua, melakukannya pada saat janin belum bisa hidup di luar kandungan meski sudah berbentuk.
Definisi aborsi yang lebih umum terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yakni:
Pertama, terpancarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum hasil bulan keempat dari kehamilan); keguguran atau keluron. Kedua, keadaan terhentinya pertumbuhan yang normal (untuk makhluk hidup). Ketiga, guguran (janin).
Dari definisi ini tampak bahwa aborsi lebih di titik beratkan pada adanya embrio atau janin yang keluar sebelum waktunya dan tidak mensyaratkan adanya tindakan tertentu. Oleh karena itu keguguran atau keluron juga disebut aborsi. Demikian juga janin yang digugurkan.
Dari berbagai definisi di atas, definisi para fuqaha dan para ahli kedokteranlah yang akan kita jadikan rujukan dalam pembahasan mengenai aborsi dalam tulisan ini.
Hanya saja definisi aborsi yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjadi signifikan untuk dikemukakan karena berkaitan erat dengan pembahasan mengenai macam-macam aborsi sebagaimana berikut ini.
Macam-macam Aborsi
Selaras dengan definisi yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita kenal dua macam bentuk aborsi yakni:
Pertama, abortus spontaneous (aborsi spontan) yakni aborsi yang terjadi dengan sendirinya, tidak ia sengaja dan tanpa pengaruh dari luar atau tanpa tindakan. Abortus spontan bisa terjadi karena kecelakaan, penyakit syphilis, dan sebagainya.
Kedua, abortus provocatus atau abortus arteficiallis, yakni melakukan aborsi yang dengan cara sengaja. Tindakan semacam ini dibagi dua:
Pertama, abortus provocatus thorapeuticus, yakni yang dilakukan atas dasar pertimbangan medis yang sungguh-sungguh dan pada umumnya untuk menyelamatkan jiwa si ibu.
Kedua, abortus provocatus criminalis, yakni yang dilakukan tanpa indikasi medis apapun, dan dianggap sebagai tindak pidana
Aborsi jenis terakhir inilah yang sering disebut dengan aborsi illegal dan diancam hukuman, baik pidana maupun hukum Islam.
Sedangkan untuk aborsi yang lain (abortus spontaneous dan abortus provocatus therapeuticus) hukum pidana dan hukum Islam memberikan kualifikasi. Serta ketentuan yang berbeda-beda menurut faktor penyebabnya, ringan dan beratnya serta jenis dan sifatnya. Berbeda-beda menurut factor penyebabnya, ringan dan beratnya serta jenis dan sifatnya. []