Pada anak kecil dan remaja, pengetahuan tentang nilai akhlak itu bersifat normatif. Tetapi pada orang dewasa, pengetahuan tentang nilai akhlak itu harus kita sampaikan.
Mubadalah.id – Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika seseorang memiliki kapasitas yang seimbang dari ketiga aspek tersebut, secara teori ia dapat hidup harmoni dengan lingkungan dan dengan dirinya karena ia mampu mengamati dan merespons permasalahan secara benar dan proporsional.
Di rumah saya, pernah tinggal seorang gadis desa yang kepribadiannya sangat baik, rajin bekerja dan belajar, serta penuh tanggung jawab. Akan tetapi, saya sangat terkejut ketika ia melakukan sesuatu yang menurut ukuran saya tidak sopan atau tidak tahu diri.
Belakangan saya mengetahui bahwa ia memang tidak tahu bahwa apa yang ia lakukan itu melanggar nilai-nilai etika dan bahkan nilai kesehatan, karena di kampung tempat tinggalnya hal tersebut bukan perbuatan tercela oleh masyarakat. Setelah diberi tahu, hal itu tidak pernah terulang kembali.
6 Nilai Akhlak
Jadi, pengetahuan tentang nilai akhlak itu sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan kepribadian. Terutama bagi anak yang memiliki fitrah bawaan yang baik. Pengetahuan tentang nilai-nilai akhlak bisa kita sampaikan oleh:
Pertama, orangtua di rumah melalui dongeng sebelum tidur, kemudian melalui nasihat rutin atau khusus sehubungan dengan event-event penting. Misalnya, ketika akan berangkat merantau, dalam proses memilih jodoh, ketika memulai hidup rumah tangga, atau akan menduduki suatu jabatan.
Kedua, guru di sekolah, berupa pelajaran ilmu akhlak atau budi pekerti. Pelajaran ilmu akhlak di sekolah pada umumnya lebih berpengaruh pada aspek kognitif, dan kurang menyentuh aspek afektif.
Akan tetapi, disiplin sekolah yang bermuatan nilai akhlak, meski bisa jadi tidak disukai oleh murid, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam diri si murid, sekurang-kurangnya masuk ke alam bawah sadar.
Ketiga, ulama atau orang bijak setiap selesai shalat atau dalam pengajian, atau dalam pertemuan khusus. Keempat, cendekiawan melalui forum diskusi. Kelima, melalui literatur yang terprogram, dan keenam, bisa juga ia peroleh dari peristiwa yang mengesankan hatinya yang kemudian ia jadikan pelajaran.
Pada anak kecil dan remaja, pengetahuan tentang nilai akhlak itu bersifat normatif. Tetapi pada orang dewasa, pengetahuan tentang nilai akhlak itu harus kita sampaikan dalam forum yang memungkinkan terjadinya dialog.
Sebab, tujuan pemberitahuan tentang nilai bukan hanya informatif. Tetapi kita harapkan berakhir dengan penghayatan nilai. []