• Login
  • Register
Selasa, 29 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Apa Itu Feminisme? Ini Penjelasan KH Husein Muhammad

Abdul Rosyidi Abdul Rosyidi
19/10/2022
in Aktual
0
Apa Itu Feminisme dalam Islam? Ini Penjelasan KH Husein Muhammad

Apa Itu Feminisme dalam Islam? Ini Penjelasan KH Husein Muhammad

359
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Pernyataan yang salah biasanya diawali dari pemahaman yang keliru. Begitupun, anggapan yang salah terhadap Feminisme, akhir-akhir ini, sebenarnya berangkat dari asumsi keliru terhadap pengertian ‘Feminisme’ itu sendiri. Lantas apa itu feminisme dalam Islam?

Pengasuh Pesantren Dar at-Tauhid Arjawinangun Kabupaten Cirebon, KH Husein Muhammad, saat ditemui Mubadalah, Jumat 10 Oktober 2018, mengatakan, sebaiknya siapapun mengerti dulu terhadap suatu hal sebelum menghukuminya.

Apa Itu Feminisme?

Feminisme, menurutnya, berangkat dari gerakan memperjuangkan persamaan hak dan keadilan bagi perempuan dan laki-laki yang disebabkan ketimpangan relasi. Kondisi perempuan yang berada pada posisi yang lebih rendah dalam relasi di dalam struktur masyarakat saat ini, membuat perjuangan Feminisme lebih memfokuskan diri pada upaya untuk mengangkat derajat kaum perempuan. Tujuannya agar diperoleh relasi yang lebih setara.

“Feminisme muncul karena kondisinya memang perempuan yang sedang dalam posisi tertindas. Dia berada pada relasi (dengan laki-laki) yang timpang,” katanya.

Baca juga: Mereka yang Memusuhi Feminisme

Baca Juga:

A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

Pola Relasi Suami dan Istri

Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

Wacana Keagamaan Masih Menempatkan Perempuan sebagai Sumber Fitnah

Struktur yang di dalamnya terdapat relasi yang timpang, lanjut Buya Husein, perlu diperbaiki agar menjadi setara. Karena ketimpangan relasi akan mengakibatkan pada marjinalisasi, subordinasi, stigmatisasi, dan kekerasan.

Dalam relasi antara perempuan dan laki-laki yang timpang saat ini, perempuanlah yang menjadi korban. Jadilah perempuan mengalami bermacam-macam perlakukan buruk seperti marjinalisasi, subordinasi, stigmatisasi, kekerasan, dan sebagainya.

Padahal Islam sendiri memandang perempuan dan laki-laki secara setara. Sebab dalam Islam, semua manusia sama derajatnya di depan Allah swt. Di depan Allah, tidak ada yang unggul antara satu dibandingkan dengan yang lain.

“Yang dilihat bukan jenis kelaminnya, apakah dia laki-laki atau perempuan. Tidak melihat apakah yang satu karena jenis kelaminnya itu kemudian lebih unggul dibandingkan yang lain. Tapi Allah hanya melihat seberapa takwa mereka kepadaNya,” lanjut Buya.

Baca juga: Setara dalam Rumah Tangga

Mengurus rumah tangga    

Sebab memiliki derajat kemuliaan yang sama, maka baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama, termasuk untuk menentukan berkiprah di wilayah domestik (kerja di dalam rumah) atau publik (kerja di luar rumah).

Karena peran-peran tersebut (domestik maupun publik) bukanlah kodrat, melainkan konstruksi sosial masyarakat. Buktinya banyak laki-laki ternyata bisa melakukan kerja-kerja domestik sementara banyak perempuan juga cakap melakukan pekerjaan publik.

“Peran-peran itu bukan kodrat. Kodrat manusia terbatas pada hal yang tidak bisa dipertukarkan antara perempuan dan laki-laki. Kalau bisa dipertukarkan, jelas itu konstruksi masyarakat,” jelas Buya.

Di dalam Islam sendiri tidak ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kodrat perempuan hanya bekerja di wilayah domestik. Ketentuan itu tidak terdapat di dalam al-Quran maupun hadits Nabi. Justru sebaliknya, di zaman Nabi Muhammad Saw, banyak sekali perempuan yang berkiprah di wilayah publik tanpa mengganggu tugas dia di dalam rumah.

Baca juga: Nabi Mengapresiasi Perempuan Bekerja untuk Keluarga

“Siti Khodijah, istri Nabi, adalah contoh seorang perempuan bekerja di publik (sebagai pedagang),” pungkasnya. [AR]

Tags: feminismeislamlaki-lakipenindasanperempuanRelasistrukturtimpang
Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi, editor. Alumni PP Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Terkait Posts

‘Aisyiyah Bojongsari

‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

29 Juli 2025
KOPRI

Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

28 Juli 2025
Pengelolaan Sampah

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

25 Juli 2025
PIT Internasional

ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

23 Juli 2025
PIT SUPI

Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

23 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Selir

    Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Sekolah Rakyat Menggusur SLB: Potret Pendidikan Inklusi yang Semu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Rojali, Sebuah Privilege Kaum Bawah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 
  • ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah
  • Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok
  • Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID