• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Andai Kamu Kue, Keluargamu adalah Pencetaknya

Bukankah Nabi kita telah berpesan بِرُّوا آبائكم تبرُّكم أبنائكم berbuat baiklah pada orang tua maka anak keturunanmu akan berbuat baik padamu. Logika pemahamannya, apa yang kau berikan akan kembali padamu, bahkan bisa jadi lebih

Nur Kholilah Mannan Nur Kholilah Mannan
22/01/2022
in Keluarga
0
Keluarga

Keluarga

79
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Teman saya sangat anti makan gubis dan cabe alhasil saat teman lain asyik rujakan dia memilih menyendiri, setelah ditanya ternyata ibunya pernah trauma gubis, anak yang masih dalam kandungannya pernah kehabisan nafas karena kotoran yang disebabkan gubis, keterangan dokter begitu. Sementara cabe menurut doktrin ibunya, adalah jenis makanan sumber penyakit, mag, infeksi lambung, usus buntu, tidak nikmat pula saat makan cabe. Jadilah ia menghindari 2 makanan itu.

Tamsil tadi seperti teori Tabularasa, materi yang saya pelajari di bangku SMA dulu. Sebuah pandangan yang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk kosong, sejak lahir tidak membawa mental bawaan. Sumber pengetahuannya adalah pengalaman yang ia serap dari keluarga, dan lingkungannya.

Waktu itu guru saya menggambarkan seorang bayi seperti kertas putih lalu ayahnya menulis di kertas itu, lalu ibunya menambahkan coretan, pamannya, bibinya dan lingkungan terdekat keluarganya. Semakin dewasa ia semakin dipenuhi dengan “dikte” tulisan tersebut.

Dulu Nabi juga pernah mengatakan hal serupa, كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه او يمجسانه  “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”. Namun ternyata bukan hanya perihal agama, sifat, watak dan pola hidup juga dibentuk oleh lingkungan terdekat keluarga.

Saat saya duduk di emperan rumah teman, ada anak kecil perempuan usia 7 tahunan berjalan di depan pagar rumah, berjalan santai hingga akhirnya ia sampai di depan pagar, ia mengangkat roknya dan duduk jongkok, lalu buang air kecil, santai tanpa wajah khawatir takut ada orang lain melihatnya.

Baca Juga:

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Alarm Kekerasan Terhadap Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

Bagi sebagian orang mungkin tindakan ini ditolerir “maklum masih kecil” dengan alasan usianya yang masih belia tapi bagi saya ini adalah hasil tak baik dari kebiasaan pengalaman empirisnya. Asumsi saya, ia terbiasa (kalau tak mau berkata dibiasakan) buang air kecil sembarangan tanpa bersesuci dengan air.

Di lain waktu saya berdiri di samping motor di parkiran toko, ada seorang anak usia 13 tahunan mengenakan sarung dan peci datang dengan motor bututnya. Setelah selesai belanja motornya tidak bisa hidup dan memintaku untuk menstarter. Dengan sambil menundukkan bahu ia tersenyum dan berkata “Mbak, saporana, minta tolong stateragi” (mbak, minta maaf saya minta tolong staterkan motor saya).

Hati saya adem mendengar tutur katanya, meski tidak tahu cara starter sepeda motor saya bersemangat mencobanya, dan akhirnya bisa, lalu anak manis itu berkata “Sakalangkong mbak” (terima kasih mbak). Nyes lagi hati saya melihat senyum manisnya.

Dua anak dengan karakter berbeda yang menurut saya sangat bertolak belakang, yang pertama abai etika dan yang terakhir terbiasa bersikap sopan dan ramah senyum, sikap anak yang pertama dan kedua –lagi lagi menurut saya- adalah kebiasaan yang berasal dari pembiasaan yang entah dari mana mereka dapatkan.

Tapi saya menduga kuat bahwa pengaruh terbesar kebiasaan anak-anak seusia mereka adalah keluarga. Bagaimana tidak, 6 tahun pertama seorang anak belum lepas dari didikan orang tua (atau yang menggantikan mereka), 6 tahun berikutnya adalah masa remaja yang juga tak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah.

Kiranya sedikit cerita tadi cukup menjadi bukti bahwa keluarga bukan sekedar teman makan di dapur, berseragam saat idul fitri, dan tempat kembali saat diri merasa lelah berjalan. Jauh sebelum itu, ada tanggung jawab besar dalam pernikahan Islam, menjadi “ayat” (tanda) Allah (QS. Ar-Rum 21), menunjukkan kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya yang tunggal untuk menciptakan manusia dari yang awalnya tidak ada menjadi ada, berawal dari nabi Adam dan sayyidah Hawa menjadi tak terhingga.

Terlahir dari keluarga yang memiliki attitude positif merupakan previlej bagi sebagian orang. Namun bukan tidak mungkin menciptakan pola kehidupan sendiri dalam keluarga kita. Pola yang tetap ia pegang erat bahkan saat sendiri. Ini hanya masalah kemauan saling memperbaiki, saling berlomba memberikan yang terbaik pada orang lain utamanya pada keluarga kita.

Ya, titik pointnya hanya itu. Berlombalah memberikan yang terbaik, mendidik dengan cara terbaik, itu adalah tabungan, yang kelak anak cucu kita akan bersikap yang serupa pada kita. Bukankah Nabi kita telah berpesan بِرُّوا آبائكم تبرُّكم أبنائكم berbuat baiklah pada orang tua maka anak keturunanmu akan berbuat baik padamu. Logika pemahamannya, apa yang kau berikan akan kembali padamu, bahkan bisa jadi lebih. What you give, come back multifold. []

Tags: anakkeluargaorang tua
Nur Kholilah Mannan

Nur Kholilah Mannan

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID