Mubadalah.id – Sejarah orang-orang besar ialah sejarah perempuan-perempuan. Mereka dilahirkan dan dididik oleh seorang perempuan. Sebagian perempuan itu ialah ulama.
Keulamaan perempuan dan peran mereka sebagai guru para ulama laki-laki telah hadir sejak awal sejarah Islam. Sebagian mereka menjadi guru para sahabat laki-laki.
Dalam Melawan Tentara Tuhan, Khaled Abou el-Fadl menyebutkan fakta-fakta peranan tersebut.
Ia mengatakan, “Kita temukan misalnya para fuqaha, seperti As-Sakhawi (w. 902 H/1497 M), Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449 M), dan As-Suyuthi (w. 911 H/1505 M) belajar dengan sejumlah besar perempuan.
Ibnu Hajar belajar kepada 53 orang perempuan, As-Sakhawi belajar kepada 46 perempuan, dan As-Suyuthi belajar kepada 33 orang perempuan. (Baca juga: Nabi Saw Janjikan 1 Pahala Bagi Perempuan yang Bekerja untuk Nafkahi Keluarga)
Selain itu, banyak ulama dan fuqaha perempuan yang terdaftar dalam kamus-kamus biografi. As-Sakhawi, misalnya, mencatat ada 1.075 perempuan terkemuka, 405 di antaranya ialah ulama hadits atau ahli fiqh.
Dari 191 perempuan yang masuk dalam daftar Ibnu Hajar, 168 di antaranya ialah guru-guru hadits atau fiqh.
Menurut Ruth Roded, 88% dari perempuan yang terdaftar dalam kamus biografi Ibnu Hajar belajar hanya pada guru laki-laki, 64 belajar pada guru laki-laki dan perempuan, dan 6 belajar hanya kepada guru perempuan.
Sementara itu, dalam daftar As-Sakhawi, sebanyak 70% belajar hanya pada guru laki-laki dan 25% belajar pada guru laki-laki dan perempuan, dan 5% belajar hanya kepada guru perempuan. []