• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Beberapa Catatan untuk Kaum Muda yang Tengah Pacaran

Setelah sampai pada waktunya menikah, semua ada jalannya. Jangan sampai masa depan kalian, wahai kaum muda tergadaikan dengan percuma!

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
11/02/2025
in Personal
0
Pacaran

Pacaran

920
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tidak bisa kita pungkiri, ketertarikan laki-laki terhadap perempuan, demikian juga berlaku sebaliknya, akan sangat sulit kita bendung. Sejak zaman SD, anak-anak sudah terlihat cinta monyet, berpasang-pasangan.

Namanya cinta monyet, cintanya pun sekadar main-main dan tidak jelas tujuannya mau apa. Apalagi jika sudah menginjak usia SMP, SMA dan kuliah, tantangan kita menghadapi masa pubertas yang terus berkembang akan semakin sulit.

Dalam perilaku pacaran, sering kali logika menjadi tumpul. Perasaan pun menjadi tumpuan utamanya. Anak muda yang cerdas sekalipun tidak akan luput dari godaan pacaran.

Dalam rangka memberikan edukasi dalam menyikapi fenomena pacaran di kalangan kaum muda, bahwa ada banyak madarat yang bisa ditimbulkan akibat pacaran. Sebab sulit mendapati perilaku pacaran yang sehat, apalagi yang kita paksakan sesuai dengan ajaran agama (Islam).

Yang namanya pacaran, sekurang-kurangnya merujuk pada perilaku bertemunya manusia lawan jenis. Yakni antara laki-laki dan perempuan, dalam kesempatan berulang-ulang melakukan pertemuan, apakah di rumah laki-laki, di rumah perempuan.

Baca Juga:

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Tidak Ada Cinta bagi Arivia

Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

Lalu di rumah makan, kafe, Masjid, bioskop, taman dan tempat-tempat lainnya. Dari pertemuan berulang-ulang dan intens itu, benih-benih cinta semakin bersemai. Mulai ada cemburu, ingin diperhatikan berlebih, marah, sakit hati, dan lain seterusnya.

Dampak Pacaran

Sudah barang tentu aktivitas pacaran itu membutuhkan banyak biaya. Mulai dari ongkos perjalanan, pakaian yang baru, minyak wangi, traktir makan minum, membeli hadiah, nonton bioskop dan lain sebagainya.

Bayangkan, semua aktivitas itu anak muda lakukan di luar akad sah pernikahan. Bagaimana mungkin tidak banyak mengandung madarat bagi dua sejoli yang tengah pacaran?

Betul, bahwa sebulan dua bulan menjalani pacaran, hari-hari akan terasa indah, seolah-olah hidup ini hanya milik mereka berdua. Sering senyum-senyum sendiri, ibarat luas laut disebrangi, tinggi gunung dinaiki, semuanya tidak masalah.

Mulai dari sikap malu-malu sampai nanti mau-mau, semua tahapannya begitu secara umum terhadap perilaku pacaran yang kerap terjadi di kalangan kaum muda. Bahayanya lagi yang kerap menjadi korban adalah perempuan.

Perempuan yang mestinya fokus studi dan atau bekerja, waktu-waktunya mulai terkikis dengan kesibukan menjalin asmara. Perasaannya menjadi campur aduk, mulai sering cemburu dan marah, menuntut ini dan itu. Sampai kemudian terjadi putus, bahkan ada yang tidak terima putus, membuat perempuan tega bunuh diri.

Demikian kerugian bagi laki-laki. Segala sumber daya mulai dari tenaga, waktu, uang dan lain-lain yang mesti dipergunakan untuk misalnya membantu orang tua, ditabung untuk masa depan, semuanya sia-sia.

Serius Hendak Menikah

Lalu kapan seseorang bisa mulai serius berhubungan dengan lawan jenis? Dalam hemat saya, dalam masa satu tahun, boleh kita mulai. Iu pun dengan banyak catatan: serius hendak menikah, perkenalan dengan lawan jenis kita lakukan dengan hati-hati, tidak banyak alasan dan mengulur-ulur waktu, berikut perencanaan target waktu yang jelas.

Kalau dalam waktu dekat, masa setahunan belum siap menikah, apalagi usianya masih di bawah 30 tahun. Sebaiknya terus fokus pada studi, pekerjaan dan segala upaya melejitkan potensi diri.

Saya termasuk orang yang sejak dulu tidak pernah terlibat perilaku pacaran, masa muda sibuk dengan banyak aktivitas produktif. Memang benar, setelah sampai pada waktunya menikah, semua ada jalannya. Jangan sampai masa depan kalian, wahai kaum muda tergadaikan dengan percuma! Wallahu a’lam. []

 

Tags: Anak MudaCintaJodohmenikahpacaranpergaulanperkawinanTa'aruf
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID