Mubadalah.id – “Kamu dandan kok lama banget? Kayak mau dilihat pacar aja.” Komentar itu sering saya dengar dari beberapa orang entah itu teman ataupun keluarga, ketika melihat atau menunggu saya berdandan.
Saya memang tergolong perempuan yang suka ‘mainan’ make up. Memakai foundation, concealor, alis, pewarna bibir, dan segala deretan pelengkapnya.
Saya rela berlama-lama dandan untuk mencocokkan tampilan make up dengan bentuk wajah saya. Saya juga rela menyita waktu untuk memilih warna lipstick agar selaras dengan warna kulit saya.
Namun usaha-usaha ‘dandan’ dan merias wajah yang sedemikian itu bukan untuk dilihat pasangan atau orang lain. Melainkan untuk kebahagiaan diri sendiri.
Baca juga: Mitos Kecantikan dan Kebanggaan Perempuan
Betapa kecewanya perempuan ketika lipstick yang dibelinya ternyata tak begitu sesuai dengan yang diimpikan. Lalu, betapa senangnya ketika skincare atau peralatan make up-nya ternyata cocok dan tidak menimbulkan ruam merah di wajah. Serta betapa merasa bahagianya ketika berhasil membuat alis terlihat simetris.
Perasaan-perasaan yang muncul itu bukan semata karena ingin ‘dandanannya’ dilihat atau dipuji orang lain namun lebih untuk menyenangkan diri sendiri.
Perempuan berpakaian yang rapi, wangi, indah, dan atau ribet sekalipun, tujuannya untuk membahagiakan diri bukan mencari perhatian orang lain.
Perempuan bersusah payah melihat video tutorial make up di Youtube lalu mengaplikasikan ke wajahnya itu tujuannya agar senang melihat diri sendiri bukan berharap dipuji.
Baca juga: Cantik Itu Tidak Tunggal
Lalu, kalaupun tidak suka berdandan dan lebih suka ‘polosan’, atau dandannya lebih suka yang tipis-tipis terkesan malas touch up, tidak ada salahnya bukan? Berdandan atau tidak itu pilihan.
Kenyamanan tubuh ada pada diri masing-masing orang, bukan orang lain yang menentukan. Kebahagiaan diri ada pada pilihan masing-masing pribadi, tanpa harus ada puja-puji dari orang lain.
Ada atau tidaknya perhatian dan puja-puji dari orang lain, perempuan akan berdandan dan berpenampilan sesuai yang ia inginkan.
Kita yang melihat tidak perlu berkomentar dan berpikir macam-macam, apalagi jika sampai menyudutkan.
Setiap orang memiliki keindahan dan pesonanya masing-masing, baik usaha merawat keindahan dirinya dengan cara berdandan ataupun tidak, itu pilihan untuk kenyamanan tubuhnya.
Baca juga: Ketika Perempuan Selalu Salah
Keindahan diri adalah anugerah. Kita patut menjaga, merawat, dan mensyukurinya. Serta menggunakannya untuk kebaikan diri.
Memperindah dan merias diri juga sebagai bentuk menunjukkan nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, “sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba”.
Yang penting diingat adalah bagaimana kita menjaga dan mengggunakan keindahan diri untuk kebaikan serta agar tidak berpotensi terjerumus dalam keburukan dan kesalahan.[]