Mubadalah.id – Sejak 7 Oktober 2023 sampai hari ini tercatat lebih dari 35.000 jiwa telah meninggal dunia akibat serangan dan kekejaman yang Zionis Israel lakukan. Korban tewas sekitar 72 persen merupakan anak-anak dan perempuan. Demikian yang Al Jazeera beritakan pada Minggu (10/3).
Tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina telah membangkitkan gelombang simpati dan solidaritas global, mendorong masyarakat internasional untuk menyerukan gencatan senjata dan penyelesaian konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Aksi protes tidak hanya membahana di jalan-jalan di berbagai negara. Tidak hanya para aktivis hak asasi manusia dan akademisi, tetapi juga merambah ke ranah digital.
Di media sosial sendiri, muncul gerakan boikot yang menyasar selebritas papan atas dunia. Di mana awalnya gerakan boikot hanya di tujukan pada brand produk makanan dan minuman. Kini gerakan tersebut menargetkan pada orang “selebritis”. Para penggiat gerakan ini mengkritik kebungkaman para pesohor tersebut terhadap isu Palestina, yang mereka anggap bertolak belakang dengan pengaruh besar mereka dalam membentuk opini publik.
Mereka menuntut agar para selebritas ini menggunakan platform dan popularitas mereka untuk menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina. Lalu mendesak para selebritis untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap isu Palestina. Gerakan itu bernama Blockout 2024.
Awal kemunculan Gerakan Blockout 2024
Gema kemewahan Met Gala 2024 di Metropolitan Museum of Art, New York, masih terasa pada Senin (6/5) lalu. Pesta tahunan yang pesohor dunia hadiri ini selalu dipenuhi dengan keglamoran busana dan hingar bingar sorotan media. Namun di balik kemilau gemerlapnya, sebuah gerakan sosial baru muncul sebagai bentuk protes atas ketidakpedulian terhadap tragedi kemanusiaan yang tak kunjung usai di Palestina.
Gerakan ini muncul dari video TikTok yang diunggah oleh influencer Haley Kalil saat menghadiri Met Gala pada 7 Mei lalu. Dalam video tersebut, Kalil menirukan kalimat “Biarkan mereka makan kue.” Yakni sebuah ungkapan yang sering dikaitkan dengan Ratu Marie Antoinette selama Revolusi Prancis. Ungkapan ini telah lama dianggap sebagai simbol ketidakpedulian kaum elit terhadap perjuangan dan penderitaan rakyat jelata.
Kenapa Targetnya Selebritis?
Para inisiator gerakan ini menilai bahwa selebritas dan influencer memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Dengan jumlah pengikut yang fantastis, mereka memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik dan mendorong perubahan positif.
Sayangnya, potensi besar ini justru terbuang sia-sia. Alih-alih menggunakan platform mereka untuk bersuara lantang, banyak dari mereka yang justru memilih bungkam. Bahkan terkesan mendukung penindasan yang terjadi di Palestina, baik secara langsung maupun tidak.
Daftar Selebriti yang Di Blockout
Gerakan Blockout 2024 dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook. Tagar #Blockout2024, #blocklist2024 #cancelcelebrities, #boycottcelebrities, dan #Palestine ramai netizen gaungkan di seluruh dunia. Daftar nama selebritas dan influencer yang mereka anggap apatis terhadap isu Palestina pun tersebar luas, disertai dengan ajakan untuk memblokir akun-akun tersebut.
Melansir dari situs blockout2024.org, inilah beberapa artis terkenal yang bungkam ataupun pro Israel, di antaranya: Justin Bieber, Hailey Bieber, Billie Eilish, Ariana Grande, Doja Cat, kylie jenner, demi Lovato, Selena Gomez, Kim Kardashian, Kendall Jenner, Beyonce, Zendaya, Noah Schnapp, Timothee Chalamet. Untuk lebih lengkapnya bisa kita lihat langsung di website. Daftar nama ini bisa berubah, karena pengunjung dapat menambah atau mengurangi selebriti yang terblokir dengan menyertakan alasan.
Dampak Gerakan Blockout
Gerakan Blockout 2024 berimbas pada penurunan popularitas figur publik di media sosial. Contohnya saja Kim Kardashian yang kehilangan lebih dari 3 juta pengikut dalam semalam. Fakta ini mengutip dari blockout2024.org pada Kamis (23/5).
Lalu dampak lain, minimnya interaksi dari pengguna lain membuat algoritma platform digital menurunkan jangkauan konten mereka, sehingga semakin sedikit orang yang melihat unggahan mereka. Aksi pemblokiran massal ini harapannya dapat memberikan pesan yang kuat kepada para publik figur tersebut. Bahwa bersikap apatis terhadap isu kemanusiaan bukanlah pilihan.
Lebih lanjut, gerakan ini juga bertujuan untuk membalikkan narasi media yang seringkali bias dan tidak berimbang dalam memberitakan isu Palestina. Dengan mengurangi pengaruh para selebritas dan influencer yang dianggap bungkam terhadap penindasan di Palestina, Blockout 2024 ingin membuka ruang bagi suara-suara korban dan aktivis kemanusiaan untuk lebih terdengar dan dipahami.
Pro dan Kontra Gerakan Blockout
Kendati demikian, gerakan Blockout 2024 bukannya tanpa kritik. Sebagian pihak menilai bahwa aksi pemblokiran massal bukanlah solusi yang efektif dan justru kontraproduktif. Alih-alih memblokir, mereka menyerukan untuk terus mengedukasi dan mendesak para publik figur tersebut agar menggunakan platform mereka untuk menyuarakan kebenaran dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, Blockout 2024 telah berhasil mencuri perhatian publik dan memicu perbincangan luas di media sosial. Gerakan ini menjadi momentum penting yang menunjukkan bahwa kepedulian terhadap isu kemanusiaan tidak mengenal batas geografis dan status sosial.
Blockout 2024 menjadi sebuah penegasan bahwa di era digital ini, kekuatan kolektif netizen mampu menciptakan gelombang perubahan sosial dan politik yang dahsyat, termasuk dalam upaya membela Palestina.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari para selebritas dan influencer yang namanya tercantum dalam daftar Blockout 2024.
Namun, satu hal yang pasti, gerakan ini telah berhasil mengguncang dunia maya dan mengirim pesan yang kuat. Dunia tidak akan tinggal diam menyaksikan penindasan di Palestina. Blockout 2024 adalah bukti nyata bahwa kepedulian dan solidaritas dapat menyebar dengan cepat tanpa batas, dan memberikan harapan baru bagi perjuangan rakyat Palestina. []