Mubadalah.id- Dalam lingkungan pondok pesantren, peran bu Nyai sangatlah penting dalam memajukan pesantren. Meski kebanyakan lebih menyorot pada sosok kyai. Namun bukan berarti sosok bu Nyai tidak memiliki peran dan pengaruh sama sekali.
Kesuksesan pondok pesantren Madrasatul Qur’anil Aziziyyah (yang terkenal dengan sebutan Pondok Aziziyyah) Beringin, Ngaliyan dalam mengajarkan al-Qur’an, terdapat peran bu Nyai sang wanita inspiratif yang sangat berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren Aziziyyah.
Bu Nyai dan Sejarah Pesantren Aziziyyah
Dalam sejarahnya, pondok Aziziyyah merupakan bentuk kecintaan KH. Sholeh Mahalli (sang pendiri) terhadap Bu Nyai Nur Aziziah. Hal ini terlihat dimana dalam berdirinya, KH. Sholeh Mahalli memberi nama pondoknya dengan nama istrinya, Azizah. Seolah-olah layaknya Taj Mahal India milik Raja Shah Jahan sebagai bentuk cinta terhadap istrinya, Mumtaz Mahal.
Sholeh Mahalli dan Bu Nyai Nur Azizah merupakan sesama murid KH. Abdullah Umar, seorang Kyai pejuang al-Qur’an dari Kendal. Tak heran jika program tahfidzul qu’an menjadi program unggulan di pondok Aziziyyah. Pondok Aziziyyah memiliki visi “memasyarakatkan al-Qur’an, dan meng-Qur’ankan masyarakat”.
Dalam perjalanannya Pondok Aziziyyah sukses menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap al-Qur’an. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat dalam membantu kesuksesan program tahfidzul qur’an ataupun berbagai acara pondok. Pondok Aziziyyah juga mengarjarkan kitab-kitab salaf di program madrasah diniyyah, mulai dari ilmu nahwu, fikih, hingga tasawuf.
Peran Bu Nyai dalam Pesantren.
Bu Nyai Azizah merupakan sosok yang gigih dalam memajukan pesantren. Hal ini dapat terlihat dari peran Bu Nyai dalam membantu KH. Sholeh Mahalli mengurus pesantren. Pada awal berdirinya tahun 1991, setoran hafalan al-Qur’an diampu langsung oleh KH. Sholeh Mahalli.
Sedangkan seluruh kegiatan muraja’ah (mengulang hafalan al-Qur’an) terlimpahkan kepada Bu Nyai Azizah. Tidak hanya itu, bu Nyai juga aktif mengawasi kegiatan santri terutama santri putri. Tak jarang dalam mengurus pesantren KH. Sholeh Mahalli selalu meminta saran Bu Nyai sebelum mengambil keputusan. Salah satunya, setiap akan ada acara khotmil Qur’an Pak Yai selalu meminta pertimbangan Bu Nyai dalam menentukan santri yang akan diwisuda qur’an.
Setalah wafatnya KH. Sholeh Mahalli pada tahun 2015, mengharuskan Bu Nyai Azizah meneruskan estafet kepemimpinan. Bu Nyai bersama putra-putrinya menangani seluruh program setoran dan mengulang hafalan. Mulai pagi Bu Nyai langsung mengajar para santri menerima hafalan al-Qur’an. Menyimak ayat demi ayat yang santri lantunkan.
Tidak hanya itu, Bu Nyai merupakan sosok yang sangat sabar dalam mendidik para santri. Beliau tetap sabar menyimak hafalan santri yang terkadang terbata-bata dan mengoreksi hafalan santri. Menasehati dan memotivasi para santri agar semangat dan tidak menyerah dalam mengahafal al-Qur’an. Sebagaimana salah satu dawuh bu Nyai “menghafal Qur’an itu harus sabar dan telaten”.
Bu nyai, Sosok Khadijah Masa Kini
Bu Nyai Azizah layaknya Khadijah binti Khuwailid. Seorang perempuan multitalen yang menjadi istri Nabi dan juga saudagar handal. Keahlian dagang Khadijah sudah tidak teragukan lagi dan terkenal di kalangan bangsa Arab. Khadijah merupakan saudagar sukses yang telah menjajaki bangsa Arab maupun non Arab.
Bu Nyai merupakan sosok yang ulet dan saudagar layaknya Khadijah. Dalam perjalanannya, Bu Nyai membuka berbagai usaha mulai dari warung makan, fotocopy, hingga menyediakan kebutuhan bahan pokok. Meskipun Bu Nyai memiliki banyak santri, beliau tetap turun langsung mengelola dan memantau berbagai bisnisnya.
Hal ini terlihat dari ba’da shubuh Bu Nyai sudah memasak, menyiapkan kebutuhan warung dan makan para santri. Selain itu, beliau juga turut berbelanja untuk memenuhi segala kebutuhan warung. Beliau tidak ingin terlalu mengandalkan para santri.
Prinsip Bu Nyai dan yang sering beliau nasehatkan ke para santri adalah meskipun sudah menjadi kyai dan punya banyak santri harus tetap bekerja biar tidak tamak (mengharap) pemberian dari orang lain.
Sosok Bu Nyai Azizah merupakan sosok wanita inspiratif yang layak menjadi rolemodel. Selain kesibukannya menebar manfaat dengan menyimak ratusan hafalan santri, beliau tetap bekerja keras, berjuang demi kehidupan yang lebih baik dan tidak hanya mengandalkan orang lain. []