Mubadalah.id – Belum ada sepekan, tetapi kenangan manis cara mereka berlomba-lomba dalam kebajikan untuk menyambut hari Asyura masih menggema di benakku.
Seperti yang kita ketahui, keistimewaan bulan Muharam selain adanya selebrasi tahun baru Hijriyah. Di bulan ini kita mendapati keistimewaan dari Allah SWT untuk dapat menyantuni anak-anak Yatim dengan pahala yang berlipat. Pahala ini tentu tidak akan kita rasakan saat ini, tetapi keberkahannya bisa kita rasakan di dunia. Yakni mulai dari melihat senyum yang merekah hingga rasa tentram di diri ini.
Broadcast dari Mertua
Saat membuka Whatsapp Grup, ku lihat seperti biasa, Ibu Mertuaku mengirimkan broadcast kepada anak dan menantunya untuk mengamalkan amalan-amalan di hari Asyura atau 10 Muharram.
Amalan tersebut antara lain berpuasa sunnah di hari Asyura, ziarah orang alim, mandi sunnah, menggunting kuku, membaca surah al-Ikhlas 1000 kali, dan melapangkan nafkah keluarga. Lalu bersilaturahmi, memakai sipat mata (celak), mengusap kepala anak yatim dan menyantuninya, serta membaca dzikir hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir.
Mengaji Daring Melalui Whatsapp Group
Seperti biasa, anggota grup ramai membalas broadcast penuh kebajikan tersebut. Lalu aku pun membuka kembali grup yang lain ketika melihat Murabbii dari pesantren sedang mengetik sebuah pesan dan dibalas dengan banyaknya pesan ucapan terima kasih. Karena meskipun kami sudah menjadi alumni, kami tetap diberikan ilmu yang bermanfaat.
Pak Kiai memberikan ilmu kepada kami para santrinya mengapa penting mengerjakan amalan-amalan sunnah di hari Asyura. Dalam pesannya yang singkat pada sebuah dokumen, beliau memberi tahu kepada kami bahwa karena di hari Asyura Allah menciptakan alam semesta dan seluruh isinya.
Di hari itu pula Allah menerima taubat dan doa Nabi Adam. Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya saat ada banjir dahsyat,. Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya.
Di hari Asyura pula Allah menganugerahkan kerajaan nan megah serta kekuasaannya yang tidak tertandingi pada Nabi Sulaiman. Allah menyelamatkan Nabi Yunus yang terperangkap di dalam perut ikan paus. Selain itu Allah hindarkan musibah dan keterpurukan yang menimpa Nabi Ayyub.
Nabi Muhammad pun mendapatkan momen penting di hari Asyura yaitu dengan Allah berikan Nabi Muhammad keteguhan hati saat melaksanakan perang Dzatir Riqoo’ dan Allah jadikan Sayyidina Husain gugur dalam keadaan syahid di Padang Karbala. Semua hal tersebut ada di dalam al-Qur’an sehingga membuat kami para santrinya yakin untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah di hari Asyura.
Menyantuni Anak Yatim Bersama-Sama
Seketika ku lihat saldo sedekahku yang belum seberapa. Hanya ada sekian ratus ribu. Apa cukup untuk berbagi kepada anak-anak yatim dan duafa di sekitar rumah? Aku merenung dan tak lama kutanyakan Mas Sholah, “Besok masjid mau mengadakan santunan yatim tidak?”. Kami diam sejenak sambil melihat saldo santunan yatim masjid yang juga baru terkumpul tak seberapa karena baru kami gunakan beberapa bulan lalu untuk santunan.
Tetapi dengan keyakinan dan mengharap rida Allah, maka kami sepakat untuk mengumumkan akan mengadakan santunan yatim di hari Asyura dalam teks pengumuman mc salat Jum’at meski kegiatannya sangat tahu bulat alias dadakan.
Malam hari surat undangan kami tujukan kepada penerima santunan yang kami kirim melalui Whatsapp. Di mana para warga ikut membantu, dan juga ibu kepala wilayah pun akhirnya tersebar.
Ternyata, tidak sedikit orang yang seperti kami, yang ingin bersedekah tetapi mungkin nominalnya kami rasa tidak layak. Dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu rupiah. Mungkin dapat satu bungkus nasi padang. Namun setelah pengumuman tersebut, pendapatan tromol Jum’atan di masjid meningkat 20%. Setelah kami hitung totalnya, ternyata terkumpul sekian juta untuk santunan hari Asyura kepada 40 anak yatim dan duafa. Masya Allah alhamdulillah…
Saat pelaksanaan tiba, sore itu ku lihat laki-laki berkemeja lengan pendek berlari kecil menuju Mas Sholah. Ia memberikan sepersekian penghasilan dari kerja kerasnya sebagai penjual kacamata keliling untuk ngalap barakah hari Asyura.
Masya Allah, hatiku sangat hangat sore itu, melihat mereka berlomba-lomba dalam kebajikan untuk menyantuni para penerima santunan. Yakni dengan berusaha untuk memberikan santunan dengan baik dan membahagiakan.
Semoga kelak jika tahun depan diberikan kesempatan bertemu dengan hari Asyura lagi, kami bisa melaksanakan amalan-amalan sunnah di dalamnya untuk menjadi kenangan manis kelak di akhirat nanti. Rabbana taqabbal minna innaka antas-sami’ul ‘aliim. Wallahu a’lam. []