Mubadalah.id - Berkat prestasinya di dunia akademis sebagai pemikir Islam terkemuka, penulis produktif, dan berbagai aktivitas sosial serta budaya, Aisyah...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Sejumlah peneliti pikiran-pikiran Aisyah binti asy-Syathi' mengemukakan bahwa perempuan ahli tafsir ini termasuk konservatif dalam sejumlah isu gender....
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Pada tahun 1939 M, Aisyah binti asy-Syathi' mulai masuk kuliah di fakultas Adab (sastra), jurusan bahasa Arab, Universitas...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Aisyah binti asy-Syathi' memulai pendidikannya dengan belajar mengaji kepada orang tuanya sendiri: membaca (mengaji) al-Qur'an dan keilmuan Islam...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Masyarakat Mesir menyebutnya Bintusy Syathi'. Secara literal, nama ini bermakna “anak perempuan tepi Sungai Nil”. Sementara, nama aslinya...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Seperti Qasim Amin dan yang lain, Nazhirah Zainuddin sangat bersemangat untuk melakukan pembebasan perempuan dari belenggu dan penindasan...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Kajian Nazhirah Zainuddin mengenai topik tafsir feminis, ia selalu melakukan dengan menganalisis secara langsung sumber otoritatif Islam: al-Qur'an...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Pada zamannya, Nazhirah Zainuddin boleh jadi merupakan satu-satunya perempuan, bukan hanya di dunia Arab, melainkan juga di dunia...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Nazhirah Zainuddin merepuan sosok aktivis perempuan yang berhasil menulis buku yang menimbulkan kontroversi hebat. Buku tersebut adalah As-Sufur...
SelengkapnyaDetailsMubadalah.id - Sama seperti para perempuan aktivis lainnya, Nazhirah Zainuddin bekerja dan berjuang membela kaumnya yang tertindas. Ia menggugat otoritas...
SelengkapnyaDetails