• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Drama Hi Bye Mama: Menghapus Stigma Peran Ibu Tiri

Drama Hi Bye Mama ini mengandung banyak arti. Menceritakan pengorbanan, penyesalan serta potret meretas potret ibu tiri yang selama ini terkenal jahat

Muallifah Muallifah
07/07/2023
in Film
0
Drama Hi Bye Mama

Drama Hi Bye Mama

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu drama Korea yang membuat saya tidak habis pikir oleh jalan cerita yang diusung adalah Drama Hi Bye Mama. Awalnya saya mengira ini drakor yang mengusung tema horor. Akan tetapi, di setiap episode selalu menyajikan cerita yang membuat penonton menangis. Bagaimana tidak, drakor ini menceritakan sebuah penyesalan seorang ibu yang meninggalkan anaknya sejak melahirkan.

Adalah Cha-Yuri, istri dari Cho Gang-hwa, seorang dokter ahli bedah.Cha-Yuri meninggal dalam kecelakaan mobil. Hal inilah yang membuat suaminya merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan istrinya. Cho Gang-hwa hidup dalam duka sembari membesarkan anaknya, Seo-woo, seorang diri.

Potret duka yang Cho Gang-hwa tampilkan menjadi momen yang paling menyesakkan diri. Kehilangan orang tercinta dengan tanggung jawab seorang anak perempuan, adalah fase hidup terberat yang dirasakan olehnya. Hingga kemudian, ia memutuskan menikah dengan juniornya di rumah sakit, Oh Min-jeong. Keputusan itu diambil atas restu dan dukungan orang-orang di sekelilingnya dan keluarga mendiang istri pertamanya, Cha Yu-ri.

Selama 5 tahun terakhir, Cha Yu-ri gentayangan dan selalu menghampiri Seo-woo. Itu dilakukan semata-mata untuk mendampingi anak dalam tumbuh kembangnya. Ia melihat secara detail ketika suaminya merasa kehilangan dan merasa benar-benar hancur kehilangan dirinya.

Ia juga menyaksikan ibu, ayah beserta adiknya benar-benar hancur kehilangan dirinya. Menyesali segala hal yang telah dilalui adalah momen berharga dalam hidup. Selama 5 tahun hidup bergentayangan, ia memiliki kesempatan hidup selama 49 hari.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Meretas Stigma Peran Ibu Tiri

49 hari adalah waktu agar Cha Yu-ri melakukan segala hal yang ingin dilakukan selama hidupnya. Dalam waktu yang sangat singkat itu, ia juga harus menyaksikan secara langsung posisi dirinya yang sudah beralih pada Oh Min-Jeung, yang selama ini menyayangi Seo-woo dengan begitu baik.

Namun, hal ini bukanlah masalah bagi dia. Hidup kembali ke dunia, dengan tujuan agar anaknya tidak melihat arwah seperti 5 tahun belakangan. Ia ingin hidup kembali semata-mata untuk menyelamatkan anaknya agar hidup normal seperti anak lainnya. Tidak melihat arwah. Sebab ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan hidupnya.

Potret lain yang tergambar dalam drama ini adalah relasi Oh Min-Jeung dalam memperlakukan Seo-woo. Selayaknya ibu dan seorang anak, keduanya tidak tergambar seperti anak dan ibu tiri. Justru sebaliknya, Oh Min-Jeung menyayangi secara dalam sosok Seo-woo.

Ia melakukan berbagai upaya agar anaknya bisa memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak lainnya. Sikap yang tergambar ini membuktikan bahwa, ibu tiri tidak selamanya jahat seperti stigma pada umumnya.

Oh Min-Jeung memberikan penghidupan, kasih sayang yang layak untuk Seo-woo, anak semata wayangnya. Selama menjadi hantu, Cha Yu-ri menyaksikan hubungan keduanya dengan sangat bahagia. Ia justru berterima kasih karena keberadaan Oh Min-Jeung, anaknya mendapat kehidupan yang layak sebagaimana dirinya bersama sang ibu.

Seo-woo tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun.  Ia terus berupaya agar anaknya tersebut bisa hidup normal dengan berbagai kekurangan yang dimilikinya. Kekurangan tersebut salah satu dampak dari arwah yang selama ini dilihatnya.

Cha Yu-ri memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk melakukan segala hal yang baik dan bermanfaat. Ia menghabiskan waktu dengan keluarganya, terutama ibunya, Kim Mi-kyung, sahabatnya, Shin Dhong-mi serta Seo-woo.

Selama menjadi manusia, Cha Yu-ri juga menjalin hubungan yang sangat akrab dengan Oh Min-Jeung. Ia menyembunyikan identitas dirinya sebagai ibu Seo-woo. Namun, agar terus dekat dengan anaknya, ia menjelma menjadi petugas masak di tempat Seo-woo bersekolah serta menjadi baby sitter-nya.

Hidup Adalah Pilihan yang Harus Dipertanggungjawabkan

Dalam hubungan persahabatan, Cha Yu-ri, Shin Dhong-mi dan Oh Min-Jeung sangat akrab. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama dengan bahagia. Hingga pada suatu hari, Cho Gang-hwa memberi tahui bahwa Cha Yu-ri adalah ibu kandung Seo-woo yang hidup kembali. Informasi tersebut sangat mengagetkan sekaligus menyedihkan bagi Oh Min-Jeung.

Ia berusaha untuk merelakan Seo-woo dan Cho Gang-hwa agar kembali pada dirinya. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Cha Yu-ri. Tujuannya kembali ke dunia bukan untuk merebut posisi yang saat ini sudah menjadi milik Oh Min-Jeung. Namun, ia ingin anaknya sembuh dan hidup normal seperti anak pada umumnya.

Sebenarnya, Cha Yu-ri juga bisa hidup lebih lama dan menjadi manusia kembali. Akan tetapi, anaknya selamanya terus melihat arwah. Cha Yu-ri tidak ingin itu terjadi. Ia ingin menjadi ibu yang dibanggakan oleh anaknya kelak.

Pengorbanan yang ia lakukan agar anaknya merasa bahagia memiliki ibu sepertinya, sebagaimana ia bangga memiliki ibunya saat ini. Drama Hi Bye Mama ini mengandung banyak arti. Menceritakan pengorbanan, penyesalan serta potret meretas potret ibu tiri yang selama ini terkenal jahat. []

 

 

 

Tags: Drama KoreaIbu TirikeluargaparentingReview Film
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version