Mubadalah.id – Baru saja kita memasuki tahun baru 2024, namun hal ini tidak baru menjadi kehidupan baru bagi para perempuan korban kekerasan seksual. Karena belum lama ini, tepat pada 3 Januari 2024 kemarin, ada seorang anak perempuan berusia 7 tahun di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat di perkosa oleh ayah tiri, kakek tiri dan tetangganya.
Anak korban perkosaan tersebut mengaku, seperti yang saya kutip dari laman Antaranews.com, bahwa kasusnya tersebut sudah ayah tiri, kakek tiri dan tetangganya lakukan sejak ia berusia 6 tahun. Ia mengaku mengalami perkosaan tersebut setiap hari dan dilakukan secara bergilir.
Namun sayangnya, saat mengalami kasus tersebut, korban tidak berani untuk melaporkan kasusnya. Karena seperti dalam laporan Antara, sang anak mendapatkan ancaman bahwa ia akan dipukul, bahkan akan dibunuh oleh pelaku.
Dari kasus tersebut, menyadarkan kita bahwa hingga saat ini masih belum ada ruang yang aman bagi anak dan perempuan. Bahkan di dalam rumah sekalipun, anak dan perempuan akan menjadi manusia yang sangat rentan terhadap tindak kekerasan seksual.
Ayah, bapak dan orang sekitar yang seharusnya menjaga, merawat dan mendidik anaknya, justru ia melakukan perbuatan keji kepada anaknya. Hal inilah yang bagi saya membuat mereka para anak dan perempuan selalu berada dalam ruang yang rentan.
Data Komnas Perempuan
Bahkan hal ini juga yang selalu menjadikan bahwa angka kekerasan di Indonesia setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Merujuk data CATAHU (catatan tahunan) Komnas Perempuan pada tahun 2023 per 07 Maret 2023 mencatat ada sebanyak 140 kasus kekerasan seksual terhadap anak perempuan.
Komnas Perempuan mencatat bahwa ada sebanyak 70% pelaku kekerasan seksual adalah ayah kandung/tiri, paman kakek, kakak, hingga keluarga terdekat korban.
Melihat data-data tersebut membuat hati saya merasa miris karena selama ini, banyak kasus kekerasan seksual yang paling banyak terjadi ya di dalam keluarga, karena pelakunya sendiri ya orang yang paling dekat dengan kita.
Dari data tersebut, saya menduga bahwa sebetulnya banyak kasus kekerasan lainnya yang dialami oleh korban, namun korban tidak berani untuk melaporkannya. Karena ia akan mendapatkan berbagai ancaman baik dari pelaku ataupun keluarga korban. Dan ancamannya pun tidak sembarangan, ia akan dibunuh oleh pelaku.
“Ya Allah, kasihan banget para anak perempuan yang menjadi korban kekerasan. Satu sisi ia menjadi, sisi lain ia harus mendapatkan ancaman tersebut. Betapa kejam dan kejinya para pelaku kekerasan seksual.”
Bahkan, seperti yang sering disampaikan oleh dosen saya, Bunda Nurul Bahrul bahwa tidak sedikit menganggap kasus kekerasan seksual ini sebagai aib keluarga yang harus ditutupi. Sehingga bagaimana pun para korban harus tutup rapat agar kasusnya tidak keluar dan menjadi obrolan tetangga.
Kalau boleh kita sadar, beginilah problem yang masih dialami oleh ratusan ribu perempuan korban kekerasan seksual. Untuk berjuang melaporkan kasusnya, untuk speak up masih terhalang oleh dinding besar yang sulit ia hancurkan.
Lindungi Korban
Sehingga yang perlu kita lakukan adalah dengan membantu, melindungi mereka termasuk memberikan advokasi untuk korban. Misalnya dengan mengajak korban untuk berani melaporkan kasusnya, dan untuk berani speak up.
Karena dengan bagaimanapun, jika korban hanya diam, ia justru tidak akan membuat para pelaku kekerasan menjadi jera. Dan bisa jadi kalau ini kita diam, justru akan membuat para pelaku lebih bebas melakukan kejahatan-kejahatan lainnya.
Sehingga menjadi penting, jika terjadi kasus kekerasan seksual. Maka korban harus segera speak up dan dengan segera mungkin untuk melaporkan kasusnya. Karena negara kita sudah memilliki payung hukum yang jelas yaitu hukuman bagi pelaku pemerkosaan ini tertuang dalam pasal 285 KUHP.
“Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya 12 tahun.”
Dengan pasal 285 KUHP ini bagi saya menjadi payung hukum yang jelas bagi para pelaku. Harapnnya dengan melaporkan kasusnya ini akan membuat para pelaku benar-benar jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi.
Oleh karena itu, marilah di awal tahun 2024 ini kita harus selalu melindungi dan menjaga keluarga kita, anak-anak, dan para perempuan untuk terhindar dari segala bentuk kekerasan seksual. []