• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Empat Peran Bu Nyai Sebagai Pendidik Bangsa

Winarno Winarno
14/12/2022
in Aktual
0
Empat Peran Bu Nyai Sebagai Pendidik Bangsa

Ilustrasi Ibu Nyai (FOTO: Islami.co)

90
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia telah diakui peran dan eksistensinya dalam memberikan konstribusinya pada masyarakat dan bangsa. Namun hal tersebut tak bisa lepas dari peran perempuan (Bu Nyai) sebagai pendidik bangsa.

Inilah empat peran Bu Nyai sebagai pendidik bangsa. Pertama, Bu Nyai memiliki peran sebagai pusat pengkaderan intelektual muslim. Kedua, pencetak sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Ketiga, kemampuan untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat, dan terakhir pemilik kekuatan dalam melakukan proses perubahan sosial di masyarakat.

Ketua Pelaksana Silatda Bu Nyai se-Jabar, Hj. Yenni Ainul Widad mengatakan, peran Bu Nyai Nusantara dalam menghadirkan dan memperjuangkan keadilan serta kebangsaan di lingkungannya tentu tidak dapat diragukan lagi.

“Mereka mengelola pesantren secara internal, pemberdayaan ekonomi kepada para pengurus pesantren, alumni pesantren, dan jamaahnya,” kata Kang Yeyen, panggilan akrabnya sebagai Pengasuh PP Nadwatul Ummah, Buntet Pesantren Astanajapura melalui pesan tertulis.

Para Bu Nyai tak kenal waktu, energi dan konsisten dalam melakukan pendidikan terkait Islam moderat, Islam rahmatan lil’alamin. Banyak masyarakat datang ke Bu Nyai untuk sekadar bercerita keluh kesah problem keseharian hingga problem kenegaraan.

Baca Juga:

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Surat yang Kukirim pada Malam

“Semua itu ia (Bu Nyai) terima dengan semangat mengayomi dan memotivasi,” imbuh dia.

Sayangnya, lanjut dia, bakti Bu Nyai belum mendapatkan pengakuan yang utuh dari masyarakat. Apalagi publikasi peran-peran Bu Nyai juga masih sangat sedikit. Untuk itu, Pertemuan-pertemuan publik, publikasi peran-peran Bu Nyai di pesantren dan masyarakat perlu dan terus digaungkan.

Hal ini agar masyarakat memiliki kesadaran bahwa menjadi perempuan dan terutama berkhidmat dalam NU, bukan menjadi hambatan dalam mengejawantahkan amar ma’ruf nahi munkar di masyakarat.

“Justru dengan semangat persaudaraan yang kental antar Bu Nyai dapat memperkuat dan memperkokoh gerakan sosial-keagamaan di masyarakat,” tutupnya. (WIN)

Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan ISIF

    ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID