Mubadalah.Id – Tentu sudah tidak asing lagi di mata dan pengetahuan kita, tentang bagaimana bentuk dan warna toga saat wisuda. Namun siapa sangka ternyata, benda sakral tersebut, dirancang oleh seorang Muslimah cerdas bernama Fatimah Al-Fihri.
Fatimah Al-Fihri adalah seorang muslimah kelahiran Qairawwan, Tunisia, 800 M dan wafat di 880 M, di Fez, Maroko. Ayahnya bernama Muhammad Al-Fihri dan saudara perempuannya bernama Mariam.
Bukan hanya merancang toga untuk wisuda, muslimah cerdas ini juga merupakan pendiri Universitas pertama di dunia, jauh sebelum Al-Azhar nampak hilalnya.
Mendirikan Universitas
Saat ingin membangun sebuah universitas, tentu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, bukan? Lalu dari mana Fatimah Al-Fihri mendapatkan sokongan dana pada masa itu? Jawabannya adalah, beliau mendapatkan suntikan dana dari Muhammad Al-Fihri, ayahnya sendiri. Selain itu, Mariam, saudara perempuanya juga menjadi sponsor dalam perjuangan besar membangun peradaban ini.
Memiliki bekal harta yang cukup banyak, tidak membuatnya menjadi sosok yang hedon, namun Fatimah tumbuh menjadi perempuan yang penuh dengan pertimbangan. Kecerdasan serta ilmu arsitektur yang dimilikinya, membuatnya berpikir jauh melampaui perempuan pada umumnya.
Pada awalnya universitas yang dibangun ini adalah sebuah bangunan masjid, yang didirikan pada bulan Ramadan 245 H (859 M), lalu diberi nama Quaraauiyine, yang bertujuan untuk menghormati kota Qairawwan, tanah leluhurnya.
Selama dua tahun proses pembangunan masjid ini, Fatimah Al-Fihri senantiasa berpuasa. Beliau juga mendirikan madrasah yang berdampingan langsung dengan masjid tersebut. Madrasah ini adalah tempat Fatimah Al-Fihri membagikan ilmunya.
Pengabdian Fatimah Al-Fihri inilah, yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya universitas.
Perkembangan Universitas Quaraauiyine
Universitas Quaraauiyine, melesat jauh. Berhasil mencetak para pemikir kritis dan cerdas. Kehadirannya sebagai universitas tertua: 100 tahun sebelum Universitas Al-Azhar Mesir, tidak membuatnya jauh dari kata maju. Sebut saja kurikulumnya, tidak stuck hanya membahas ilmu agama saja. Namun juga merambah pada bidang tata bahasa, geografi, sejarah, mate-matika, kedokteran, kimia juga astronomi.
Reputasi Universitas melambung tinggi, seiring dengan banyaknya sarjana yang berdatangan silih berganti. Universitas juga memainkan peran utama dalam hubungan budaya dan akademik antara dunia Islam dan Eropa.
Adapun beberapa ilmuan yang yang merupakan alumni Universitas tersebut antara lain; Ibnu Arabi, Ibnu Bajjah, Ibnu Khaldun, Abdullah Al-Ghumari dan ilmuwan-ilmuwan Islam lainnya.
Selain dari kalangan umat Islam, Universitas tersebut juga mencatat Gerber sebagai alumninya, mahasiswa non-muslim, dari Auvergne, yang kelak, namanya harum sebagai PAUS Silvester II, di Vatikan.
Filosofi di Balik Warna dan Bentuk Toga
Sebagai lembaga universitas yang namanya sudah jauh melambung tinggi, maka kita tidak bisa menghindari pembahasan toga dalam prosesi akhir pemberian gelar dalam Universitas. Lalu apa arti di balik bentuk dan warna toga hitam yang Fatimah Al-Fihri cetuskan?
Ternyata tokoh pendidikan ini, memilih warna hitam dan bentuk kotak sebagai pakaian wisuda memiliki filosofi yang sangat sakral. Warna hitam dan bentuk kotak, melambangkan bentuk Ka’bah. Fatimah Al-Fihri berharap, setiap orang yang menggunakan pakaian wisuda ini, akan tertaut hatinya pada kiblat umat Islam.
Demikianlah sejarah panjang pendirian Universitas dan lambang pakaian wisuda pertama, yang ternyata penggagasnya adalah seorang muslimah.
Dari sejarah panjang ini, tentu kita dapat belajar bahwa tidak ada pengekangan berpikir kepada perempuan. Dia bertumbuh, lewat gagasan-gagasan berlian yang ia implementasikan dengan cara yang tepat, juga memberikan manfaat yang banyak untuk orang lain.
Semoga kisah Fatimah Al-Fihri ini, mampu menginspirasi kita semua agar terus menjadi perempuan dengan pikiran yang matang, cerdas dan terus bergerak pada kebaikan-kebaikan. []