Senin, 29 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    Poligami

    Sesat Logika Insanul Fahmi tentang Poligami

    fashion show penyandang disabilitas

    Harmoni Inklusif: Membuka Ruang Fashion Show bagi Penyandang Disabilitas

    Hari Ibu

    Tentang Hari Ibu, dan Pergulatan Batin Jalani Hari-hari Sebagai Ibu Bekerja

    Putri Ariani

    Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

    Haul Gus Dur

    Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

    Bencana

    Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh

    Ekologis

    Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih

    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara β€œKita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Β 

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    Poligami

    Sesat Logika Insanul Fahmi tentang Poligami

    fashion show penyandang disabilitas

    Harmoni Inklusif: Membuka Ruang Fashion Show bagi Penyandang Disabilitas

    Hari Ibu

    Tentang Hari Ibu, dan Pergulatan Batin Jalani Hari-hari Sebagai Ibu Bekerja

    Putri Ariani

    Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

    Haul Gus Dur

    Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

    Bencana

    Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh

    Ekologis

    Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih

    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara β€œKita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Β 

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Pangku: Kasih Ibu yang Tak Pernah Sirna

Relevansi Film Pangku benar-benar selaras dengan peristiwa yang selama ini banyak dialami perempuan, khususnya di daerah pesisir pantai utara

Uus Hasanah Uus Hasanah
14 November 2025
in Film
0
Film Pangku

Film Pangku

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – π‘ƒπ‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’, film yang disutradarai oleh aktor kenamaan Indonesia Reza Rahardian ini, sudah tayang di bioskop sejak 6 November 2025.

Film Pangku ini mengangkat perjuangan seorang perempuan bernama Sartika (Claresta Taufan). Cerita dibuka dengan asal mula Sartika menjadi pramusaji kopi π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’ di warung Mbok Maya (Christine Hakim). Di mana kelak akan menjadi orang tua angkatnya.

Latar waktu film ini dimulai sekitar tahun 1998, terlihat dari siaran televisi yang menayangkan berita meningkatnya jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada masa pemerintahan B.J. Habibie.

Saat itu, fenomena serupa juga terjadi di daerah pantura yang memang menjadi latar tempat pembuatan film ini. Bahkan termasuk di Indramayu barat tempat penulis tinggal. Di mana ketika itu memang terjadi gelombang fenomena perempuan bekerja di luar negeri.

Ttidak sedikit dari mereka sengaja memalsukan usia agar terlaksana terbang ke Arab Saudi. Kini, tujuan negara kerja menjadi lebih beragam seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong, dan Jepang, menyesuaikan dengan usia serta kondisi sosial ekonomi mereka.

Film ini memiliki alur progresif, mulai dari masa kehamilan Sartika hingga Bayu (anak) dewasa. Perubahan waktu tergambarkan secara detail melalui simbol-simbol visual. Berakhirnya tayangan televisi, perubahan termos penyeduh kopi, peralatan rumah tangga, jenis piring, kalender yang berganti hingga jajanan yang berbeda.

Silent Movie yang Disajikan Berhasil Memotret Kerasnya Kehidupan Para Tokoh

Film Pangku ini minim dialog. Bagi saya justru di situlah keistimewaannya. 𝑆𝑖𝑙𝑒𝑛𝑑 π‘€π‘œπ‘£π‘–π‘’ karya Reza Rahardian ini berhasil membingkai latar waktu, tempat, karakter, dan konflik lewat kekuatan visual serta detail properti yang ia gunakan. Penonton tetap memahami apa yang terjadi tanpa perlu banyak mendengarkan dialog.

Kehidupan keras masyarakat pantura tertampilkan melalui adegan-adegan sederhana namun mampu mentransfer rasa nyeri pada jiwa penonton. Gilang (Devano Mahendra) ditampar bosnya karena kesalahan kecil. Pada adegan berikutnya, bahkan tubuh Gilang tampak lebam. Air susu Sartika tak keluar sehingga Bayu kecil ia suapi air tajin.

Sartika menjadi kuli cangkul di sawah, lalu pulang tanpa cukup uang untuk membeli beras. Akhirnya demi bertahan hidup, ia menerima tawaran Mbok Maya menjadi pelayan kopi π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’. Visual pada adegan ini begitu kuat. Sartika berjalan dengan langkah berat menyusul Mbok Maya yang sedang menunggu di warung, lalu mengangguk sambil menggendong Bayu.

Adegan ketika Sartika menahan tangis di depan cermin setelah dirias Mbok Maya menjadi rajutan menuju puncak emosi film ini. Dengan wajah tegar, ia harus mengubur kemungkinan paling baik bekerja sebagai buruh di pabrik. Mau tidak mau akhirnya dia menerima kenyataan pahit demi anak semata wayangnya.

Momen ini berhasil menyampaikan atmosfir getir pada penonton. Mengingatkan penulis pada tokoh Srintil dalam π‘…π‘œπ‘›π‘”π‘”π‘’π‘›π‘” π·π‘’π‘˜π‘’β„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘˜ karya Ahmad Tohari pada saat menjelang upacara bukak klambu.

Kasih Ibu Tak Akan Terkikis, Bahkan Oleh Tubian Badai Penderitaan Sekalipun

Tokoh-tokoh dalam film ini tergambarkan kuat dan hidup. Sartika, misalnya, adalah perempuan tangguh dan pekerja keras. Sebagai orang tua tunggal, ia mampu menekan segala keraguan untuk bertahan hidup sebagai pelayan kopi pangku hingga kemudian bertemu dengan Hadi (Fedi Nuril). Sebagai perempuan polos, ia terpikat oleh perhatian Hadi. Dengan segala kebaikan yang Hadi berikan, Sartika memantapkan hati untuk menerimanya sebagai suami.

Sartika mulai menenun harapan. Bayu diterima di sekolah setelah sebelumnya tertolak karena tidak memiliki akta kelahiran dan dokumen resmi tentang siapa bapaknya. Sartika, Ia juga bercita-cita memiliki pekerjaan yang lebih baik, menjadi penjual mie ayam seperti ayahnya dulu.

Desiran ombak yang menghantam batuan di tepi pantang dengan dibumbui alunan lagu π‘…π‘Žπ‘¦π‘’π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘šπ‘π‘’π‘Žπ‘› πΊπ‘–π‘™π‘ŽΒ  (Nadin Amizah) β€œβ€¦ π΅π‘’π‘˜π‘Žπ‘› π‘Žπ‘π‘Ž β„Žπ‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘Žπ‘ π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’, π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘Žπ‘˜π‘’π‘‘.…” membuat film ini berhasil menyampaikan perasaan dan harapan seorang perempuan dengan sedalam-dalamnya.

Pada bagian lain, Adegan-adegan di warung kopi yang Bayu kecil saksikan membuatnya bercita-cita menggantikan ibunya bekerja. Ia tidak suka melihat ibunya π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’-π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘’ lelaki. Bahkan, kadang ia harus berpindah tempat tidur karena kamarnya digunakan untuk hal yang belum pantas ia lihat. Pada bagian ini penulis teringat pada Wasripin kecil dalam novel π‘Šπ‘Žπ‘ π‘Ÿπ‘–π‘π‘–π‘› π‘‘π‘Žπ‘› π‘†π‘Žπ‘‘π‘–π‘›π‘Žβ„Ž karya Kuntowijoyo. Keduanya besar dalam latar sosial yang serupa.

Sartika juga sosok yang tahu balas budi. Selama tinggal di rumah Mbok Maya, ia kerap membantu pekerjaan rumah. Menyapu, mencuci, memasak, dan menyiapkan makanan.

Hadi, Ujian Berat dalam Hidup Sartika

Berbeda dengan konsistensi karakter Sartika, Hadi yang semula ia anggap sebagai sosok penyelamat justru menjadi ujian berat dalam hidup Sartika. Hadi pamit untuk bekerja, namun ia tak pernah kembali.

Dalam kegamangan itu, Sartika yang sedang mengandung buah cinta mereka mencari informasi pada satu-satunya orang yang mungkin mengetahui keberadaan suaminya atas petunjuk Gilang. Dengan deraian air mata ia kembali sambil membawa pil pahit yang ia telan dalam-dalam.

Ia memaksa jiwanya bertahan menahan sakit demi melihat senyum Bayu. Dalam keadaan itu, istri pertama Hadi datang ke rumah yang selama ini Sartika anggap sebagai hunian mereka bersama.

Dari pertemuan itulah ia akhirnya tahu bahwa rumah tersebut sebenarnya terbangun dari hasil jerih payah istri Hadi yang bekerja di Arab Saudi. Sartika pun mengajak Bayu pergi meninggalkan rumah itu. Bayu yang semula girang melihat Hadi (yang ia anggap sebagai ayah) terpaksa menerima kenyataan pahit tentang sosok yang selama ini ia kagumi.

Adegan ini menjadi klimaks dengan π‘π‘™π‘œπ‘‘ 𝑑𝑀𝑖𝑠𝑑 yang logis dan natural. Dialog antara Sartika dan Hadi saat berjalan-jalan di tepi pantai menjadi salah satu simbol penting yang telah tersisipkan sejak awal.Β  β€œApakah kamu sudah punya istri?” tanya Sartika. β€œAku ingin punya anak. Apa kamu mau punya suami?” jawab Hadi.

Kelogisan π‘π‘™π‘œπ‘‘ 𝑑𝑀𝑖𝑠𝑑 juga terlihat dari percakapan antara bos di tempat pelelangan ikan dengan anak buahnya yang meminta izin selama seminggu karena akan mengantar istrinya ke Arab Saudi. Belakangan kita ketahui adegan ini berkaitan dengan istri Hadi. Begitu pula adegan ketika Sartika dengan berat hati melepas kepergian Hadi.

Dengan cekatan, ia menyodorkan korek api sebagai simbol bahwa dia ingin hanya dirinyalah yang menjadi satu-satunya perempuan dalam hidup Hadi, perempuan yang melayaninya sebagai istri. Sekali lagi, seluruh rangkaian adegan itu benar-benar tersusun secara alami dan masuk akal.

Menilik Relevansi Film dan Akhir Cerita

Relevansi Film Pangku benar-benar selaras dengan peristiwa yang selama ini banyak perempuan alami, khususnya di daerah pesisir pantai utara. Mereka berniat membantu suami mencari nafkah ke luar negeri, tetapi balasannya suami malah menggunakan uang kiriman dengan seenaknya sendiri.

Bahkan menikah lagi dengan perempuan lain. Parahnya (perempuan lain itu tidak jarang bukan sebagai perebut suami orang tetapi memang sama-sama korban dari kepiawaian seorang lelaki dalam menutupi identitasnya seperti Hadi dalam film ini).

Sebagai penutup, Film Pangku menampilkan adegan ketika Sartika membaca surat yang terselipkan oleh Bayu dewasa sebelum ia berangkat berjualan mi ayam. Dalam surat itu, Bayu menuliskan ucapan ulang tahun dan ungkapan terima kasih kepada ibunya yang telah memilih melahirkan ia dan adiknya, serta merawat mereka hingga dewasa. Dengan penuh ketulusan, Bayu menyampaikan betapa ia bangga memiliki ibu seperti Sartika.

Di akhir tulisan ini penulis ingin menyampaikan jika anda hendak menonton film ini siapkanlah tisu sebelum memasuki ruang bioskop sebab Anda akan membawa pulang oleh-oleh berupa linangan air mata yang perlahan akan Anda hapus berkat semangat yang tersampaikan oleh sosok Sartika. []

Tags: Film PangkuIbuIndramayuPanturaReza Rahadianstigma
Uus Hasanah

Uus Hasanah

Guru di MA GUPPI Terisi Indramayu

Terkait Posts

Putri Ariani
Publik

Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

29 Desember 2025
Agus Buntung
Publik

Menulis Terminologi β€œAgus Buntung” Di Media Online, Inklusikah?Β 

27 Desember 2025
Bahasa Masih Membatasi Disabilitas
Publik

Ketika Bahasa Masih Membatasi Disabilitas

22 Desember 2025
Stigma Penyandang Disabilitas
Publik

Mengapa Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas Masih Banyak Terjadi?

21 Desember 2025
Difabel
Publik

Mereka (Difabel) Hanya Ingin “Diterima”

27 November 2025
Film Pangku
Film

Film Pangku: Tak Sebandingnya Hak Perempuan dengan Beban yang Ditanggung

26 November 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hari Ibu

    Tentang Hari Ibu, dan Pergulatan Batin Jalani Hari-hari Sebagai Ibu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catatan Ekologis Akhir Tahun: Menutup Luka Alam yang Belum Pulih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanpa Pembenahan di Hulu, Bencana Ekologi Terus Mengintai Sumatra–Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harmoni Inklusif: Membuka Ruang Fashion Show bagi Penyandang Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan
  • Sesat Logika Insanul Fahmi tentang Poligami
  • Harmoni Inklusif: Membuka Ruang Fashion Show bagi Penyandang Disabilitas
  • Tentang Hari Ibu, dan Pergulatan Batin Jalani Hari-hari Sebagai Ibu Bekerja
  • Dukungan Ibu Antar Putri Ariani Penyanyi Disabilitas Netra, ke Panggung Internasional

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui β€œRevenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

Β© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

Β© 2025 MUBADALAH.ID