• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Hentikan Eksploitasi terhadap Tubuh Perempuan di Ajang Miss Universe Indonesia!

Pencitraan tentang tubuh perempuan mereka ciptakan untuk semakin dekat dengan mitos kecantikan, sehingga perempuan hanya mempunyai dua pilihan. Memiliki kecerdasan atau mempunyai kecantikan

Zahra Amin Zahra Amin
10/08/2023
in Publik
0
Eksplotasi terhadap Tubuh Perempuan

Eksplotasi terhadap Tubuh Perempuan

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

[ez-toc]Mubadalah.id – Skandal memalukan mewarnai Perhelatan Miss Universe Indonesia 2023 perihal pemeriksaan badan (body checking) peserta yang dilaporkan dilakukan secara telanjang. Pelaku dalam proses pemeriksaan tersebut kabarnya adalah oknum tertentu, dan bukan atas dasar persetujuan semua pihak di ajang kontes kecantikan tersebut.

Body checking atau pengecekan tubuh tanpa busana ini, penyelenggara lakukan tanpa persetujuan (consent) jelas telah melanggar UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual No. 12 Tahun 2022. Upaya hukum eksploitasi terhadap tubuh Perempuan ini penting kita dukung jika ingin kasus serupa tak lagi terulang.

Mamay Muthmainnah mewakili PB Kopri PMII telah menyerukan untuk bergerak bersama memberi dukungan pada para korban. Secara tegas ia menyatakan sikap agar kasus ini diusut tuntas. Menurutnya, ajang kecantikan Miss Universe Indonesia ini, sangat berlawanan dengan spirit untuk memberdayakan “empowering women”. Sebab tidak ada penilaian yang mengkategorikan apapun, bahkan mewajibkan melihat tubuh peserta secara telanjang.

Pelecehan seksual, dan eksploitasi terhadap tubuh perempuan ini harus kita hentikan. Karena telah menundukkan kesempatan emas untuk mengangkat harkat, dan martabat derajat perempuan Indonesia di mata dunia.

Standar Kecantikan Perempuan

Ketika bicara standar kecantikan, saya jadi teringat dengan Buku Mitos Kecantikan (2004) karya Naomi Wolf, yang mengawali tulisannya dengan penggambaran keberhasilan gerakan feminisme pada awal 1970 yang mampu meraih hak-hak hukum dan reproduksi.

Di samping itu perempuan juga mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi keberhasilan itu tidak kita barengi dengan kebebasan perempuan untuk merasa nyaman dengan tubuhnya.

Baca Juga:

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Skincare Overclaim: Standar Kecantikan Perempuan yang Mengakar dalam Jeratan Kapitalisme

Di sini perempuan masih terbelenggu dengan citra kecantikan. Naomi Wolf menjelaskan secara gamblang, bagaimana mitos kecantikan digunakan sebagai senjata politik untuk menghambat kemajuan kaum perempuan, yang kemudian lebih sering kita sebut sebagai citra kecantikan perempuan.

Selain itu Naomi Wolf bertutur tentang mitos kecantikan dalam ruang kebudayaan. Mitos kecantikan sangat lekat dengan kebudayaan. Perempuan selama ini selalu diposisikan sebagai makhluk yang dilihat dan dinilai oleh pria. Pencitraan tentang tubuh perempuan mereka ciptakan untuk semakin dekat dengan mitos kecantikan, sehingga perempuan hanya mempunyai dua pilihan. Memiliki kecerdasan atau mempunyai kecantikan.

Eksploitasi Tubuh Perempuan

Pada penjelasan yang lain, Simone de Beauvoir dalam karya monumentalnya Second Sex juga mengatakan tentang eksploitasi terhadap tubuh perempuan yang terbentuk sedemikian rupa. Yakni melalui gaya pakaian yang terbuat untuk menyamarkan. Seperti perempuan di China dengan ikatan kakinya yang membuat mereka sulit berjalan.

Lalu sepatu berhak tinggi, korset, dan baju-baju yang menyulitkan perempuan untuk bergerak bebas, serta semua aturan kepantasan yang diberlakukan bagi perempuan. Menurut Simone, tubuh perempuan tampak menjadi milik laki-laki sebagai harta bendanya. Make up dan perhiasan juga semakin menegaskan tuntutan akan wajah dan tubuh ini.

Mitos Kecantikan

Namun bagi saya, seperti apapun kesadaran yang perempuan miliki harus melampaui mitos kecantikan. Tetapi lantas tidak mengabaikan kecantikan itu sendiri. Sebaliknya, bagaimana agar keluar dari mitos kecantikan yang telah terancang sedemikian rupa, sehingga perempuan kita dorong untuk lebih berani menentukan dan mengekspresikan diri, dan mencintai tubuhnya dengan melepaskan semua nilai-nilai atas tubuhnya itu.

Apapun pakaian yang perempuan kenakan, bermake up atau tanpa polesan sama sekali, sesama perempuan harus saling menghargai dan tidak mudah untuk saling menghakimi. Jika sudah merasa nyaman dengan pilihan penampilan, tidak  lantas menyuruh orang lain untuk mempunyai tampilan yang sama dengan kita.

Karena selera masing-masing perempuan itu berbeda, tergantung pada kebutuhan dan lingkungan di mana dia berada. Artinya, dengan saling menghargai pilihan itu, perempuan harus bangga dengan menjadi diri sendiri.

Menjadi Perempuan Berkualitas

Kebanggaan di sini, sebagaimana penjelasan Faqihuddin Abdul Kodir dalam artikel “Membanggakan Perempuan”, bahwa kebanggaan semu terhadap kecantikan malah akan menyudutkan perempuan. Yakni dengan anggapan bahwa perempuan adalah figur penggoda bagi laki-laki.

Stigma penggoda ini yang kemudian tereksploitasi dari tubuh perempuan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak kembali pada kepentingan perempuan itu sendiri. Sehingga bagaimana perempuan melepaskan kebanggaan tidak hanya sekedar artifisial terbatas pada keindahan tubuh dan kecantikan saja, melainkan juga menumbuhkan kebanggaan sebagai perempuan. Di mana ia mempunyai jiwa, raga, pikiran, rasa, tenaga dan karya.

Dalam bahasa agama, menurut Faqihuddin, potensi penggoda ini disebut fitnah. Bahwa perempuan memiliki potensi fitnah yang bisa menghanyutkan para laki-laki dan merusak tatanan masyarakat. Dengan potensi ini perempuan sering bersanding dengan harta, benda dan tahta.

Dalam berbagai kesempatan seringkali ada pernyataan bahwa ujian setiap orang adalah harta, tahta dan wanita. Seakan wanita bukan orang karena kita samakan dengan banyak sekali hal yang menyudutkan perempuan. Kehidupan terasa menjadi tidak nyaman bagi perempuan.

Jadi, kebanggaan terhadap perempuan bukan dari potensi fitnah ini. Kebanggaan pada tubuh, kecantikan  dan penampilan yang bersifat artifisial bisa berujung pada tindakan eksploitatif dan diskriminatif. Tetapi kebanggaan perempuan sebagaimana juga laki-laki adalah sebagai manusia yang bermartabat, berdaya, berkarya nyata, berkiprah positif.

Baik itu yang kita lakukan di ranah domestik maupun publik. Perempuan inilah yang dalam istilah agama kita sebut sebagai “Mar’ah Shalihah”, atau perempuan berkualitas. []

Tags: Eksplotasi Tubuh PerempuanKecantikan PerempuanMiss Universe Indonesia 2023Mitos Kecantikanpelecehan seksualStandar Kecantikan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Pembagian Daging Kurban

3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

6 Juni 2025
Raja Ampat

Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

5 Juni 2025
Ibadah Kurban

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

4 Juni 2025
Mitos Israel

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

4 Juni 2025
Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Narasi Hajar

    Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID