Mubadalah.id – Pesantren memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi ekosistem di sekitarnya.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi atau Integrated Farming. Sebuah solusi mewujudkan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan.
Apa Itu Integrated Farming?
Integrated Farming adalah sistem pertanian yang mengintegrasikan beberapa komponen pertanian, seperti tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Konsep ini menjadi penting karena bisa mengurangi dampak negatif dari pertanian konvensional yang menggunakan pupuk berbahan kimiawi.
Sistem ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, sehingga meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat.
Integrated Farming sebagai Solusi Triple Planetary Crisis
Triple planetary crisis merujuk pada tiga masalah lingkungan utama yang dihadapi bumi saat ini. Pertama, perubahan iklim yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca. Hal ini mengakibatkan dampak seperti cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan gangguan pada ekosistem.
Kedua, kehilangan keanekaragaman hayati yang terjadi karena aktivitas manusia seperti deforestasi, polusi, dan perubahan penggunaan lahan. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah spesies dan ekosistem.
Ketiga, polusi lingkungan oleh bahan kimia, plastik, dan limbah lainnya. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem.
Semua masalah ini saling terkait dan memerlukan pendekatan holistik untuk mitigasi dan adaptasi demi menjaga keberlanjutan bumi.
Integrated farming dapat menjadi salah satu solusi untuk menghadapi triple planetary crisis, yakni dengan mengintegrasikan berbagai komponen pertanian. Sistem ini dapat mengurangi dampak perubahan iklim melalui penggunaan pupuk organik, pengurangan input kimia, dan pengolahan limbah organik menjadi kompos atau biogas.
Belajar Integrated Farming dari Ponpes Nurul Haromain, NTB
Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Haromain di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kunjungan ini adalah salah satu rangkaian kegiatan “Capacity Building Pesantren Ramah Lingkungan” yang diadakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Nurul Haromain berhasil menerapkan sistem Integrated Farming yang komprehensif dan terintegrasi. Mereka memiliki sistem perputaran yang sangat efektif, di mana setiap komponen saling terkait dan mendukung satu sama lain.
Nurul Haromain mengintegrasikan berbagai komponen seperti pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, agroindustri, dan agroteknologi untuk menciptakan sistem yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Contohnya, kotoran sapi dan kambing dari peternakan digunakan sebagai pupuk kandang untuk tanaman, sehingga mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia sintetis. Selain itu, sampah organik dari dapur dan kegiatan lainnya diolah menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk menyuburkan tanah.
Nurul Haromain juga memanfaatkan lenmaminor sebagai pakan untuk perikanan sehingga memangkas biaya perawatan.
Pesantren, Agroindustri, dan Agroteknologi
Pesantren Nurul Haromain mengelola hasil pertanian menjadi produk yang lebih bernilai tambah (agroindustri). Mereka mengolah kedelai menjadi tempe dan stevia menjadi pengganti gula.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hasil pertanian (agroteknologi). Beberapa hal yang sudah dilakukan adalah pemanfaatan mesin untuk pengairan di green house dan teknologi irigasi yang efisien untuk menghemat air.
Selain beberapa hal di atas, Nurul Haromain sudah melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Saat ini, mereka juga melakukan normalisasi sungai dan pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan kualitas tanah dan air.
Sistem Integrated Farming di Pesantren Nurul Haromain juga melibatkan partisipasi aktif dari santri dan masyarakat sekitar. Aspek positifnya adalah mereka dapat belajar dan memahami secara langsung pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, pesantren ini tidak hanya menjadi contoh bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menjadi lembaga pendidikan yang efektif dalam membentuk karakter dan kesadaran lingkungan yang baik.
Pesantren sebagai Model Bagi Komunitas Lain
Penerapan Integrated Farming di pesantren dapat memberikan banyak manfaat. Di antaranya, pertama, sistem ini dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian santri dengan menyediakan sumber makanan yang stabil dan beragam.
Kedua, sistem ini dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan pesantren dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia.
Ketiga, mempromosikan keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Pesantren Nurul Haromain dengan penerapan Integrated Farming-nya tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan dan operasional pesantren itu sendiri, tetapi juga dapat menjadi model bagi komunitas lain yang ingin mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan.
Dengan mengintegrasikan berbagai komponen pertanian seperti tanaman, hewan, dan pengolahan limbah organik, pesantren menunjukkan bagaimana pendekatan holistik dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan ketahanan pangan.
Komunitas di sekitar pesantren dan bahkan pesantren lain bisa belajar dari pengalaman Nurul Haromain dalam mengimplementasikan Integrated Farming untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan berkelanjutan.
Dengan demikian, pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai agen perubahan menuju keberlanjutan lingkungan di tingkat lokal
Apa Hal Paling Penting dalam Menerapkan Integrated Farming?
Dalam menerapkan Integrated Farming, hal yang paling penting adalah dukungan internal berupa komitmen dan sumber daya manusia (SDM). Pesantren memerlukan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota untuk memastikan keberhasilan penerapan sistem ini.
Selain itu, SDM yang mau belajar dan beradaptasi dengan teknologi dan metode baru juga sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola sistem pertanian terintegrasi.
Adapun dukungan eksternal seperti bantuan teknis dan finansial juga dapat membantu, namun tanpa komitmen dan SDM yang kuat, penerapan Integrated Farming tidak akan berhasil. []