Mubadalah.id – Dalam proses bermain, anak-anak membutuhkan teman yang lainnya. Anak-anak membutuhkan teman tidak hanya untuk kepuasan pribadi. Tetapi juga untuk memperoleh pengalaman belajar.
Dari kebersamaan dengan orang lain, anak belajar tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima dan apa yang dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima oleh kelompok.
Teman yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam proses sosialisasi. Bila teman seorang anak sesuai dengan usia dan taraf perkembangannya, mereka akan dapat membantu si anak ke arah penyesuaian sosial yang baik.
Sebaliknya, apabila mereka tidak memiliki kesesuaian taraf perkembangan, mereka tidak hanya akan mengganggu penyesuaian sosial si anak. Tetapi juga akan mendorong timbulnya penyesuaian pribadi yang buruk dan menambah rasa tidak bahagia anak itu.
Dalam bukunya, Elizabeth menjelaskan bahwa teman pada masa kanak-kanak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yang setiap kelompoknya akan memengaruhi sosialisasi pada periode yang berbeda. Ketiga jenis teman dan karakteristiknya ini, antara lain:
Pertama, kawan adalah orang yang memuaskan kebutuhan anak akan teman melalui keberadaannya di lingkungan si anak. Anak dapat mengamati dan mendengarkan mereka, tetapi tidak memiliki interaksi langsung dengan mereka. Mereka bisa terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin.
Kedua, teman bermain adalah orang yang melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan si anak. Mereka bisa terdiri atas berbagai usia dan jenis kelamin, tetapi biasanya anak memperoleh kepuasan yang lebih besar dari mereka yang memiliki usia dan jenis kelamin yang sama, serta mempunyai minat yang sama.
Ketiga, sahabat adalah orang yang dengannya anak tidak hanya dapat bermain, tetapi juga berkomunikasi melalui pertukaran ide dan rasa percaya, serta permintaan nasihat dan kritik. Anak yang mempunyai usia, jenis kelamin, dan taraf perkembangan sama lebih dipilih sebagai sahabat. []