Mubadalah.id – Tidak ada keluarga yang benar-benar cemara. Tidak ada keluarga yang benar-benar sempurna. Begitulah gambaran untuk setiap keluarga, termasuk keluarga Kaluna.
Kaluna tidak hanya putri bungsu papa dan mama saja. Di luar sana masih banyak Kaluna yang lain, meskipun ia bukan si bungsu, tapi ia merupakan anak sulung dan bahkan anak tengah.
Semua Kaluna berkejaran dengan usia orang tua. Fisik orang tua yang semakin menua membuat para Kaluna harus berjuang ekstra. Mewujudkan cita-citanya sendiri sambil berdarah-darah karena masih harus menjadi tulang punggung keluarga.
Rasa Lelah dan ingin menyerah tentu saja sering membayangi diri para Kaluna. Namun besarnya harapan orang tua lah yang pada akhirnya menjadi pelejit semangat para Kaluna untuk bangkit lagi. Kaluna akan menjadi pengecut jika ia mengatakan kata-kata “aku menyerah”.
Siapakah Sebenarnya Kaluna?
Kaluna ialah nama seorang perempuan dalam film yang berjudul Sweet Home Loan karya sutradara Sabrina Rochelle Kalangie. Film ini rilis pada tanggal 26 September 2024 kemarin.
Dalam film tersebut, Kaluna diceritakan sebagai anak bungsu perempuan. Ia memiliki kakak laki-laki sebagai anak pertama dan kakak perempuan sebagai anak tengah.
Kaluna dikisahkan sebagai sandwich generation yang harus men-support keluarganya. Mulai dari bayar tagihan listrik, memenuhi kebutuhan dapur, hingga harus mengalah dan berkorban atas semua yang terjadi di keluarganya.
Kondisi tersebut membuat Kaluna yang memiliki cita-cita memiliki rumah sendiri menjadi sangat mustahil untuk ia gapai. Namun ia tidak pernah menyerah dan putus asa. Meskipun banyak rintangan serta nada-nada meremehkan yang tertuju dan menyudutkannya.
Anak Tengah Juga Kaluna
Faktanya tidak hanya anak bungsu yang perjalanan hidupnya seperti Kaluna. Banyak juga anak tengah yang nasibnya sama.
Menjadi anak tengah sama halnya dengan anak bungsu yang menjadi harapan terakhir orang tua jika kakak-kakaknya gagal. Sementara jika kakaknya lebih sukses, maka akan selalu ada standar dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Ia harus bisa lebih sukses daripada kakaknya atau minimal setara.
Anak tengah harus selalu bisa menjadi penetral. Dewasa dan tanggung jawabnya harus seperti anak pertama. Sedangkan beban yang harus ia tanggung sebagai sandwich generation sama halnya dengan anak bungsu yang tinggal dengan orang tua dan menjadi harapan terakhir keluarga pada umumnya.
Tidak semua keluarga menaruh harapannya pada anak bungsu. Banyak juga anak tengah yang menjadi sandwich generation dan masih harus menanggung Pendidikan adiknya.
Dalam salah satu Podcast yang tayang di Youtube misalnya. Pembawa acara menjelaskan bahwa ia juga memiliki seorang teman perempuan yang nasibnya seperti Kaluna. Bahkan bisa dibilang lebih menderita.
Dalam podcast tersebut dijelaskan bahwa teman dari si pembawa acara yang merupakan seorang perempuan dan sandwich generation ini menjadi korban dari kelalaian kakaknya. KTP si perempuan tersebut digunakan untuk Pinjol oleh kakaknya, sementara hal tersebut terjadi tanpa seizin dirinya.
Pesan untuk Para Kaluna Di Luar Sana
Banyak juga Kaluna lain di luar sana. Selain ia harus men-support finansial keluarga. Ia juga masih harus mengerjakan kerjaan domestik yang semakin membuatnya memikul beban ganda.
Ia harus mengalah dan seringkali harus bertanggungjawab atas kesalahan-kesalahan yang orang lain perbuat di dalam keluarganya. Bukan karena ia tidak bisa menolak, tapi selalu, kehalusan hati dan rasa tanggungjawab yang dimilikinya menjadikan ia selalu merasa tidak akan tega.
Rasanya ingin sekali meneriakkan kata-kata pada para perempuan yang mengalami hidup seperti Kaluna di luar sana. “Kaluna kalian luar biasa. Kalian perempuan-perempuan tangguh.” []