• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kilas Balik Kisah Maryam Binti Imran dalam Perspektif Sains

Kisah Maryam binti Imran yang hamil tanpa melakukan fertilisasi, menjadi sebuah ingatan yang terekam oleh umat Islam maupun kaum Kristiani

Miri Pariyas Miri Pariyas
30/08/2022
in Featured, Hikmah
0
Kisah Maryam binti Imran

Kisah Maryam binti Imran

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kisah Maryam binti Imran terabadikan dalam kitab suci milik umat islam. Tidak hanya itu, dia merupakan salah satu nama yang menjadi surah dalam Al-Quran, kesabaran, ketakwaaan yang lampaui batas membuatnya memiliki tempat khusus, ia adalah ibunda Nabi Isa As.

Dia lahir dari pasangan Imran dan Hanna, di mana kelurga Imran terkenal sebagai pengulu dari kelahiran Nabi Isa. Imran dan Hanna sejak dulu mengimpikan buah hati (Maryam), namun sejak pernikahan mereka tak kunjung dikarunia keturunan.

Akan tetapi, mereka berdua selalu melapangkan hati untuk menunggu anugerah itu. Walaupun telah berumur, bahkan pada proses penantian tersebut, Hanna mengucapkan ikrar yang telah terekam dalam kita suci. Apabila, dia mengandung hingga melahirkan anak baik lelaki atau perempuan, akan memberikannya kepada Allah.

Andai kita Hanna tentu akan sulit melakukan itu. Namun, Hanna sudah berada dalam puncak kesalehan yang tidak bisa terbantahkan oleh apapun. Harapan ataupun mimpi selalu hadir untuk menghampiri tiap manusia. Kendati demikian akan selalu berpasrah juga pada takdir.

Keluarga Imran dan Hanna

Singkat cerita, Hanna mengandung seorang anak yang akan ia abdikan kepada Allah. Kehamilannya adalah anugerah dan bukti perempuan memiliki keistimewan. Diberikanlah sebuah rahim yang mampu menampung makhluk Allah. Tidak hanya itu, kehamilannya adalah sebuah cahaya sekaligus kekuatan padanya.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Melansir dari Zuhdy dalam artikelnya “Perempuan Suci, Pengabdi, Menjejak Langit Ilahi” menceritakan bahwa doa terpanjat ketika Hanna berada di bawah pohon dan melihat beberapa burung yang memberikan makanan.  Tergeraklah Hanna untuk berdoa kepada Allah agar ia  mendapatkan anak laki-laki, dan Allah menerima do’a tersebut.

Tatkala Hanna melahirkan, yang terlahir adalah bayi perempuan. Kekhawatirannya timbul, sebab dia takut nazarnya tak dapat terpenuhi karena yang terlahir adalah bayi perempuan. Kondisi saat itu, perempuan tidak memiliki kebebasan selayaknya seorang lelaki. Walaupun demikian, karena Hanna—adalah—seorang perempuan yang telah terjaga kehormatannya, maka keputusannya tetaplah bulat untuk menghibahkan anaknya sebagai pelayan Allah.

Tumbuh Menjadi Perempuan Tangguh

Maryam, memang terlahir dalam bayang-bayang patriarkal. Masa itu, perempuan selalu menjadi makhluk kedua.  Perlahan tapi pasti, sistem itu terpatahkan oleh Maryam. Sebab, Maryam memiliki keistimewaan yang luar biasa yang melampaui batas-batas patriarkal. Tentu hal ini, sebab warisan kesalehan yang Hanna miliki. Sebagai Ibu Maryam, ia menjadi simbol perempuan yang tangguh. Sebagaimana, pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tak pernah jauh dari pohonnya.

Semua terlihat dari pertumbuhan dan perkembangan Maryam yang diasuh langsung oleh kakak Hanna yakni Zakaria. Zakaria melihat bagaimana Maryam hidup di sebuah Rumah suci mengantarkannya kedalaman dan khususkan ibadah.

Misalnya, pada suatu hari Zakaria dapati ada beberapa makanan di sekitar Maryam. Ketika ditanya persoalan itu, jawaban Maryam singkat itu dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa hubungan keintiman kepada Allah sangatlah mendalam sehingga membentengi Maryam, melakukan segala sesuatu yang Allah haramkan

Hamil Tanpa Melalui Pernikahan

Kisah Maryam binti Imran menjadi istimewa bukan hanya sekedar dongeng belaka. Namun, karena pengetahuan hingga kesalehannya menjadikannya amat tunduk dengan keputusan Allah. Di balik keistimewaan tersebut timbullah sebuah mukjizat, yang tak dapat kita nalar oleh logika dan hanya dapat terjawab oleh keimanan manusia yaitu hamil tanpa melakukan hubungan intim.

“Dan Maryam Putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan), kami; dan dia membenarkan kalimaat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termsuk orang taat” (Surah At-Tharim 66: 12).

Hamil tanpa melakukan fertilisasi menjadi fenomena langka. Sedangkan, publik sangat gemar menceritakan sosok dalam kisah Maryam bini Imran yang tak ubahnya seperti perempuan yang tak memiliki kehormatan. Mereka tak percaya bahwa Maryam amat sangat suci.

Pada akhirnya, masyarakat geram dan mengusir Maryam dari kediamnya, mereka sebut-sebut sebagai suatu kehinaan. Namun, Mariam tetap bertahan bahkan kita perlu menggaris bawahi bahwa tuduhan masyarakat memang bukan keliru. Seseorang perempuan yang mengandung tanpa suami, pasti akan berending  fitnah.

Kehamilan Maryam Menjadi Pembicaraan

Meski begitu, Maryam tak pernah gundah akan fenomena itu. Apapun yang terjadi dia serahkan kepada pemilik alam. Pertanyaan dan harapan selalu menjadi awal untuk melakukan komunikasi pada Allah. Kehamilan yang semakin membesar, cibiran saling berganti dari satu pintu ke pintu lainnya. Maryam menjadi trending pertama di masa itu.

Tentu, bagi Maryam fenomena ini menjadi bekal untuk memperkuat ibadahnya dengan Allah. Dia tak pernah beragumen sedikitpun tentang kebenaran yang terjadi. Ia hanya mendekat dan berpeggang teguh pada semua keputusan Allah.

Lambat laun, Maryam melahirkan seseorang anak laki-laki yang bernama Isa Binti Maryam, yang kelahirannya menjadi kekuatan bagi Maryam. Kekuatan itupun membuka tabir kebenaran. Di kala publik tetap hobi mencemooh Maryam yang telah melahirkan.

Di samping itu pula, Maryam memiliki kekuatan dalam mengahadapi fitnah yang terlalu lama disematkan olehnya. Suatu hari keajaiban datang Isa—anak Maryam—berbicara sewaktu kecil dan menceritakan semua kebenaran tentang ibunya yang masih suci. Alhasil semua orang yang mendengar dan keheranan, “Bagaimana mungkin ada bayi yang lahir dapat langsung berbicara?” Hal ini pun terrekam dalam kita suci yang agung.

“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang Nabi dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup dan berbakri kepada ibuku, dan tidak menjadikannku seorang yang sombong dan celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aki di lahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku di bangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 30-33).

Tentu mukjizat akan selalu menyertai orang yang tak pernah gundah akan skenario yang telah terjadi, menjadi ciri khas para pecinta Allah.

Jawaban Sains Terhadap Peristiwa Tersebut

Kisah Maryam binti Imran yang hamil tanpa melakukan fertilisasi, menjadi sebuah ingatan yang terekam oleh umat islam maupun kaum Kristian. Namun, jika perdebatannya hanya sekedar keimanan, maka tidak ada diskusi yang mengantarkan untuk kembali mengulas cerita yang fenomenal itu.

Apalagi, dengan adanya perkembangan pengetahuan yang semakin hari semakin bertebaran. Tentu hal tersebut, menjadi pemula untuk mempertayakan kejadian tersebut. Artinya, hal ini kita kita sikapi dengan pengetahuan pula khususnya dalam perspektif biologi.

Menelisik dari sebuah penelitian yang telah dilakukan selama dua abad, pada akhirnya para ilmuwan mampu menciptakan sebuah penemuan terbaru terkait kesuburan seseorang. Temuan kali ini akan menyaingi sistem kerja injeksi sperma pada telur. Dalam penelitian ini, ilmuwan menemukan bahwa menggunakan sel kulit memiliki kesempatan lebih besar dalam mengembangkan kesuburan daripada sel sperma.

Pada umumnya untuk menciptakan embrio membutuhkan pertemuan sel telur dan sel sperma. Tapi, untuk hari ini sel sperma dapat tergantikan dengan sel kulit. Peneliti dari University of Pittsburg School of Medicine di Amerika Serikat, membuat sel sperma dari sel kulit dan dapat menghasilkan sel-sel penting, termasuk sel-sel sperma tahap awal. Jika sperma telah terbentuk dapat kita simpan untuk inseminasi di masa datang.

Hasil Penelitian Ilmiah

Hal ini pun mereka kuatkan dengan sebuah berita National Geographic yang menjelaskan bahwa percobaan tersebut mereka implementasikan pada sel telur tikus untuk pengembangan tanpa adanya fertilisasi. Selain itu, dari proses tersebut sebagai ganti embrio, terbentuklah parthenogenotes yang memiliki kesamaan kulit dan sel-sel lainnya di dalam tubuh.

Sel yang terinjeksi dengan sel sperma yang berasal dari kulit akhirnya berkembang dengan normal menjadi bayi tikus yang sehat. Keberhasilan itulah yang pada akhirnya mereka terapkan pula pada manusia. Walaupun, sebelum proses ini seorang ahli embriologi molekuler Dr. Tonuy Perry, tidak memiliki kepercayaan bahwa akan mampu menciptakan embrio tanpa adanya sel telur yang sperma buahi.

Dengan adanya temuan ini, menjadi sebuah tanda bahwa kisah Maryam yang Al-Quran abadikan, adalah bukti kuasa Allah akan pengetahuan yang semakin berkembang. Fenomena Maryam tidak menjadi tabu untuk hari ini. Semua dilakukan berdasarkan pengetahuan. Artinya, Allah pemilik kuasa alam semesta ini, telah jauh memprediksi akan terjadi fenomena pada umatnya suatu hari nanti. Dan itulah keajaiban Al-Quran sebagai literasi umat islam yang tak pernah usang oleh zaman.

Dengan adanya temuan tersebut pula, terbuka jalan bagi seseorang yang sudah tidak memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi. Terutama bagai lelaki yang sudah tidak dapat memproduksi sperma dengan berbagai alasan. Bahkan temuan ini juga bermanfaat tidak hanya sebatas bagi manusia saja, namun baai kebelangsungan hewan yang akan mengalami kepunahan dapat memperbanyak jumlah spesien yang ada.

Penelitian semacan ini juga harus mempertimbangkan etika biologinya. Tidak boleh kita lakukan dengan sewenang-wenang hingga berdampak negatif. Dan penelitian ini hanya berlaku kepada seseorang yang ingin meneruskan keturunan, dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. []

 

Tags: islamNabi Isa ASnabi perempuanSayyidah MaryamsejarahTafsir AlQur'an
Miri Pariyas

Miri Pariyas

Penyuka bunga mawar

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version