• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Dengan menjadikan bulan ini sebagai ruang kebangkitan ulama perempuan, KUPI ingin menghadirkan ingatan kritis dan spiritual yang berpihak pada mereka yang paling rentan dan sering terlupakan dalam sejarah.

Redaksi Redaksi
18/05/2025
in Aktual
0
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) secara resmi mendeklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia. Deklarasi ini berlangsung di Masjid Puser Bumi, Gunung Jati, Cirebon pada Ahad pagi, 18 Mei 2025 dan dihadiri oleh para ulama perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Sekretaris Majelis Musyawarah KUPI, Masruchah mengatakan bahwa semangat kebangkitan nasional harus dikaitkan dengan isu-isu kemanusiaan.

“Kebangkitan nasional Indonesia tidak semata bicara soal nasionalisme atau isu kebangsaan. Di sini juga kita bicara soal kemanusiaan, keadilan sosial, keadilan gender, dan isu non-diskriminasi,” katanya.

Deklarasi Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia ini menjadi ikhtiar spiritual, dan sosial. Serta kultural untuk memperkuat peran ulama perempuan dalam membela kehidupan, mewariskan ilmu. Juga termasuk untuk merawat keberpihakan kepada kelompok yang selama ini dilemahkan oleh struktur sosial dan politik.

Terlebih, di tengah situasi bangsa yang masih penuh dengan kekerasan terhadap perempuan, krisis hukum dan demokrasi. Serta penderitaan global seperti yang rakyat Palestina alami, deklarasi ini menegaskan kehadiran ulama perempuan sebagai penjaga nurani publik. Mereka bersuara melalui ilmu, berjuang dengan pengabdian kepada kelompok rentan, dan terus menegakkan kehidupan yang bermartabat dan berkeadaban.

Baca Juga:

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

Maka dari itu, KUPI menetapkan Bulan Mei sebagai momen tahunan yang akan dihidupkan oleh komunitas-komunitas di seluruh Indonesia. Pemilihan bulan ini bukan tanpa alasan: selain bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Mei juga menjadi pengingat atas luka sejarah Mei 1998. Apalagi ketika perempuan, warga Tionghoa, dan masyarakat miskin kota menjadi korban kekerasan politik.

“Dengan menjadikan bulan ini sebagai ruang kebangkitan ulama perempuan, KUPI ingin menghadirkan ingatan kritis dan spiritual yang berpihak pada mereka yang paling rentan dan sering terlupakan dalam sejarah,” ungkap perwakilan KUPI dalam pernyataan resminya.

KUPI Mengajak Seluruh Komunitas, Lembaga dan Individu

Dalam semangat ini, KUPI mengajak seluruh komunitas, lembaga, dan individu untuk menghidupkan peringatan Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia melalui berbagai kegiatan. Mulai dari doa bersama, tawassul, pembacaan puisi, diskusi, pengajian, penulisan kisah, hingga aksi sosial yang berpihak pada kelompok rentan.

Lebih lanjut, KUPI juga mendorong masyarakat untuk mendokumentasikan dan menarasikan peran para ulama perempuan di lingkungan masing-masing. Termasuk para nyai, ustadzah, guru ngaji, tengku, maupun penggerak masyarakat yang selama ini bekerja dalam senyap. Namun menjadi penopang utama keberlangsungan ilmu, kehidupan, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Majelis Dzikir dan Pikir Puser Bumi, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan pentingnya mengambil teladan dari ulama perempuan terdahulu.

“Nyai Syarifah Mudaim telah mengajarkan kepada kami, para keturunannya, tentang cahaya Islam yang pantang menyerah. Cahaya itulah yang menuntun pada kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan dalam perjuangan,” ujarnya.

Deklarasi ini, ia harapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat gerakan ulama perempuan Indonesia yang inklusif, progresif, dan berpihak pada keadilan untuk semua. []

Tags: BulanCirebondeklarasiIndonesiaKebangkitanKupiMeiulama perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

14 Mei 2025
Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version