• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Memaknai Tagar Break The Bias dalam Peringatan International Women’s Day 2022

Dengan mendukung peringatan International Women’s Day melalui tagar Break The Bias, sama artinya dengan memperjuangkan nilai kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan dalam Islam sebagaimana diatur dalam al-Quran dan hadits

Lutfiana Dwi Mayasari Lutfiana Dwi Mayasari
08/03/2022
in Publik, Rekomendasi
0
Break The Bias

Break The Bias

499
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Imagine a gender equal world.

A world free of bias, stereotypes, and discrimination”

Mubadalah.id -Tagar Break The Bias tengah ramai dibicarakan. Pun tagar ini selaras dengan peringatan International Women’s Day 2022. Begitu juga, tagar break the bias selaras dengan kata-kata diatas. Yang  merupakan mimpi indah yang akan diwujudkan dalam International Women’s Day 2022.

Sebuah mimpi yang juga menjadi salah satu tujuan disyariatkannya Islam melalui perantara Nabi Muhammad SAW.  Dengan misi membebaskan masyarakat Arab Pra Islam dari jeratan perbudakan dan memberikan perlakuan terbaik untuk perempuan yang sebelumnya diberlakukan layaknya barang.

International Women’s Day diperingati tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Dan dalam setiap peringatan tersebut, ditentukan tema besar yang akan diusung. Adapun di tahun 2022 ini, tema yang diangkat adalah tagar Break The Bias. Dalam laman resmi International Women’s Day, berbagai harapan dimunculkan.

Mengharapkan terwujudkan dunia yang menerapkan kesetaraan gender, bebas dari bias, stereotype, dan diskriminasi. Sebuah tatanan yang mengakui keberagaman, inklusif, dan mengakui bahwa manusia memang tercipta berbeda. Semua harapan tersebut hanya akan tercipta jika seluruh manusia di muka bumi ini berkomitmen untuk menciptakan dunia yang mengedepankan kesetaraan.

Maka tagar Break The Bias menjadi sangat relevan untuk dijadikan sebagai salah satu kampanye kolektif guna menciptakan dunia yang berkeadilan gender. Karena keadilan gender diawali dengan tidak adanya bias di sekeliling masyarakat. Lantas bagaimana tagar Break The Bias dalam perspektif mubadalah? Apakah nilai-nilai dalam tagar Break The Bias sesuai dengan nilai yang diusung oleh spirit mubadalah?

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Persoalan Gender dalam Fikih Kesaksian

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

Relasi Kesalingan dalam Mewujudkan Tagar Break The Bias

Individually, we’re all responsible for our own thoughts and actions – all day, every day.

We can break the bias in our communities.

We can break the bias in our workplaces.

We can break the bias in our schools, colleges and universities.

Dilansir dari laman yang sama, International Women’s Day menekankan pentingnya kesadaran setiap individu untuk mematahkan bias di lingkup terkecil dalam masyarakat kita. Kata individually digunakan untuk menekankan bahwa yang mampu mematahkan bias gender dimulai diri kita sendiri, dan dimanapun kita beraktifitas.

Di sekolah bagi pelajar, di Perguruan Tinggi bagi mahasiswa, di lingkungan masyarakat bagi Ibu Rumah Tangga, dan di lingkungan kerja bagi para pekerja. Membiasakan diri untuk tidak membedakan yang lainnya berdasarkan strata, sosial, dan jenis kelamin. Dan yang lebih penting adalah kita harus memulai terlebih dahulu, tidak menunggu orang lain untuk melakukan hal serupa.

Kiai Faqihuddin Abdul Qadir penulis buku Qiraah Mubadalah dalam sebuah forum diskusi online acapkali mengatakan “inti dari mubadalah adalah mari perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.” Artinya, kita yang harus mulai untuk memperlakukan orang dengan baik. Perlakukan orang sebagaimana diri kita ingin diperlakukan. Tidak menunggu orang lain berbuat baik, namun kita yang harus memulai berbuat baik.

Jika mengetahui diperlakukan diskriminatif itu tidak enak, maka jangan mendiskriminasi. Jika tahu bahwa di stereotype itu tidak nyaman, maka jangan menstereotype. Jika tahu bahwa dibedakan perannya karena perbedaan jenis kelamin itu menciderai rasa kemanusiaan, maka jangan memperlakukan orang lain dengan cara serupa, dan begitu seterusnya.

Tagar Break The Bias dan Nilai Kemanusiaan dalam Islam

Nilai-nilai yang dikampanyekan dalam International Women’s Day dengan tagar Break The Bias sejalan dengan perintah dalam Qs al-Maidah ayat 2, sebagai berikut ini:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya:….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Definisi tolong sebagaimana diperintahkan dalam Qs al-Maidah ayat 2 berarti kesalingan, yaitu saling meminta satu sama lain untuk sama-sama berbuat kebaikan di jalan Allah SWT. Makna kesalingan dalam ayat tersebut menegaskan adanya kesejajaran dan kesederajatan antara satu manusia dengan manusia lainnya tanpa membedakan strata, sosial, suku, dan jenis kelamin.

Ayat ini juga menekankan pentingnya sebuah kerjasama dalam mewujudkan sebuah cita-cita dan kebaikan. Termasuk salah satunya cita-cita untuk mewujudkan dunia tanpa bias gender melalui tagar Break The Bias.

Maka dengan mendukung peringatan International Women’s Day melalui tagar Break The Bias, sama artinya dengan memperjuangkan nilai kesetaraan, keadilan, dan kemanusiaan dalam Islam sebagaimana diatur dalam al-Quran dan hadits. Karena ketidakadilan dan perlakuan diskriminatif akibat perbedaan gender tak hanya bertentangan dengan misi Break The Bias, namun juga menciderai nilai dan perjuangan Islam untuk kemanusiaan. []

 

 

Tags: Break The BiasGendergerakan perempuanIWD 2022keadilanKesetaraanWomen March 2022
Lutfiana Dwi Mayasari

Lutfiana Dwi Mayasari

Dosen IAIN Ponorogo. Berminat di Kajian Hukum, Gender dan Perdamaian

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version