Kamis, 1 Januari 2026
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengapa Kekerasan terhadap Anak terus Terjadi?

Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Yayat Hidayat Yayat Hidayat
21 April 2025
in Keluarga
0
Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan terhadap Anak

756
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kekerasan terhadap anak adalah isu yang tak kunjung padam, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya. Setiap tahun, ribuan anak di seluruh dunia menjadi korban kekerasan, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi di balik angka-angka statistik yang mencengangkan ini? Mengapa kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah yang begitu mendesak? Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam, mengungkap berbagai bentuknya, dampaknya, serta upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya.

Kekerasan pada anak bukan hanya sekadar fisik; ia mencakup berbagai bentuk penyalahgunaan, termasuk emosional, seksual, dan pengabaian. Setiap bentuk kekerasan ini memiliki dampak yang mendalam dan sering kali berkepanjangan bagi anak-anak yang mengalaminya.

Namun, banyak orang tua dan masyarakat yang masih kurang memahami betapa seriusnya masalah ini. Apakah Anda tahu bahwa banyak anak yang tidak melaporkan kekerasan yang mereka alami karena takut atau merasa tidak ada yang peduli? Mari kita telusuri lebih jauh tentang fenomena ini dan bagaimana kita bisa berperan dalam mengubahnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas empat aspek penting: bentuk-bentuk kekerasan, dampak jangka pendek dan jangka panjang, faktor penyebab, dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan. Setiap sub judul akan membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang lebih baik tentang isu ini, serta memberikan wawasan tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Siap untuk menyelami lebih dalam? Mari kita mulai!

Bentuk-bentuk Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan pada anak dapat terbagi menjadi beberapa kategori, masing-masing dengan karakteristik dan dampak yang berbeda. Salah satu bentuk yang paling umum adalah kekerasan fisik, di mana anak-anak mengalami tindakan kekerasan yang menyebabkan cedera fisik. Ini bisa berupa pemukulan, penamparan, atau bahkan penyiksaan yang lebih serius. Namun, kekerasan fisik bukanlah satu-satunya bentuk kekerasan yang perlu kita waspadai.

Selanjutnya, ada kekerasan emosional, yang sering kali lebih sulit dikenali. Bentuk kekerasan ini mencakup penghinaan, ancaman, dan perlakuan yang merendahkan martabat anak. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, dampak emosional dari kekerasan ini bisa sangat merusak, menyebabkan anak merasa tidak berharga dan kehilangan rasa percaya diri. Apakah Anda pernah berpikir bahwa kata-kata bisa lebih menyakitkan daripada pukulan?

Kekerasan seksual juga merupakan bentuk kekerasan yang sangat serius dan sering kali terjadi di lingkungan yang seharusnya aman, seperti rumah atau sekolah. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual sering kali mengalami trauma yang mendalam, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka di masa depan. Sayangnya, banyak anak yang tidak melaporkan kekerasan ini karena rasa malu atau takut akan konsekuensi yang mungkin mereka hadapi.

Terakhir, pengabaian adalah bentuk kekerasan yang sering kali diabaikan. Pengabaian terjadi ketika orang tua atau pengasuh tidak memenuhi kebutuhan dasar anak, baik itu kebutuhan fisik, emosional, atau pendidikan. Anak-anak yang mengalami pengabaian sering kali merasa tidak dicintai dan tidak diperhatikan, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan yang serius. Dengan memahami berbagai bentuk kekerasan ini, kita dapat lebih peka terhadap tanda-tanda yang mungkin terlihat di sekitar kita.

Dampak Kekerasan terhadap Anak

Dampak kekerasan terhadap anak tidak hanya terlihat dalam jangka pendek, tetapi juga dapat berlanjut hingga dewasa. Dalam jangka pendek, anak-anak yang mengalami kekerasan sering kali menunjukkan gejala fisik dan emosional, seperti luka, kecemasan, dan depresi. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan menunjukkan perilaku agresif. Namun, dampak jangka panjangnya jauh lebih mengkhawatirkan.

Anak-anak yang mengalami kekerasan cenderung memiliki masalah kesehatan mental yang lebih tinggi di kemudian hari, termasuk gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan risiko bunuh diri. Mereka juga lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan zat dan perilaku kriminal. Apakah Anda tahu bahwa banyak pelaku kekerasan di masyarakat adalah mereka yang pernah menjadi korban kekerasan di masa kecil? Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memutus siklus kekerasan ini.

Dampak ini juga dapat memengaruhi perkembangan fisik mereka. Anak-anak yang mengalami kekerasan sering kali mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Mereka mungkin juga memiliki masalah dalam belajar dan berprestasi di sekolah. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kesempatan di masa depan, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi sosial dan ekonomi mereka.

Dengan memahami dampak-dampak ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya perlindungan anak dan upaya pencegahan. Setiap anak berhak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan hal itu terjadi. Namun, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kekerasan ini terjadi?

Faktor Penyebab Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak tidak terjadi dalam kekosongan; ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan ini. Salah satu faktor utama adalah lingkungan keluarga. Keluarga yang mengalami stres, seperti kemiskinan, masalah kesehatan mental, atau kekerasan dalam rumah tangga, lebih mungkin terlibat dalam perilaku kekerasan terhadap anak. Apakah Anda pernah berpikir bahwa kondisi ekonomi bisa memengaruhi cara orang tua memperlakukan anak-anak mereka?

Selain itu, norma sosial dan budaya juga memainkan peran penting. Di beberapa masyarakat, kekerasan dianggap sebagai cara yang sah untuk mendidik anak. Hal ini menciptakan siklus di mana kekerasan dianggap sebagai hal yang normal dan diterima. Mengubah pandangan ini memerlukan upaya pendidikan dan kesadaran yang berkelanjutan.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya akses terhadap pendidikan dan sumber daya. Orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang pengasuhan yang baik atau tidak memiliki dukungan sosial yang memadai lebih mungkin menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengatasi frustrasi. Apakah Anda tahu bahwa pendidikan tentang pengasuhan yang positif dapat mengurangi risiko kekerasan terhadap anak?

Dengan memahami faktor-faktor penyebab ini, kita dapat mulai merancang intervensi yang lebih efektif untuk mencegah kekerasan terhadap anak. Namun, upaya ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Bagaimana kita bisa bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak?

Upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak

Pencegahan kekerasan terhadap anak memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Salah satu langkah awal yang penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu ini. Kampanye pendidikan yang menyoroti dampak kekerasan terhadap anak dan pentingnya pengasuhan yang positif dapat membantu mengubah pandangan masyarakat. Apakah Anda siap untuk menjadi bagian dari perubahan ini?

Selain itu, dukungan bagi keluarga yang berisiko juga sangat penting. Program-program yang menyediakan bantuan finansial, konseling, dan pelatihan pengasuhan dapat membantu mengurangi stres yang dialami oleh orang tua. Dengan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat mencegah kekerasan sebelum terjadi. Namun, dukungan ini harus diakses oleh mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Pendidikan di sekolah juga memainkan peran penting dalam pencegahan kekerasan terhadap anak. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi anak-anak. Program-program yang mengajarkan keterampilan sosial, resolusi konflik, dan empati dapat membantu anak-anak belajar bagaimana berinteraksi dengan baik dan menghindari perilaku kekerasan. Apakah Anda tahu bahwa anak-anak yang diajarkan keterampilan ini cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya mereka?

Epilog

Terakhir, penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan. Komunitas yang peduli dan terlibat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Dengan membangun jaringan dukungan dan saling membantu, kita dapat menciptakan budaya yang menolak kekerasan dan mendukung perlindungan anak. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Kekerasan terhadap anak adalah isu yang kompleks dan mendesak, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik tentang bentuk, dampak, faktor penyebab, dan upaya pencegahan, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.

Setiap dari kita memiliki peran dalam memerangi kekerasan ini, dan dengan bekerja sama, kita dapat memutus siklus kekerasan yang telah berlangsung terlalu lama. Mari kita berkomitmen untuk melindungi anak-anak kita dan memberikan mereka masa depan yang lebih baik. []

Tags: Hak anakkekerasan terhadap anakkeluargaparentingperlindungan anakRelasi
Yayat Hidayat

Yayat Hidayat

Perantau-Santri-Abdi Negara

Terkait Posts

Ulama Perempuan di Keluarga
Publik

Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

31 Desember 2025
Femisida
Publik

Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

30 Desember 2025
Parenting Anxiety
Keluarga

Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

27 Desember 2025
Natal
Aktual

Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

25 Desember 2025
Al Ummu Madrasatul Ula
Keluarga

Al Ummu Madrasatul Ula; Setiap Kita adalah Ibu

24 Desember 2025
Mitokondria
Publik

Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan

22 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan
  • Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?
  • Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID