Mubadalah.id – Menjaga lingkungan hidup adalah ibadah, seperti halnya menjalankan salat, puasa, sadaqah dan ibadah lainnya. Maka mari menjaga lingkungan hidup secara bersama-sama, karena lingkungan hidup merupakan daya dukung dalam kehidupan kita.
Nabi Muhammad SAW, selalu mengingatkan bagi para sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, menjaga lingkungan hidup, dan makhluk ciptaanNya. Nabi Muhammad SAW, dalam beberapa kesempatan tidak selalu mengajarkan ritual ibadah keagamaan saja.
Karena jika lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Maka bagaimana pun, manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda harus saling terkait dan saling membutuhkan, serta saling menjaga dengan baik, agar bisa maksimal dalam memberikan manfaat.
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mencakup benda hidup dan benda mati. Jika keduanya terpelihara dengan baik, maka lingkungan hidup dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman, damai, tenteram secara lahir maupun batin.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ahmad, dan Ibnu Majjah, Nabi Muhammad SAW, sangat melarang melakukan pencemaran lingkungan. Nabi sangat tegas terkait hal ini. Serta melarang keras seseorang buang air besar di sungai-sungai yang mengalir, di jalan yang dilalui orang, dan tempat berteduh. Di hadits lain, Nabi juga melarang seseorang untuk buang air besar di air yang tidak mengalir karena itu akan merusak air tersebut.
Nabi Muhammad SAW, selalu menganjurkan serta mengajak umatnya untuk menanam tumbuh-tumbuhan di lahan-lahan yang sekiranya kosong. Kata Nabi, “seseorang yang menanam pohon akan mendapatkan pahala seperti orang yang bersedekah”. Ia akan mendapatkan pahalanya sepanjang tanaman tersebut memberikan manfaat atau dimanfaatkan orang yang hidup di sekitarnya.
Nabi Muhammad, juga menekankan kepada umatnya agar menjaga kebersihan karena Allah menyukai kebersihan. Di hadits lain, Nabi mengatakan bahwa Allah itu Maha indah yang mencintai keindahan.
Ahmad Musthofa Bisri atau sering disebut dengan Gus Mus, pada beberapa kesempatan juga menyampaikan pentingnya menyelamatkan serta menjaga lingkungan, dan mengajak untuk bergerak dengan aksi nyata menjaga lingkungan hidup.
Bahkan Gus Mus juga menyerukan kepada bangsa Indonesia, untuk turut menjaga lingkungan hidup secara bersama-sama, dengan membangun perencanaan pembangunan yang tepat, disertai dengan kebijaksanaan. Karena menurut beliau segala sesuatu yang merusak lingkungan, merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
Gus Mus menyampaikan bahwasanya jihad tidak sekedar perang. Ibadah tidak hanya salat tepat waktu, sholat berjama’ah di masjid namun juga menjaga serta melestarikan lingkungan hidup. Karena pada hakikatnya kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini akan berdampak pada sektor lain dalam kehidupan manusia, seperti pada sektor ekonomi, sosial dan budaya.
Hal yang paling parah akan menciptakan pemisahan serta jarak antar manusia dengan manusia lainnya, memutuskan ukhuwah antar manusia, serta mengesampingkan ciptaan Allah lainnya, seperti gunung, hutan, hewan dan segala sesuatu yang ada dalam ekosistem kehidupan di bumi ini.
Beliau mengajarkan penuh rahmah, di mana manusia harus saling mengasihi antar sesama, baik manusia atau alam yang telah diciptakan oleh Allah. Hablum Minallah, Hablum Minannas, sekaligus memiliki relasi yang kuat dengan Hablum Minal Alam.
Ketiga nilai tersebut merupakan sebuah satu kesatuan, yang memiliki hubungan yang erat, sebagai bentuk menghormati Allah sebagai sang pencipta.
KH Hasyim Asy’ari, juga mengajarkan kepada kita semua untuk bercocok tanam, karena bercocok tanam merupakan tindakan yang mulia dan termasuk ibadah. Secara eksplisit mengajarkan kita untuk melestarikan lingkungan, karena bercocok tanam dapat berarti penghijauan, sekaligus memiliki arti penting bahwasannya, jika lingkungan rusak maka manusia tidak bisa bercocok tanam, tidak bisa menikmati udaha segar, bahkan tidak bisa menikmati hasil dari kekayaan alam, bumi dan seisinya.
Nah, dalam hal ini agama punya peran sangat strategis dalam menjaga lingkungan hidup, dalam mencegah kerusakan alam serta perubahan iklim. Semua agama mengajarkan pada kita untuk selalu dan saling menjaga lingkungan hidup serta alam.
Namun, saat ini peran agama masih minim sehingga perlu kerja sama dari segala pihak untuk hadir mengajak umatnya untuk mendorong perubahan perilaku menjadi lebih ramah lingkungan. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon seenaknya, tidak menggunakan plastik secara berlebihan, tidak menggunakan air secara berlebihan, tidak menggunakan energi listrik secara berlebihan, dan lain-lain.
Aktivis pergerakan Abdul Halim Sani, juga mengatakan bahwa dalam ajaran Islam, ada tiga relasi besar yang harus bersinergi. Ketiga relasi tersebut adalah Pertama, Tuhan, kedua, manusia dan ketiga, alam.
“Dalam Islam, manusia adalah khalifah yang seharusnya mengayomi bukan hanya menguasai alam. Selama ini, manusia melihat alam sebagai obyek, bukan subyek. Ketika alam sebagai obyek maka jadi eksploitasi.”
Padahal dalam Al-Quran, Allah menyebutkan, apa yang ada di langit dan bumi itu bertasbih. Artinya, alam sama-sama makhluk Allah. Jadi, harus ada keseimbangan diantara ciptaanNya.
Maka mari mulai dari sekarang membiasakan serta membudayakan sikap kasih dan penuh ramah terhadap segala ciptaan Tuhan, tidak hanya ramah pada sesama manusia tapi juga ramah pada alam sekitar. Agar tercipta kesalingan dalam memberikan manfaat bersama seluas-luasnya. Karena menjaga lingkuangan adalah bagian dari ibadah. []