Mubadalah.id – Konser Ratu Pop Arab yang digelar pada 5 November 2025 kemarin sukses mengguncang panggung Istora Senayan Jakarta. Itu merupakan pertama kalinya Nancy Ajram hadir perdana di Indonesia dengan membawakan lagu-lagunya yang viral seperti “Ah W Noss” dan “Ya Tab-tab”.
Ribuan penonton yang hadir secara langsung turut serta memeriahkan malam tersebut. Di balik keseruan konser malam itu, ada satu hal menarik yang membuat publik bertanya-tanya. Mengapa kebanyakan penggemar Nancy Ajram mayoritas para muslimah dengan identitasnya yang sangat kental.
Padahal kita ketahui bahwa dia merupakan penyanyi dari Timur Tengah yang beragama Kristen. Dia bukan sosok muslimah sebagaimana kebanyakan penggemarnya. Selain itu, Nancy Ajram memiliki gaya fashion yang menarik dan cukup terbuka. Sedangkan kebanyakan fansnya adalah mereka dengan pakaian dan hijab yang tertutup.
Beberapa influencer muslimah yang hadir saat itu adalah Veve Zulfikar dan Alma Esbeye yang merupakan pelantun lagu selawat terkenal. Fenomena ini terlihat menentang stereotip akan bagaimana seseorang berperilaku dan bersikap sesuai dengan apa yang ia anut, termasuk sosok yang mereka idolakan.
Citra yang Positif dan Elegan
Nancy Ajram seringkali tampil dengan gaya fashionnya yang sangat modern. Dia memiliki citra sebagai sosok perempuan dengan energi feminin yang lembut. Dia juga tidak segan menunjukkan sisi perempuan yang cukup natural tanpa ia buat-buat.
Dalam berbagai kesempatan, dia selalu tampil dengan menunjukkan kesan yang anggun dan ramah pada orang-orang yang ia jumpai. Ini bisa terlihat saat pertama kali dia sampai di Indonesia dan berjumpa dengan para fansnya saat di bandara dan bundaran HI.
Dia tidak segan menerima ajakan untuk berfoto dari para penggemar, bahkan beberapa dari mereka ada yang mengajak berduet untuk menyanyikan lagunya. Nancy Ajram tampil dengan membawa citra positif dan elegan yang dia miliki tanpa menciptakan jarak bagi orang-orang yang sangat mengaguminya.
Sastra dan Seni yang Indah dalam Lagu-Lagunya
Kebanyakan lagu Nancy Ajram mengusung tema percintaan. Akan tetapi percintaan yang ada dalam lagu tersebut bukanlah cinta buta yang dimiliki kaum perempuan terhadap laki-laki. Lirik indah dalam lagunya menunjukkan kebahagiaan sederhana, kerinduan, dan hubungan yang supportif. Yang mana hal itu justru merepresentasikan cinta yang lembut dan manusiawi tanpa merendahkan derajat kaum perempuan.
Lantunan yang Nancy nyanyikan, memberikan ruang bagi perempuan untuk tetap merasa dan memeluk kelembutan dalam diri di tengah dunia yang sudah banyak mengajarkan untuk terus menekan emosi. Dengan begitu, para penggemar dapat merasakan feminitas yang positif, bukan feminitas yang pasif atau bahkan sebatas objektifikasi.
Struktur syair dalam bahasa Arab yang ia gunakan pun berisi dengan bait-bait pendek ditambah dengan repetisi lembut dan nada minor emosional. Tentunya membuat lagu-lagunya bisa kita resapi dengan ringan. Dalam liriknya juga banyak kita jumpai berbagai majas klasik Arab yang cukup mendalam.
Budaya Timur Tengah yang Cukup Dekat dengan Dunia Islam
Saat kita membahas tentang Islam, kita tidak hanya berfokus pada unsur agama saja. Ada beberapa hal substansial lainnya yang cukup melekat seperti sejarah dan budaya. Nancy Ajram sendiri merupakan penyanyi yang berasal dari Lebanon. Meskipun dia tidak beragama Islam, dia membawakan lagu-lagu berbahasa Arab yang membuat para muslimah merasa ingin terhubung dengan identity pride tersebut.
Bahasa Arab yang ada dalam lirik lagunya tentu memiliki perbedaan dengan bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Namun, hal tersebut tetap menarik mereka yang sedang belajar bahasa Arab karena bagaimanapun belajar bahasa tidak selalu terpaku pada cara-cara yang kaku seperti menghafalkan kosakata ataupun menerjemahkan suatu kalimat.
Mempelajarinya dengan menyanyikan sebuah lagu dan mencoba memahami arti dari setiap liriknya merupakan cara yang cukup menyenangkan dan tidak membuat bosan. Selain unsur bahasa, Timur Tengah memiliki latar belakang historis yang kuat dengan Islam. Negara Lebanon, di mana tempat Nancy berasal, mulai didominasi oleh Islam sejak abad ke-7 Masehi. Hal-hal tersebut memberikan unsur estetika tersendiri yang cukup memikat para penggemarnya.
Menikmati Seni tanpa Menghilangkan Kesadaran Nilai
Para muslimah yang menikmati lagu-lagu Nancy Ajram dan mengidolakannya mampu memahami sejauh mana karya seni bisa mereka konsumsi. Mereka bisa menyukai apa yang dibawa oleh idola mereka tanpa menyetujui semua value yang dimiliki dan mengadopsinya sebagai panutan moral.
Nancy Ajram yang sering tampil dengan gaya berpakaian terbuka tidak serta merta membuat penggemarnya mengikuti hal tersebut secara langsung. Namun mereka tetap mampu mempertahankan gaya berpakaian mereka yang tertutup yaitu dengan balutan gamis dan hijab. Di mana itu cukup menjelaskan kesadaran diri sebagai seorang muslimah.
Seni musik tetap bisa kita nikmati tanpa menghapus value agama dalam diri mereka. Di sisi lain, fenomena ini menunjukkan kedewasaan bahwa seseorang bisa memiliki rasa kagum terhadap idola dengan tetap menjaga batas akan sejauh mana mereka bisa mengikutinya. Karena pada dasarnya, muslimah yang bijak mampu menentukan pilihannya tanpa membiarkan mereka terkontrol sepenuhnya oleh fenomena umum yang sering terjadi di tengah masyarakat.
Menjadi muslimah yang taat bukan berarti pasif dan tidak boleh memilih. Kita sepakat bahwa muslimah bisa mengambil keputusan apa saja selama itu berlandaskan pada prinsip agama dan ilmu pengetahuan. Dalam ranah seni, tentu mereka juga boleh untuk menikmatinya.
Dari fenomena tersebut bisa kita ambil hikmah bahwa Islam tidak pernah membelenggu para pemeluknya. Islam justru sangat menghargai dan menjaga mereka yang menerapkan nilai-nilainya dengan kesadaran penuh. Seni adalah suatu hal yang patut kita apresiasi.
Bahkan kita bisa melihat peran seni dalam lintas zaman mulai dari masa Rasulullah SAW., sahabat, dan wali songo. Seni merupakan salah satu media pendukung dakwah yang cukup efektif karena lebih mudah diterima oleh mereka yang masih asing dengan agama Islam. Di era sekarang di mana Islam sudah terkenal lebih luas, seni bisa kita manfaatkan sebagai alat untuk mempelajari agama lebih dalam.
Menemukan Nilai Kesalingan
Dalam berbagai lirik dari lagu yang Nancy Ajram bawakan itu, menceritakan tentang perempuan dengan perasaannya. Dari sanalah para pendengarnya, terutama perempuan, merasa diberi ruang untuk merayakan keindahan diri. Lirik tentang percintaan yang ada pada lagunya tidak ada unsur manipulasi ataupun objektifikasi sama sekali.
Sebaliknya, bait-bait yang ia lantunkan mengajarkan akan hubungan yang sehat dan saling memberi rasa aman. Feminitas yang melekat dalam persona Nancy Ajram dan lagu-lagunya bukanlah sensualitas eksplisit. Namun itu menyampaikan pesona khas budaya Arab yang menghargai kelembutan dan kehangatan pada diri perempuan.
Energi feminin mampu menerima dan meregulasi emosi sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Karya dari ratu pop Arab tersebut juga mengajarkan bahwa hubungan dan cinta yang sehat tidak tentang seberapa kuat seseorang mendominasi pasangannya. Tetapi adalah hubungan yang saling mendukung dan bisa memberikan rasa aman satu sama lain. []












































