• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengapa Perempuan sering Dibebankan dengan Kerja-kerja Domestik?

Dalam Islam relasi suami dan istri sebaiknya harus mereka bangung dengan kesalingan (mubadalah) dan kerjasama.

Ratu Mawaddah Ratu Mawaddah
06/01/2024
in Personal
0
Kerja Domestik

Kerja Domestik

651
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam realitas kehidupan dalam keluarga kita, terutama dalam kerja-kerja domestik, masih banyak, orang-orang yang menempatkan perempuan atau ibu sebagai tanggung jawab utama untuk mengerjakan semua pekerjaan tersebut.

Misalnya, hal ini yang masih dialami oleh teman saya yang telah berkeluarga. Ya dia adalah Munah dan Nono (nama samaran). Saat aku berkunjung ke rumahnya, aku perhatikan dari semua praktik kerja domestik justru banyak dikerjakan oleh istrinya.

Mulai dari ngurus bayinya, memasak, hingga beres-beres rumah (nyapu, ngepel, dan nyuci baju) semua dilakukan oleh Munah. Sedangkan yang dilakukan oleh Nono, dia hanya duduk nyantai sambil ngopi dan merokok.

Bagi saya, realitas demikian sebetulnya tidak terjadi di keluarga Munah dan Nono. Melainkan masih banyak keluarga lainnya yang selalu menempatkan perempuan setelah menikah, tugas mereka ya sumur, dapur dan kasur. Karena itu, menurut saya apa yang menimpa Munah adalah salah satu bentuk ketidak adilan gender.

Seperti dalam mata kuliah gender, Ibu Nurul Bahrul Ulum pernah menjelaskan bahwa semua pekerjaan domestik itu menjadi tugas bersama, laki-laki dan perempuan. Tidak boleh ada yang saling menguasai dan mendominasi. Karena ruang domestik, ya ruang bersama, laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Bahkan saya ingat betul jika perempuan mengerjakan semua perkerjaan rumah tangga bahkan sampai ia juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Maka hal tersebut masuk sebagai salah bentuk ketidak adilan gender, yaitu beban ganda.

Oleh sebab itu, jika kita hanya membiarkan ini semua terjadi. Maka jangan salahkan apabila ketimpangan dalam kerja domestik hingga saat ini masih terus perempuan rasakan.

Para perempuan kerap tidak menyadari bahwa saat ia melakukan kerja domestik dan juga melakukan kerja publik, itu sesungguhnya para perempuan sedang mengalami relasi yang timpang, atau tidak adil.

Pandangan Islam

Padahal, di dalam Islam relasi suami dan istri sebaiknya harus mereka bangung dengan kesalingan (mubadalah) dan kerjasama.

Bahkan, dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw pernah menyampaikan bahwa seluruh pekerjaan domestik adalah tanggung jawab bersama, suami dan istri.

Tugas pekerjaan domestik yang menjadi tanggung jawab bersama, suami dan istri itu merujuk pada teks hadis yang Aswad bin Yazid riwayatkan. Isi hadis tersebut sebagai berikut:

Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ra. mengenai apa yang Nabi Muhammad Saw perbuat di rumah. Aisyah menjawab, “Beliau selalu membantu keluarganya. Ketika datang waktu shalat, beliau bergegas pergi untuk melaksanakan shalat.” (Shahih al-Bukhari).

Teks ini, menurut Kiai Faqihuddin Abdul Kodir seperti di dalam buku 60 Hadis Shahih, bercerita tentang sisi kehidupan Nabi Muhammad Saw yang tidak segan-segan untuk ikut melakukan kerja-kerja rumah tangga.

Oleh sebab itu, bagi Munah dan Nono, yang perlu kalian ingat bahwa laki-laki muslim yang mulia adalah yang ikut melakukan kerja-kerja layanan di dalam rumah. Ini adalah pekerjaan dan sunnah Nabi Muhammad Saw.

Alangkah bahagianya, jika prinsip kesalingan antara suami istri praktikkan untuk melayani, baik di dalam maupun luar rumah. Tentu saja, hal yang paling prinsip adalah komunikasi dan saling pengertian, bukan tentang teknis pekerjaan apa yang keduanya bagikan. []

Tags: BebandomestikKerja-kerjaMengapaperempuan
Ratu Mawaddah

Ratu Mawaddah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version