Mubadalah.id – Kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan adalah hal yang sangat penting dalam membangun negara yang stabil dan sejahtera. Namun, kondisi Indonesia saat ini menunjukkan bahwa kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan masih rendah. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, termasuk korupsi, nepotisme, dan penggunaan kekuasaan yang tidak bijak.
Baru-baru ini, kenaikan pajak, respon pejabat yang terkesan angkuh, kenaikan tunjangan pejabat, dan tindakan represif aparat menghadapi para pendemo semakin memperburuk situasi. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang dapat meneladani kesederhanaan dan keadilan Umar bin Khattab.
Krisis Kepercayaan Rakyat
Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai permasalahan yang mempengaruhi kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan. Kenaikan pajak yang tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan publik telah menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Respons sebagian pejabat yang terkesan angkuh dan tidak peduli dengan aspirasi rakyat juga memperburuk situasi. Hal ini membuat rakyat merasa bahwa kepentingan mereka bukanlah prioritas. Selain itu, kenaikan tunjangan pejabat yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi rakyat telah menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan.
Tindakan represif aparat menghadapi para pendemo juga menjadi perhatian serius, karena dapat membatasi ruang demokrasi dan mengancam hak-hak rakyat untuk menyampaikan pendapat.
Masih banyaknya kasus korupsi yang belum terselesaikan dan tidak adanya transparansi dalam penggunaan anggaran negara juga menjadi faktor penyebab rendahnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan. Semua permasalahan ini telah memperburuk situasi dan membuat rakyat semakin tidak percaya terhadap pemerintahan.
Di tengah kesulitan ekonomi yang dialami oleh banyak rakyat, beberapa pejabat menunjukkan gaya hidup yang mewah dan memamerkan kekayaan mereka di media sosial (flexing). Hal ini menimbulkan kesan bahwa pejabat tidak peduli dengan kesulitan rakyat dan hanya memikirkan kepentingan pribadi. Perilaku seperti ini dapat memperlebar kesenjangan antara pejabat dan rakyat, serta memperburuk citra pemerintahan.
Jika Kepercayaan Rakyat Rendah..
Kepercayaan rakyat yang tinggi sangat penting bagi stabilitas dan kesejahteraan negara. Ketika rakyat percaya pada pemerintahannya, mereka akan lebih cenderung untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah dan berpartisipasi dalam proses pembangunan negara. Hal ini dapat membuat pemerintah lebih efektif dalam membuat kebijakan dan mengelola negara.
Namun, jika kepercayaan rakyat rendah, maka ada beberapa dampak yang signifikan bagi negara,
Pertama, ketidakstabilan politik karena rakyat tidak lagi percaya pada kemampuan pemerintah untuk memimpin negara.
Kedua, protes dan demonstrasi yang dapat mengganggu ketertiban umum dan keamanan negara.
Ketiga, pemerintah kehilangan legitimasi. Hal ini dapat membuat pemerintah kesulitan untuk membuat kebijakan yang efektif dan dapat diterima oleh rakyat.
Keempat, menghambat pembangunan Negara karena investor dan masyarakat tidak lagi percaya pada kemampuan pemerintah untuk mengelola negara. Pada akhirnya ini akan menyebabkan kemacetan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan.
Mengapa Negara Harus Mengembalikan Kepercayaan Rakyat?
Mengembalikan kepercayaan rakyat sangat penting bagi negara. Dengan mengembalikan kepercayaan rakyat, pemerintah dapat meningkatkan stabilitas politik, menghindari konflik yang dapat mengganggu ketertiban umum, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Negara. Sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah dapat lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Selain itu, dengan dukungan kepercayaan rakyat, pemerintah akan memiliki legitimasi dan otoritas, sehingga dapat membuat keputusan yang efektif dan dipercaya oleh rakyat. Dengan demikian, pemerintah dapat mengelola negara dan membuat kebijakan yang lebih efektif, yang pada akhirnya membawa manfaat bagi negara dan masyarakat.
Teladan Kesederhanaan dari Umar bin Khattab
Banyak kisah teladan dari para khalifah dalam hal kepemimpinan. Salah satunya adalah kisah Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, yang tidak mau menggunakan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi.
Pada suatu malam, Umar bin Khattab sedang berjalan-jalan di sekitar kota Madinah untuk memantau keamanan dan kesejahteraan rakyatnya. Ketika itu, ia melihat cahaya lampu yang masih menyala di kantornya. Ia penasaran dan ingin tahu siapa yang masih bekerja di kantor pada malam hari.
Ketika ia memasuki kantor, ia melihat anaknya, Abdullah bin Umar, sedang berbicara dengan seseorang di bawah cahaya lampu kantor. Umar bin Khattab kemudian bertanya kepada anaknya apa yang sedang mereka bicarakan. Abdullah bin Umar menjawab bahwa mereka sedang membicarakan tentang kepentingan pribadi.
Umar bin Khattab kemudian meminta anaknya untuk keluar dari kantor dan mematikan lampu kantor, karena ia tidak ingin menggunakan fasilitas negara untuk membicarakan kepentingan pribadi. Ia ingin menunjukkan bahwa sebagai khalifah, ia harus menggunakan fasilitas negara hanya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.
Mengembalikan Kepercayaan Rakyat dengan Teladan Kesederhanaan Umar bin Khattab
Dari kisah Umar bin Khattab, kita dapat belajar bahwa para pemimpin harus menggunakan fasilitas negara dengan bijak dan tidak menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
Seyogyanya, pemimpin atau pejabat bisa menjaga integritas dan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak kepercayaan rakyat. Integritas yang dimaksud adalah menjadi konsisten dalam tindakan dan keputusan, tidak melakukan korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan, tidak memamerkan kekayaan atau gaya hidup mewah, dan selalu berusaha untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan merespons kebutuhan mereka.
Saya percaya bahwa jika kita semua -pemerintah maupun rakyat- mau mengamalkan nilai-nilai kesederhanaan dan integritas dalam kehidupan sehari-hari, maka kita dapat membangun negara yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera. []