Mubadalah.id – Berdasarkan artikel sebelumnya “Mengenali Helicopter Parenting terhadap Perkembangan Anak (Part I)” terkait pengertian, ciri serta dampak overparenting terhadap perkembangan anak, jelas sekali memberikan penyadaran bagi para orang tua ataupun calon orang tua akan pentingnya pemahaman overparenting atau yang kita kenal juga dengan istilah helicopter parenting.
Maka untuk menghindari perilaku tersebut Ibu Pritta Tyas Pangestuti di akhir video parentalk.id memberikan tips yang bisa orang tua lakukan. Supaya para orang tua tetap optimal dalam pengasuhan bagi buah hati tercinta. tipos itu antara lain:
Pertama, berikan anak kepercayaan, mom and dan percayalah bahwa anak membutuhkan waktu untuk eksplorasi, belajar dan berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi ketika anak bermain sesuatu jangan terburu-buru untuk menawarkan bantuan kecuali jika mereka sudah frustasi menghadapi kesulitannya.
Ciptakan Lingkungan Rumah Ramah Anak
Kedua, menyetting lingkungan rumah supaya segala aktivitas yang dilakukan anak bisa ia lakukan sendiri dan minim akan bantuan. Misal simpan segala barang barang yang anak gunakan di tempat yang ia bisa raih atau lakukan. Contoh simpan baju, handuk , sikat giginya atau kebutuhan pribadi lain anak di tempat yg sekiranya bisa ia jangkau dengan aman sehingga dalam melakukan rutinitas mereka minim atau tidak butuh bantuan mom and dad.
Ketiga, beri anak tanggungjawab seperti pekerjaan rumah, misal jika anak sudah memasuki usia 2 sampai 3,5 tahun sudah mulai bisa orang tua belikan sapu kecil atau lap kecil sehingga jika anak menumpahkan sesuatu sehingga kotor maka ia bisa membersihkannya dengan bimbingan parents juga.
Ajari mereka untuk bagaimana membersihkan dengan menggunakan sapu. Atau ajari anak melap air yang ia tumpahkan dengan tidak menginjak air yang tumpah. Lalu beri ia pengertian hal tersebut agar ia tidak terjatuh dan lain sebagainya. Dengan langkah-langkah ini, kita mengajarkan anak agar besrikap mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri mereka.
Keempat, beri kesempatan anak bersosialisasi dengan resiko anak akan berkonflik, ketika berkonflik/berantem dengan teman misal ketika mainannya direbut, ketika main tidak mau gantian, atau mungkin ada temannya yang pukul punggungnya dll, maka sebagai orang tua tugasnya bukan menarik anak supaya menghindari konflik. Akan tetapi bekali anak untuk supaya ia mampu dan berani menghadapi konflik.
Bekali Anak Berani Hadapi Konflik
Misal bekali anak dengan nasihat contoh katakan nak, dek, atau kakak jika di sekolah ada teman yang pukul kamu, langsung bilang yah ke ibu guru. Jadi dari situ anak belajar jika ada sesuatu yang membahayakan atau mengancamnya di sekolah maka semestinya ia lapor kepada pihak yang berwenang di tempat itu (guru). Jangan katakan jauhi dia jangan berteman lagi dengan dia itu malah tidak memberikan solusi, dan anak tidak belajar seharusnya yang ia lakukan pada saat menghadapi konflik.
Mom and dad, anak Ibarat tanaman kecil yang harus tumbuh dengan nutrisi, cahaya matahari, serta air yang cukup. Sehingga tanpa harus kita menjaga dan menutup tanaman dengan rapat agar tidak ada yang menginjak. Artinya parents tidak terlalu over dalam hal pengasuhan terhadap anak.
Jadi, biarkan anak tumbuh dengan baik, seperti halnya tanaman beri ia asupan nutrisi untuk tumbuh sebagaimana mestinya. Yakni dengan cara memberikan stimulasi yang cocok bagi anak. Kita biarkan anak bereksplorasi, mandiri, termasuk untuk gagal. Sehingga dengan demikian anak akan tumbuh dengan akar yang kuat atau kepribadian yang kuat. Happy and enjoy your parenting yaaa parents! []